Masjid Berjalan, Inovasi Jepang yang Bakal Diproduksi di Indonesia

ZETIZENS.ID – Jepang memang selalu terdepan kalau masalah inovasi. Terbaru, perusahaan asal Jepang menghadirkan Masjid Berjalan yang konon katanya bakal diproduksi di Indonesia.
Laman Malangraya menulis, Masjid Berjalan (Mobile Mosque) inovasi perusahaan Jepang, Yasu Project, direncanakan bakal diproduksi dan dikirim ke berbagai wilayah di dunia, termasuk Indonesia.
“Kita harus hidup berdampingan dan harmonis, dan masjid keliling ini adalah bagian dari gagasan tersebut. Kami ingin menjembatani Jepang dan dunia Islam,” terang CEO Yasu Project, Inoue Yasuharu.
Ia melanjutkan, beberapa daerah yang menjadi sasarannya meliputi tempat-tempat seperti Yaman, Irak, Gaza dan Afrika, serta daerah-daerah yang rawan bencana alam seperti Indonesia.
Nantinya, produksi akan dibuat lebih ramping dengan kapasitas 25 jemaah, sesuai kebutuhan lokal. Untuk membuat satu unit masjid berjalan ini, diperkirakan membutuhkan anggaran mencapai Rp13 miliar, dengan opsi pembelian atau penyewaan.
“Kami setuju membantu proyek ini dan membentuk dana bersama,” timpal CEO Relive, Sasaki Takashi.
Menurut pihak Yasu Project, mereka telah beroperasi di Timur Tengah sejak 2014. Sementara itu, jumlah fasilitas masjid di Jepang masih kurang, sehingga mereka berinisiatif membangun salah satu masjid keliling terbesar di dunia.
Masjid ini dipresentasikan di Jepang pada 2018 dan lantas menyebar ke seluruh dunia. Mereka juga sempat mengadakan konferensi pers di Jakarta, dengan populasi Muslim terbesar.
Berbentuk truk besar dengan sisi-sisinya dapat dibuka dengan sistem otomatis, masjid berjalan ini lantas bertransformasi menjadi ruang salat seluas kira-kira 48 m2, yang mampu menampung 50 orang jemaah.
Untuk Wisatawan
Laman RRI menyebut, proyek ini dimulai pada 2018 oleh Yasuharu Inoue, CEO Yasu Project Co., Ltd., dengan tujuan awal untuk menyediakan fasilitas ibadah bagi wisatawan Muslim selama Olimpiade Tokyo 2020.
“Tujuan utama kami adalah menciptakan ruang ibadah yang bisa hadir di mana pun, terutama di tempat yang sulit dijangkau atau tidak memiliki masjid permanen,” ujar Inoue dalam wawancara dengan Arab News Japan.
Seiiring berjalannya waktu, proyek ini berkembang menjadi misi yang lebih besar untuk mendukung perdamaian dan memberikan kenyamanan ibadah bagi umat Muslim di berbagai penjuru dunia.
Masjid berjalan ini berbentuk truk besar yang sisi-sisinya dapat dibuka dengan sistem otomatis yang kemudian membentuk ruang salat seluas 48 meter persegi. Ruangan ini dapat menampung hingga 50 orang jamaah.
Fasilitas Masjid berjalan ini memiliki fasilitas lengkap dan canggih seperti ruang wudhu, pendingin udara, generator listrik 10 KVA, serta sistem leveling otomatis untuk menjaga lantai tetap rata saat digunakan.
Proses pembukaan masjid hanya memakan waktu sekitar lima menit, dan truk ini dilapisi dengan cat insulasi GAINA yang biasa digunakan pada roket luar angkasa untuk menjaga suhu di dalamnya tetap nyaman di segala kondisi cuaca.
Setelah diperkenalkan pada Rugby World Cup Jepang 2019 dan Olimpiade Tokyo 2020, masjid ini kembali menarik perhatian pada 2025, saat dipamerkan di Tokyo Tower.
Mobile Mosque dianggap sebagai simbol keramahan Jepang (omotenashi) dan penghormatan terhadap keberagaman agama, yang mendapat sambutan positif dari diplomat negara-negara Islam.
Selanjutnya, Yasu Project merencanakan produksi Mobile Mosque di Indonesia. Produksi akan dibuat lebih ramping dengan kapasitas 25 jamaah, sesuai kebutuhan lokal.
Biaya pembuatan satu unit diperkirakan mencapai Rp13 miliar, dengan opsi pembelian atau penyewaan. Proyek ini diharapkan dapat memperluas manfaat inovasi ini di Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, serta memperkuat hubungan antarbudaya dan perdamaian global.
Mobile Mosque bukan sekadar kendaraan ibadah, tetapi juga simbol bagaimana teknologi dapat mendukung toleransi dan perdamaian antarumat beragama, sekaligus menunjukkan bahwa inovasi dapat mempererat hubungan antarmanusia di tengah keberagaman global. (Zee)







