Edu

Taklukkan Burnout! Mahasiswa KKN UNDIP Siapkan Senjata Kecerdasan Emosi bagi Remaja Desa Paweden

ZETIZENS.ID – Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro dari Fakultas Psikologi, telah melaksanakan psikoedukasi yang bertujuan untuk mencegah burnout melalui peningkatan kecerdasan emosional. Kegiatan ini dilakukan di Desa Paweden, dan khusus ditujukan kepada remaja dan pemuda-pemudi setempat.

Elisabet Kristin Eka Putri, penanggung jawab dalam program kerja psikoedukasi ini, menjelaskan pentingnya memahami apa itu burnout, serta bagaimana mengenali penyebab, tanda, dan dampaknya bagi diri sendiri maupun orang di sekitar.

Remaja di Desa Paweden, seperti halnya remaja pada umumnya, menghadapi berbagai tekanan yang dapat memicu burnout, mulai dari tugas sekolah yang menumpuk hingga tuntutan prestasi akademik.

Burnout yang dialami oleh setiap remaja bisa berbeda-beda, tergantung pada kondisi individu dan lingkungan sekitar. Namun, yang pasti adalah bahwa burnout ini dapat mengganggu kesejahteraan psikologis remaja, yang pada gilirannya bisa berdampak pada performa akademik dan interaksi sosial mereka.

Menyadari pentingnya masalah ini, Elisabet Kristin Eka Putri, berinisiatif untuk memberikan psikoedukasi yang bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada remaja mengenai pengertian burnout, gejala-gejalanya, serta cara-cara efektif untuk mencegah dan mengatasi burnout.

Salah satu pendekatan yang diangkat dalam psikoedukasi ini adalah peningkatan kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi dengan baik.

Burnout merupakan kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental yang disebabkan oleh stres berkepanjangan.

“Penyebab burnout bisa sangat beragam, mulai dari tekanan pekerjaan, tanggung jawab yang berlebihan, hingga kurangnya dukungan sosial” ucap Elisabet Kristin Eka Putri. Dalam konteks ini, pemahaman mengenai faktor-faktor yang memicu burnout menjadi sangat penting agar individu dapat mengenali kondisi ini sejak dini.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran remaja dan pemuda-pemudi Desa Paweden akan pentingnya menjaga kesejahteraan psikologis sejak dini.

Burnout dapat terjadi pada siapa saja, tidak hanya pada orang dewasa, tetapi juga pada remaja. Oleh karena itu, Elisabet Kristin Eka Putri, menjelaskan berbagai tanda-tanda burnout yang mungkin muncul, seperti perasaan lelah yang berkepanjangan, penurunan motivasi, dan meningkatnya rasa sinisme terhadap pekerjaan atau aktivitas sehari-hari.

Tanda-tanda ini seringkali diabaikan, sehingga menyebabkan kondisi burnout yang semakin parah. Oleh karena itu, mengenali gejala awal burnout menjadi langkah penting dalam mencegah dampak yang lebih serius.

Selain fokus pada pengenalan burnout, psikoedukasi ini juga menyoroti pentingnya kecerdasan emosional sebagai salah satu cara untuk mengatasi burnout.

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri serta orang lain.

Dengan meningkatkan kecerdasan emosional, individu dapat lebih efektif dalam mengelola stres dan emosi negatif, sehingga risiko terjadinya burnout dapat diminimalisir. Dampak yang terjadi apabila burnout tidak segera diatasi yaitu adanya penurunan kualitas hidup, gangguan kesehatan mental, dan penurunan hubungan sosial.

Oleh karena itu, pemahaman yang baik mengenai burnout dan kecerdasan emosional tidak hanya penting bagi individu, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan.

Sesi psikoedukasi ini juga diakhiri dengan diskusi tanya jawab, di mana para pemuda-pemudi Desa Paweden diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman terkait burnout dan pengelolaan emosi.

Mahasiswa KKN dari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro ini dengan senang hati menjawab pertanyaan mereka dan memberikan saran-saran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Elisabet Kristin Eka Putri menambahkan, “Saya mengucapkan terima kasih kepada para pemuda-pemudi Desa Paweden yang sudah mau berpartisipasi aktif serta antusias selama sesi psikoedukasi ini. Saya merasa sangat senang dan terkesan.”

Mahasiswa KKN TIM II UNDIP berharap para remaja Desa Paweden agar menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental dan memahami langkah-langkah yang bisa mereka ambil untuk mencegah burnout, dengan ilmu yang diperoleh dari “Pendampingan Pencegahan Burnout melalui Peningkatan Kecerdasan Emosi”.

Harapannya, masyarakat luas juga dapat mendukung upaya ini dengan memberikan lingkungan yang mendukung bagi para remaja untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Universitas Diponegoro berharap program ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi para remaja Desa Paweden, membantu mereka menjadi individu yang lebih resilien dalam menghadapi tantangan kehidupan, dan pada akhirnya, menciptakan masyarakat yang lebih sehat secara emosional dan psikologis. (*)

Penulis : Elisabet Kristin Eka Putri (Fakultas Psikologi)
Dosen Pembimbing Lapangan : Arwinda Nugraheni S.K.M., M.Epid

Tulisan Terkait

Back to top button