Finance

2025, Sektor Jasa Keuangan di Wilayah DKI Jakarta dan Banten Tumbuh Resilien dan Terjaga

ZETIZENS.ID – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) mencatat kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah DKI Jakarta dan Banten hingga akhir Maret 2025 tumbuh, stabil, dan terjaga.

Stabilitas dan ketahanan sektor jasa keuangan di wilayah Jabodebek dan Banten
tercermin dari kinerja positif industri Perbankan, Pasar Modal, dan Industri Keuangan Non-Bank, yang turut didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan keuangan daerah
serta intensifnya upaya edukasi dan perlindungan konsumen.

Perkembangan Perbankan Regional

Per Maret 2025, kinerja sektor perbankan di wilayah DKI Jakarta dan Banten
menunjukkan pertumbuhan positif, tercermin dari peningkatan fungsi intermediasi
serta kualitas kredit yang tetap terjaga.

Di wilayah DKI Jakarta, total penyaluran kredit atau pembiayaan mencapai
Rp4.032,17 triliun, tumbuh sebesar 10,88 persen (yoy) dengan tingkat Non Performing
Loan (NPL) yang terjaga pada angka 1,70 persen, yang mencerminkan penerapan
prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang efektif.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) di wilayah ini juga mengalami pertumbuhan
sebesar 4,65 persen (yoy) sehingga menjadi Rp4.794,44 triliun yang mencerminkan
tingginya kepercayaan masyarakat dan kondisi likuiditas yang stabil.

Begitu pula pada sektor perbankan di wilayah Banten, turut mencatatkan kinerja
positif dengan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 4,88 persen (yoy) menjadi
Rp218,63 triliun, dan kualitas kredit yang tetap terkendali pada level 2,90 persen.

Penghimpunan DPK juga tumbuh sebesar 7,75 persen (yoy) menjadi Rp302,42 triliun.
Capaian ini menunjukkan bahwa sektor perbankan di kedua wilayah tersebut terus
menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

Di wilayah DKI Jakarta, Sektor Industri Pengolahan menjadi sektor dengan
penerimaan fasilitas kredit/pembiayaan tertinggi, yaitu sebesar 18,94 persen. Hal ini
sejalan dengan kontribusinya yang signifikan dalam perekonomian daerah, yakni
sebesar 11,49 persen terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI
Jakarta.

Kondisi ini mencerminkan bahwa perbankan memiliki fokus pembiayaan pada sektor
strategis yang memiliki daya ungkit tinggi terhadap penciptaan nilai tambah dan
penyerapan tenaga kerja.

Sektor-sektor lainnya yang turut menerima pembiayaan besar adalah sektor perdagangan besar dan eceran serta sektor perantara keuangan, dengan share masing-masing sebesar 10,52 persen dan 10,48 persen.

Sementara itu, di wilayah Banten, penyaluran kredit didominasi oleh kredit/pembiayaan untuk kepemilikan rumah tinggal dengan persentase sebesar 31,83 persen, disusul oleh kredit/pembiayaan untuk kepemilikan peralatan rumah tangga lainnya serta kredit/pembiayaan untuk perdagangan besar dan eceran masing-masing sebesar 15,14 persen dan 11,98 persen.

Meskipun terdapat peningkatan fungsi intermediasi dari sisi penyaluran
kredit/pembiayaan Perbankan, terdapat tantangan terbesar dalam menjaga kualitas
kredit di beberapa sektor ekonomi seperti perikanan dan pertambangan.

Minat masyarakat terhadap investasi di industri Pasar Modal terus menunjukkan tren
positif seiring dengan meningkatnya literasi keuangan dan kemudahan akses terhadap
layanan pasar modal, tercermin dari pertumbuhan jumlah Single Investor Identification (SID) dan transaksi produk pasar modal di beberapa wilayah.

Per Maret 2025, jumlah investor di wilayah DKI Jakarta tercatat sebanyak 3,42 juta
atau meningkat signifikan sebesar 119,72 persen (yoy), dengan konsentrasi tertinggi
di Jakarta Pusat yang menyumbang 56,67 persen dari total investor.

Di wilayah Banten, jumlah investor mencapai 819,11 ribu atau tumbuh 8,17 persen (yoy), dengan dominasi investor di Kota Tangerang sebesar 29,97 persen. Peningkatan ini
mencerminkan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam industri Pasar Modal, baik
sebagai instrumen investasi maupun sarana pengelolaan keuangan jangka panjang.

Sepanjang Maret 2024 hingga Maret 2025, nilai rata-rata bulanan transaksi saham di
wilayah DKI Jakarta dan Banten menunjukkan tren fluktuatif yang cenderung positif.

Pada posisi Maret 2025, total nilai transaksi saham di wilayah DKI Jakarta tercatat
sebesar Rp187,86 triliun atau tumbuh 31,59 persen (yoy), didominasi oleh investor di
Jakarta Selatan dengan kontribusi 53,79 persen.

Di wilayah Banten, total nilai transaksi saham mencapai Rp20,46 triliun atau tumbuh 45,30 persen (yoy), dengan Kota Tangerang menyumbang 71,04 persen dari total transaksi saham.

Data ini mengindikasikan semakin meluasnya akses keuangan terhadap produk dan layanan industri Pasar Modal, terutama di wilayah pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
regional.

Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) di DKI Jakarta dan Banten terus menunjukkan
kinerja positif, baik di sektor perusahaan pembiayaan maupun pinjaman daring.

Pada sektor perusahaan pembiayaan, per Maret 2025 piutang pembiayaan di wilayah
DKI Jakarta mencapai Rp96,30 triliun atau tumbuh 3,30 persen (yoy) dengan kualitas
pembiayaan tetap terjaga pada level 3,70 persen. Sementara di wilayah Banten,
piutang pembiayaan menyentuh angka Rp35,68 triliun atau tumbuh 9,56 persen (yoy), dengan rasio Non Performing Financing (NPF) yang masih terjaga pada angka 3,29 persen.

Di sektor pinjaman daring, per Februari 2025, di wilayah DKI Jakarta tercatat 2,64
juta rekening penerima pinjaman aktif dengan outstanding pinjaman mencapai
Rp12,55 triliun atau tumbuh 17,03 persen (yoy), dan tingkat wanprestasi perusahaan
(TWP 90) sebesar 3,21 persen.
Kondisi yang sama juga tercatat di wilayah Banten, dengan penerima pinjaman aktif
yang mencapai 6,03 ribu rekening, outstanding pinjaman tumbuh 18,91 persen (yoy) menjadi Rp6,03 triliun, dan TWP 90 terjaga pada level 2,74 persen. (Hilal)

Hilal Ahmad

Gen Z Enthusiast yang suka menulis apa pun dan bertualang ke mana pun!

Tulisan Terkait

Back to top button