Kedai di Jepang Ini Langganan Selebriti Indonesia

ZETIZENS.ID – Sudah tahu belum kalau di Jepang ada kedai atau warung yang kerap didatangi selebriti Indonesia?
Jadi, beberapa waktu lalu viral di media sosial, pemilik warung halal di Jepang menunjukkan foto banyak dikunjungi artis dan tokoh dari Indonesia.
Uniknya, warung tersebut diberi nama dalam bahasa Indonesia Kedai Nenek.
Laman Inews menyebut, diketahui, pemilik warung itu bernama Fujimori Katsuo. Pria ramah ini juga bisa berbahasa Indonesia. Dia begitu senang saat ada pengunjung dari Indonesia.
Keberadaan pemilik warung ini menjadi perhatian warganet setelah dibagikan akun Instagram @midyadesiani’s di video IG Reels. Video ini dibagikan pada 28 Desember 2023.
“Waktu ke Saiko Iyashino-Sato Nenba, agak amazed juga ngeliat kedai-kedai makan yang banyak berlabel halal bahkan ada musholanya… ????????,” tulis akun tersebut.
“Tapi yang paling bikin amazed adalah Kedai Nenek punya Pak @fujimorikatsuo.. ????????. Selain ramah, Si Bapak juga punya album yang isinya foto-foto dia sama artis-artis Indonesia.. ????????????????,” katanya.
Saat dilihat dari akun Instagramnya, Fujimori menunjukkan artis-artis top Indonesia yang pernah berkunjung ke kedainya, seperti Ikang Fawzi, Siti Badriah, Ashanty, Kahiyang Ayu sekeluarga, kendati ia disebut sebagai “anak Jokowi” oleh si bapak penjual, Tyas Mirasih, Yuki Kato, dan Marissa Haque, sampai Ahok.
Dia juga menyertakan beberapa postingan dalam tulisan bahasa Indonesia dan lagu-lagu Indonesia.
“Lalu, dia ngeluarin handphone, nunjukin foto dia waktu diajak main film Indonesia yang syuting di situ,” kata si pemilik akun di video yang sudah mencatat lebih dari 30 juta penayangan.
Berbagai komentar dan tanggapan dilontarkan netizen. Ada juga yang pernah berkunjung ke sana menceritakan pengalamannya bertemu Fujimori.
“Bapaknya baik banget. kasih snack dan buah2an gratis jg. gamau dibayar. pas dibayar dia bilang sudah punya uang banyak (sambil nunjukin segepok uang rupiah ratusan ribu),” ujar @sukabanget***.
“Udah 2 kali mampir ke kedai bapaknya ini. Terakhir pas ke Jepang sm suami bulan agustus 2023. Kedainya paling ramai dibeli orang indonesia karena dia bicara bahasa indonesia,” kata @nuni***.
Di unggahan tersebut, si penjual makanan memang membalas konten itu, menulis dalam bahasa Indonesia, “Aku ingat😆👍 Terima kasih❤️.”
“Respect cetak foto ditaruh di album????,” ujar @athma***. “Pantesan kenal artis, ternyata pernah diajak main film,” kata atmkyu.
Beberapa di antaranya ada yang menanyakan film yang dibintangi pedagang tersebut.
Ini secara langsung dijawab di bapak pedagang dengan membalas komentar, menulis. “Film itu berjudul ‘Nikah Yuk’😆👍.”
Ya, ternyata pemilik Kedai Nenek ini pernah diajak main film Indonesia.
“Pamer yang bikin aku ketawa ngakak plus bangga, bapaknya inget semua nama-nama yang ada di foto 😂😂😂 sehat terus bapak,” sahut seorang warganet.
Lokasi
Tak jauh dari lokasi turun bus wisata, warung dengan nuansa tradisional Jepang itu diketahui menamakan dirinya sebagai Toko Nenek. Bukan dalam bahasa Jepang, melainkan bahasa Indonesia.
Yang menarik lagi, dapat dijumpai juga sejumlah kertas warna-warni lain dengan bahasa Indonesia di dalamnya. Kalimatnya pun bermacam-macam, antara lain:
“Horas, selamat datang di toko nenek,” yang identik dengan salam bahasa Batak.
“Selamat datang, orang Indonesia? Wajib!!! Mampir ya,” kalimat ajakan berbahasa Indonesia lainnya.
Masalahnya, sang pemilik toko adalah sepasang kakek dan nenek yang asli Jepang dan sulit berbahasa Inggris. Sehingga, sulit untuk bertanya seputar asal muasal tanda berbahasa Indonesia tersebut.
Selain bahasa Indonesia, ada juga kalimat imbauan serupa dalam bahasa negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia dan Filipina. Entah siapa yang menulis kalimat dalam bahasa-bahasa tersebut.
Di luar nama toko dan tulisan berbahasa Indonesia dan lainnya itu, toko tersebut juga mencantumkan label halal. Tentu toko nenek ini bisa jadi pilihan bagi traveler Indonesia apabila berkunjung ke desa Saiko Iyashino Sato Nenba.
Dilansir dari detikcom yang berkunjung ke sana, memang dapat dijumpai sejumlah turis Indonesia yang lalu lalang di desa wisata ini. Walau, jumlahnya tidak sebanyak turis China yang juga datang saat itu.
Untuk informasi, desa ini dahulunya ditempati oleh masyarakat. Namun, kemudian di restorasi oleh pemerintah dan dijadikan desa wisata.
Adapun yang menjadi daya tarik utamanya adalah rumah-rumah berkonsep sangat tradisional Jepang dan pemandangan Gunung Fuji.
Untuk masuk ke kawasan desa wisata ini, harus membayar tiket sebesar 300 Yen (sekitar Rp 45 ribuan). Di sini kamu bisa melihat sekitar 20 rumah beratap jerami yang masih sangat tradisional Jepang. (Hilal)