Edu

Kelompok 65 Siap Kukerta di Desa Paling Ujung Provinsi Banten

ZETIZENS.ID – Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten tahun ini kembali menggelar Kukerta dengan tema “Kampus Membangun Desa”.

Pada Selasa 16 Juli 2024, setelah pelepasan peserta Kukerta 2024 setiap mahasiswa pergi ke daerah Kukerta yang telah ditentukan oleh pihak kampus.

Termasuk 14 orang mahasiswa yang ditempatkan di Desa Ujungjaya pun memulai perjalanan. Desa Ujungjaya merupakan desa terujung yang ada di Provinsi Banten.

Setelah sampai di Kecamatan Sumur, mahasiswa disambut hangat oleh pihak kecamatan beserta jajarannya.

Di kecamatan pun melakukan acara penyambutan dan pelepasan secara khusus untuk para peserta Kukerta Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.

“Saya selaku dosen pembimbing lapangan melepas dan menitipkan peserta Kukerta pada pihak kecamatan. Harapannya para mahasiswa dapat beradaptasi dengan masyarakat, sehingga dapat mengidentifikasi potensi dan peluang untuk memajukan setiap desa yang ada di kecamatan sumur,” tutur dosen pembimbing lapangan Kukerta Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten, Eni Nuraeni M.Si dalam sambutannya.

Aang Sumarna S.Sos selaku camat dari Kecamatan Sumur mengucapkan terimakasih pada UIN SMH Banten karena tahun ini UIN SMH Banten kembali mengirimkan mahasiswanya untuk bisa berkontribusi di Kecamatan Sumur, terkhusus di Ujungjaya.

“Saya berterimakasih karena pada tahun ini UIN SMH Banten kembali mengirimkan mahasiswanya, dengan harapan mahasiswa dapat berkolaborasi dengan pihak desa dan masyarakat untuk sama-sama membangun desa. Sesuai dengan tema kukerta tahun ini, semoga mahasiswa UIN SMH Banten dapat mengaplikasikan keilmuan yang didapat di perkuliahan pada masyarakat,” ujarnya.

Sendi Wardana selaku Ketua Kelompok 65 mengatakan merasa senang, sebab kedatangan mereka disambut dengan hangat oleh para stakeholder yang sangat terbuka dan banyak memberikan wejangan.

“Selama kami di sini, harapannya kegiatan Kukerta kami dapat memberikan kontribusi untuk kemajuan desa sekalipun di desa terujung,” kata Sendi.

Tak hanya Sendi, seluruh anggota kelompok 65 sangat senang dan antusias dengan sambutan hangat dari masyarakat, meski ditempatkan di desa paling ujung.

Dengan banyaknya keterbatasan di desa, entah fasilitas jalan, dan lainnya yang menjadi kendala, tak membuat kelompok 65 gentar untuk merealisasikan setiap program yang sudah disusun untuk mengabdikan diri pada masyarakat hingga 40 hari ke depan. (Ika Monika)

Tulisan Terkait

Back to top button