Edu

Pelatihan Juru Bahasa Isyarat & Sosialisasi Kebijakan Mahasiswa Disabilitas UNPAM Serang

Model Charity Menuju Human-Right Approach yang Meningkatkan Akses Pendidikan, Layanan, dan Pengakuan

ZETIZENS.ID – Lembaga Layanan Disabilitas (LLD) menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Juru Bahasa Isyarat dan Sosialisasi Kebijakan Mahasiswa Disabilitas selama dua hari pada tanggal 11–12 Agustus 2025.

Kegiatan ini berlangsung di Kampus Universitas Pamulang Serang dan diikuti oleh mahasiswa, dosen, serta pimpinan Universitas Pamulang Serang.

Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber internal dan eksternal yang memiliki kompetensi di bidang pendidikan inklusif dan komunikasi disabilitas.

Inisiatif ini menjadi langkah nyata Lembaga Layanan Disabilitas UNPAM dalam mendorong transformasi pendekatan terhadap isu disabilitas dari pendekatan berbasis charity menuju pendekatan berbasis human-right approach.

Pendekatan ini menekankan pentingnya hak atas akses pendidikan, layanan yang memadai, serta pengakuan yang setara bagi seluruh mahasiswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Hari Pertama – Sosialisasi & Pengantar Inklusi Pendidikan

Kegiatan dimulai pada Senin, 11 Agustus 2025, pukul 09.00 WIB dengan registrasi peserta.
Sejumlah pimpinan Universitas Pamulang Serang yang hadir antara lain:

– Dr. Imam Sofi’i, S.Ag., M.Ag. – Direktur Universitas Pamulang Serang
– Dr. Juhaeri, S.Kom., M.M. – Wakil Direktur I Universitas Pamulang Serang
– Edi Mulyanto, S.H., M.Hum. – Wakil Direktur II Universitas Pamulang Serang
– IR. Heri Kusnadi, S.T., M.T. – Wakil Direktur III Universitas Pamulang Serang
– Dr. Nani Rusnaeni, S.E., M.M. – Kepala Lembaga Layanan Disabilitas
– Dr. Lili Sularni, S.Kom., M.M. – Kabid Layanan Informasi Universitas Pamulang
– Putri Wulandari, S.E., M.Ak. – Kabid Kemahasiswaan dan Administrasi Disabilitas Universitas Pamulang Serang

Acara dipandu oleh Adinda Umu Salmah selaku Master of Ceremony. Kemudian dibuka secara resmi oleh Dr. Imam Sofi’i, S.Ag., M.Ag. yang menyampaikan sambutan pembukaan pula. Sebelumnya, Dr. Nani Rusnaeni, S.E., M.M. selaku Kepala LLD menyampaikan laporan kegiatan yang menegaskan tujuan dan pentingnya pelatihan ini dalam membangun kampus inklusif.

Setelah sambutan, peserta disambut oleh penampilan pantomim dari mahasiswa disabilitas. Penampilan ini bukan hanya sebagai hiburan, melainkan simbol ekspresi inklusif dan penghargaan terhadap keberagaman yang ada di lingkungan kampus.

Selanjutnya, peserta mengikuti sesi materi pertama yang disampaikan oleh Dr. Lili Sularmi, S.Kom., M.M. sebagai narasumber internal. Beliau membawakan dua topik penting, yaitu:

– Aksesibilitas dan Teknologi Asistif bagi Tuna Netra
– Pengelolaan Pembelajaran bagi Mahasiswa Berkebutuhan Khusus di Perguruan Tinggi

Materi ini membekali peserta dengan wawasan tentang pentingnya adaptasi lingkungan dan pendekatan pengajaran dalam mendukung mahasiswa disabilitas secara optimal.

Sesi berikutnya adalah pelatihan juru bahasa isyarat oleh narasumber eksternal, dengan materi mencakup:

* Pengenalan dunia tuli dan abjad bahasa isyarat,
* Perkenalan diri, angka, hari, bulan, tahun,
* Hubungan antar manusia, alat-alat tulis sederhana, serta warna dalam komunikasi visual.

Peserta juga diajak memahami pentingnya hubungan sosial dalam komunikasi non-verbal sebagai bentuk interaksi yang setara dan penuh empati. Peserta tampak antusias dalam praktik langsung menggunakan bahasa isyarat, yang dipandu dengan metode partisipatif dan interaktif.

Sebelum kegiatan hari pertama ditutup, peserta mengerjakan post test untuk mengukur pemahaman dari materi yang telah disampaikan.

Hari Kedua – Praktik Lanjut dan Integrasi Konteks Kampus

Pada hari kedua, Selasa 12 Agustus 2025, kegiatan dilanjutkan dengan penguatan materi dalam konteks kehidupan kampus. Setelah registrasi dan foto bersama, peserta kembali menerima materi lanjutan dari narasumber eksternal.

Materi pagi hari mengangkat topik “Waktu, Kegiatan Sehari-hari, dan Lingkungan Universitas dan Fakultas”, dengan fokus pada bagaimana penggunaan bahasa isyarat dapat diintegrasikan dalam komunikasi sehari-hari di kampus.

Setelah istirahat, sesi pelatihan dilanjutkan dengan topik:

* Mata Kuliah dan Dunia Penjurubahasaan, serta
* Review keseluruhan materi yang telah disampaikan selama dua hari pelatihan.

Sebelum penutupan hari kedua, peserta kembali mengerjakan post test sebagai evaluasi pembelajaran dan penguatan pemahaman.

Sesi ini menjadi ruang refleksi dan peneguhan komitmen peserta dalam mendukung penyandang disabilitas, khususnya teman-teman tuli, di ruang-ruang akademik.

Penutupan dan Harapan

Rangkaian kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab, post test dan diskusi, yang membuka ruang dialog antara peserta dan narasumber. Banyak peserta menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya pendidikan inklusif dan dorongan agar kegiatan serupa terus dilakukan secara berkala.

Melalui kegiatan ini, UNPAM Serang tidak hanya melakukan pelatihan teknis, tetapi juga membangun pemahaman menyeluruh bahwa penyandang disabilitas bukan objek belas kasihan, melainkan subjek yang memiliki hak penuh dalam mengakses pendidikan.

Transisi dari model charity ke human-rights approach yang diusung dalam kegiatan ini menjadi simbol perubahan paradigma dalam dunia pendidikan tinggi.

Dengan terselenggaranya Pelatihan Juru Bahasa Isyarat dan Sosialisasi Kebijakan Mahasiswa Disabilitas UNPAM Serang, diharapkan akan tercipta ruang akademik yang semakin inklusif, komunikatif, dan ramah bagi semua kalangan. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button