Edu

Studium Generale Prodi PAI UIN SMH Banten, “Implementasi Nilai Ekoteologi Qurani: Bangun Generasi yang Sadar Merawat Bumi

ZETIZENS.ID – Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten menyelenggarakan Studium Generale bertajuk “Implementasi Nilai Ekoteologi Qurani: Bangun Generasi yang Sadar Merawat Bumi” pada Senin, 17 November 2025 bertempat di Aula Lt. 1 FTK A UIN SMH Banten.

Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa PAI yang antusias menggali bagaimana nilai-nilai Al-Qur’an dapat membentuk generasi yang peduli dan bertanggung jawab terhadap kelestarian bumi.

Acara dipandu oleh Master of Ceremony, Tubagus Razif dan Salwa Zharifah Sastra, yang membuka rangkaian kegiatan dengan hangat dan interaktif.

Suasana menjadi khidmat ketika Mulyati membacakan kalām ilāhī, mengingatkan seluruh hadirin pada pesan-pesan Al-Qur’an tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne UIN SMH Banten yang dipimpin oleh dirigen Irma Yanti.

Momen ini tidak hanya menumbuhkan rasa cinta tanah air, tetapi juga menegaskan bahwa kepedulian terhadap lingkungan adalah bagian dari pengamalan nilai kebangsaan dan keislaman.

Dalam sambutannya, Ketua Prodi PAI, Dr. Ina Salma Febriani H., M.A, menegaskan bahwa ekoteologi merupakan tema yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari mahasiswa dan selaras dengan arah kebijakan Kementerian Agama. Ia menyampaikan bahwa nilai-nilai ekologis dalam Islam perlu diinternalisasikan secara nyata, bukan hanya dipahami secara teoritis.

Dr. Ina menekankan bahwa pembahasan ekoteologi Qurani relevan dengan tantangan zaman, di mana isu lingkungan, krisis iklim, dan kerusakan alam semakin terasa dampaknya. Karena itu, penguatan perspektif ekoteologis menjadi penting agar mahasiswa PAI mampu membaca realitas ekologis dengan kacamata Al-Qur’an dan mengintegrasikannya dalam praktik keagamaan, pendidikan, dan kehidupan sosial.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Prof. Dr. H. Subhan, M.Ed, yang sekaligus membuka kegiatan secara resmi.

Dalam arahannya, beliau menegaskan bahwa mahasiswa PAI yang mengikuti kegiatan ini diharapkan dapat menyelesaikan studi tepat waktu, yakni lulus dalam 8 semester, dengan salah satu rekomendasi tema skripsi yang dapat diambil dari berbagai aspek Ekoteologi.

Menurut beliau, tema ini memiliki cakupan pembahasan yang luas, mulai dari tafsir ayat-ayat kauniyah, etika lingkungan, hingga gerakan sosial berbasis nilai Qurani.

Beliau juga mengutip ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang siapa perusak di muka bumi, sebagai pengingat bahwa kerusakan lingkungan sering kali merupakan akibat langsung dari ulah manusia yang lalai, rakus, dan tidak amanah dalam mengelola alam.

Melalui penguatan perspektif ekoteologis, Prof. Subhan berharap lahir generasi mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkesadaran ekologis dan berkomitmen merawat bumi.

Setelah sambutan dan pembukaan resmi, acara dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Yayah Ahyani agar rangkaian kegiatan berjalan lancar dan membawa keberkahan.

Memasuki sesi inti, MC kemudian menyerahkan jalannya acara kepada moderator, Alfiani Nur Aliftia. Moderator membuka sesi dengan menggambarkan urgensi tema ekoteologi di tengah krisis lingkungan global, kemudian membacakan curriculum vitae (CV) para narasumber yang merupakan pasangan suami istri inspiratif dan dikenal sebagai para ahli Ekoteologi.

Narasumber pertama, Prof. Dr. Hj. Nur Afiyah Febriani, M.A, menyampaikan materi bertajuk “Ekologi Berwawasan Gender dalam Perspektif Al-Qur’an dan Pentingnya Membangun Kesadaran Ekologis di Kalangan Mahasiswa.”

Beliau menjelaskan bahwa Al-Qur’an memandang laki-laki dan perempuan sebagai khalifah di muka bumi yang sama-sama memikul tanggung jawab ekologis.

Dengan perspektif gender yang adil, baik perempuan maupun laki-laki memiliki peran strategis dalam gerakan pelestarian lingkungan, baik di ruang domestik, publik, maupun akademik.

Prof. Nur Afiyah juga menekankan bahwa kesadaran ekologis di kalangan mahasiswa harus dibangun melalui integrasi antara pengetahuan, sikap, dan tindakan nyata. Mahasiswa PAI diharapkan tidak hanya memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang alam secara teoritis, tetapi juga mengaktualisasikannya dalam gaya hidup sederhana, hemat energi, mengurangi sampah, dan aktif dalam kampanye lingkungan di kampus.

Materi kedua disampaikan oleh Dr. H. Badru Tamam, Lc., M.A, yang mengulas tentang pengertian Ekoteologi, hak alam, hak manusia terhadap alam, serta kewajiban manusia kepada alam. Beliau menjelaskan bahwa Ekoteologi Qurani adalah cara pandang teologis yang memposisikan alam bukan sekadar objek eksploitasi, tetapi sebagai amanah dan tanda-tanda (āyāt) Allah yang harus dihormati.

Dalam pemaparannya, Dr. Badru menegaskan bahwa alam memiliki hak-hak yang harus dijaga, seperti hak untuk tidak dirusak, hak untuk tidak diperlakukan secara zalim, dan hak untuk dipelihara keseimbangannya.

Demikian pula manusia memiliki hak untuk memanfaatkan alam, tetapi hak tersebut selalu melekat dengan kewajiban untuk menjaga, melindungi, dan tidak melampaui batas.

Beliau menyoroti kecenderungan manusia yang sering menuntut hak–ingin menikmati hasil alam, fasilitas modern, dan kenyamanan hidup–namun melupakan kewajiban untuk merawat dan mengembalikan kebaikan kepada alam.

“Manusia itu sering ingat haknya, tapi lupa kewajibannya. Padahal, dalam perspektif Qur’an, hak dan kewajiban itu tidak bisa dipisahkan. Kalau kita hanya menuntut hak tanpa menunaikan kewajiban, di situlah awal kerusakan,” tegasnya.

Melalui pemaparan kedua narasumber, para peserta diajak untuk merefleksikan kembali relasi manusia dengan alam dari perspektif teologis.

Ekoteologi tidak hanya berbentuk wacana akademik, tetapi menjadi kerangka nilai yang menuntun perilaku sehari-hari: mulai dari cara mengonsumsi, mengelola sampah, hingga sikap terhadap kebijakan lingkungan di sekitar.

Studium Generale ini diakhiri dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang berlangsung dinamis. Mahasiswa PAI tampak antusias mengajukan pertanyaan seputar implementasi nilai Ekoteologi di lingkungan kampus, peluang penelitian skripsi bertema lingkungan, hingga strategi dakwah berbasis isu ekologis.

Melalui kegiatan ini, Prodi PAI UIN SMH Banten berharap lahir generasi mahasiswa yang Qur’ani, kritis, dan berkesadaran ekologis, yang mampu menjadi motor penggerak gerakan peduli lingkungan di tengah masyarakat.

Studium Generale ini menjadi bukti bahwa literasi Islam, pendidikan, dan kepedulian terhadap bumi dapat berjalan seiring sebagai satu ikhtiar membangun peradaban yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button
zetizens.id