Edu

Dari Kulit Sampai Renyah

Tur dan Belajar Langsung Proses Produksi ke Pabrik Kerupuk Kulit Tradisional Bu Ulyanah Panancangan

ZETIZENS.ID – Pada Selasa, 22 Juli 2025 lalu, Kelompok 4 Tematik Keuangan Digital QRIS dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten melaksanakan kunjungan ke salah satu pelaku usaha mikro di Kota Serang, yaitu Kerupuk Kulit Bu Ulyanah yang berlokasi di Kelurahan Panancangan, Kecamatan Cipocok Jaya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pendampingan dan edukasi dalam rangka meningkatkan literasi keuangan digital di kalangan pelaku UMKM.

Dalam kunjungan ini, kelompok 4 kukerta tematik QRIS terjun langsung untuk menyaksikan dan belajar langsung cara membuat kerupuk kulit yang khas dan juga unik, sembari melihat proses yang sedang dilakukan, kelompok 4 memberikan sosialisasi terkait pemanfaatan QRIS sebagai metode pembayaran yang mudah, efisien, dan aman baik bagi pelaku usaha maupun konsumen.

Usaha Bu Ulyanah sudah berjalan selama bertahun-tahun dan dikenal luas karena cita rasa kerupuk kulitnya yang khas dan proses produksinya yang masih dilakukan secara tradisional. Yuk ikutin tahap-tahap pembuatan kerupuk kulitnya.

Pertama-tama, kulit sapi atau kerbau direbus dengan api kecil sembari diaduk agar tidak gosong.

Setelah itu, bulu-bulu yang menempel dikerik satu per satu, kemudian direbus kembali sampai tekstur kulit sedikit mengeras.

Kemudian bagian gajih atau lemaknya dibuang agar bisa mengembang. Karyawan di situ mengatakan bahwa lemak atau gajihnya juga bisa dijual kembali.

“Kulit yang sudah bersih kemudian dibakar kembali untuk menghilangkan bulu halus yang tersisa. Setelah benar-benar bersih, kulit dipotong kecil berbentuk persegi dan dijemur di bawah sinar matahari kurang lebih 2 hari jika cuacanya cerah atau menggunakan oven untuk efisiensi waktu dan jika cuaca tidak mendukung dengan waktu sekitar 4-5 jam,”ujar Rifki, cucu dari Bu Ulyanah yang juga aktif membantu proses produksi.

Selanjutnya, kulit yang telah kering akan melalui proses yang disebut labu, yaitu digoreng sampai setengah matang sebanyak 10 kali dalam waktu yang cukup lama dengan api panas. Proses ini berlangsung sekitar satu jam dan disesuaikan dengan tekstur kulit.

“Kalau kulit mulai sedikit mengembang baru diangkat, ditunggu sampai minyaknya turun, lalu proses pelabuan diulang lagi. Setelah itu baru masuk ke tahap penggorengan akhir, kemudian di packing ada yang per kilo dan ada juga yang eceran,” ujar Rifki.

Usaha ini dikerjakan oleh lebih 2-3 orang tenaga kerja, dan jumlah pekerja biasanya bertambah saat musim ramai seperti bulan Ramadan dan bulan Haji, karena permintaan meningkat drastis.

“Kalau bulan puasa atau menjelang Idul Adha, pesanan bisa naik berkali lipat. Jadi kita tambah orang untuk bantu,” lanjut Rifki.

Dalam rangka mendukung perkembangan usaha tradisional ini, mahasiswa Kukerta Tematik Keuangan Digital QRIS memperkenalkan sistem pembayaran non-tunai berbasis digital.

“Kami dari kelompok 4 KUKERTA Tematik QRIS sengaja berkunjung ke pabrik kerupuk kulit untuk bisa menelurusi dan belajar langsung cara pembuatan kerupuk kulit seperti apa, sekaligus memperkenalkan sistem pembayaran digital QRIS,” ujar Tialika, anggota kelompok 4 yang ikut terjun langsung.

“Ternyata di balik kerupuk kulit, ada tahap pembuatan yang sulit. Cara pembuatannya butuh tenaga banyak dan waktu yang lama, tidak semudah itu,” lanjut Tialika.

Hizra selaku anggota kelompok juga mengatakan bahwa, “Saya ikut belajar memotong kulit sapi yang akan digoreng. Ternyata, membutuhkan feeling yang kuat, karna kalau tidak akan mengakibatkan risiko tinggi karena masih menggunakan alat tajam manual.”

Dengan adanya kunjungan ini, menjadikan sebuah pengalaman baru bagi kelompok 4 dan diharapkan pelaku UMKM seperti Bu Ulyanah dapat lebih siap menghadapi era digital melalui pemanfaatan sistem pembayaran non-tunai.

Mahasiswa juga berharap kegiatan ini dapat menjadi jembatan antara keuangan digital dan pertumbuhan ekonomi sektor mikro di wilayah Banten, sehingga pelaku usaha tradisional tidak tertinggal dan dapat berkembang seiring kemajuan zaman. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button