Ini Alasan Kenapa Cara Jalan Paskibra Sekarang Berbeda dari Sebelumnya

ZETIZENS.ID – Di media sosial lagi ramai membahas cara jalan alias baris-berbaris pasukan pengibar bendera Paskibra Paskibraka yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Video cara jalan banyak di-compare.
Hendra Fahrizal yang menulis di laman Kompasiana membahas, Paskibraka adalah para pasukan pengibaran dan penuruan bendera di Istana Negara Jakarta setiap tanggal 17 Agustus, yang dilaksanakan sejak tahun 1967. Terdiri dari perwakilan siswa SMA sederajat dari seluruh provinsi di Indonesia.
Nah, ejak tahun 2020, cara melangkah para anggota paskibraka ini telah berubah?
Hingga tahun 2019, para paskibraka melangkahkan kaki dan mengayunkan tangan secara beriringan alias benar-benar serentak. Serentak saat mulai digerakkan, dan serentak diakhiri.
Namun kemudian, cara ini berubah. Mereka mengayunkan kaki lebih dulu, namun tidak segera ikut mengayunkan tangan.
Tangan lebih terlihat dihentak daripada diayun. Sehingga dengan demikian, gerakan tangan akan lebih cepat. Untuk memadukannya, kaki diayun lebih dulu. Setelah kaki setengah mengayun, baru tangan dihentak ke atas.
Cara ini membuat kelihatan ayunan kaki dan tangan tidak lagi sinkron. Tapi akhir ayunan dari kaki dan tangan tetap tiba dengan serentak.
Pertama melihatnya memang rada aneh, tapi kemudian cara ini terlihat lebih menarik dan beda. Setidaknya, dengan pola ini baris berbaris menjadi lebih sulit dari yang orang bayangkan.
Hal lainnya, tempo melangkah para anggota paskibraka juga sedikit lebih lambat dari biasa.
Pun demikian, tempo berjalan pada anggota paskibraka saat bertugas tahun 2010 ke atas juga masih lebih lambat ketimbang era sebelumnya. Tahun 1990an, para paskibraka berjalan lebih cepat.
Walaupun berubah sejak 2020, namun masyarakat baru menyadarinya saat ini. Ini karena waktu itu anggota pengibar bendera di Istana hanya 3 orang, akibat pandemi.
Pengibar dan penurun bendera hanya melibatkan seorang perempuan pembawa bendera, dan dua laki-laki yang bertugas membentangkan bendera dan penggerek.
Formasi 80
Untuk formasi jalan Paskibraka tahun ini berbeda karena adanya perubahan formasi yang lebih artistik dan modern, seperti yang terlihat pada tahun 2025 yang membentuk angka 80, serta adanya evolusi dalam teknik dan estetika gerakan Paskibraka yang lebih fleksibel dan mengikuti perkembangan zaman, bukan hanya berdasarkan standar klasik yang kaku.
Perubahan Formasi dan Estetika
Pada 2025, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) memperlihatkan formasi baru yang membentuk angka 80 sebagai simbol usia kemerdekaan Indonesia.
Gerakan yang terlihat lembut dan bervariasi ini merupakan hasil dari pelatihan dengan pendekatan yang lebih artistik dan teknis, yang memberikan variasi visual dan mencegah kebosanan.
Perubahan ini menunjukkan dinamika dalam dunia pelatihan dan protokoler nasional, di mana gerakan Paskibraka terus berevolusi dalam hal estetika, teknik, maupun filosofi gerakan.
Gaya gerakan yang baru lebih mengarah pada fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi dengan perkembangan zaman, berbeda dengan gaya klasik yang lebih tegas dan seragam.
Perubahan ini memicu berbagai respons dari publik, ada yang mengapresiasi inovasi dan ada pula yang merasakan ketidaksesuaian dengan ekspektasi mereka terhadap gerakan.
Terlepas dari bentuk gerakannya, Paskibraka tetap menjadi simbol semangat dan kedisiplinan generasi muda Indonesia. (Zee)