Nusantara

Alih Wahana Manuskrip Babad Banten Dimulai, Libatkan Ahli Bidang Pedalangan dan Pelestari Sastra Lisan

ZETIZENS.ID – Kegiatan alih wahana manuskrip Babad Banten resmi dimulai dengan agenda utama mentransformasikan naskah klasik ke dalam bentuk pertunjukan seni.

Selama dua bulan ke depan, proses alih wahana akan dilaksanakan secara bertahap, dengan melibatkan lima orang ahli dan narasumber serta pelestari sastra lisan.

Tradisi lisan seperti macasyekh, beluk, dzikir saman, dan wayang golek akan menjadi bahan dasar dalam menciptakan format baru yang bertujuan melestarikan sastra klasik, khususnya manuskrip Babad Banten.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Komunitas Wayang Nganjor Indonesia yang dikhususkan kepada para seniman dan komunitas sastra dan pertunjukan, dengan total 30 partisipan yang dipilih melalui undangan.

Para peserta akan berpartisipasi dalam lokakarya yang mendalam, mempelajari proses transformasi sastra klasik menjadi bentuk pertunjukan yang lebih relevan untuk generasi muda, tanpa kehilangan esensi historisnya.

Sejumlah peserta yang berasal dari berbagai latar belakang sastra dan seni berbagi kesan mereka setelah mengikuti tahap awal kegiatan ini.

Armin, seorang seniman pedalangan dari Pandeglang menyatakan, kegiatan ini memberikan perspektif baru dalam melestarikan tradisi sastra lisan.

“Saya merasa terlibat secara mendalam dalam upaya pelestarian budaya, terutama ketika menggabungkan tradisi beluk dengan pendekatan modern pertunjukan. Ini membuka mata saya tentang bagaimana sastra klasik masih bisa hidup dalam bentuk yang berbeda,” ujar Armin.

Ki Dalang Wawan Ajen, salah satu narasumber, mengungkapkan bahwa kegiatan ini tidak hanya menarik dari segi pelestarian, tetapi juga dari segi inovasi seni.

“Babad Banten, sebagai bagian penting dari sejarah lokal, mendapatkan interpretasi baru melalui medium pertunjukan. Ini memberikan banyak peluang bagi pelestarian dan pengajaran kepada generasi muda yang tidak begitu akrab dengan naskah klasik,” katanya.

Kolaborasi ini bertujuan tidak hanya untuk menciptakan pertunjukan kolaboratif, tetapi juga menghasilkan naskah pertunjukan yang inovatif berdasarkan Babad Banten.

Hasil dari alih wahana ini akan didokumentasikan dalam bentuk audio visual yang dapat digunakan sebagai referensi pembelajaran, pelestarian, serta bahan dasar penciptaan seni pertunjukan yang baru.

Selain itu, inisiatif ini juga mengusung misi utama untuk melibatkan generasi muda dalam proses pelestarian budaya, dengan harapan mereka dapat melanjutkan upaya menjaga kekayaan sastra klasik di Banten.

Pertunjukan yang dihasilkan nantinya akan menampilkan perpaduan antara elemen-elemen tradisional dan modern, menjadikannya menarik bagi berbagai kalangan, khususnya kaum milenial.

Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat eksistensi sastra klasik dalam dunia modern, serta mengangkat kembali warisan budaya Banten melalui pendekatan seni pertunjukan yang inovatif. (Miftah)

Tulisan Terkait

Back to top button