Life Style

Ini Peran Komunikasi Strategis dalam Mendukung Literasi Kesehatan Masyarakat

ZETIZENS.ID – Media massa masih memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi secara bijak di era digital. Informasi kesehatan yang baik menjadi hal penting untuk disampaikan dalam menangkal hoaks.

Pada 12-13 Februari 2025 lalu, Nutrifood mengumpulkan perwakilan media untuk mengikuti Nutriclass Academy. Kegiatan yang digelar di Bobocabin, Gunung Mas, Cisarua, Bogor, Jawa Barat ini sekaligus launching Nutriclass Academy 2025.

Elvera N. Makki, Founder & CEO, Communications & Social Impact Advisor, VMCS Public Relations President,
International Association of Business Communicators- Indonesia Chapter
(IABC Indonesia) Initiator, Let’s Invest Girls!
sharing tentang “Peran Komunikasi Strategis dalam Mendukung Literasi Kesehatan Masyarakat”.

Menurutnya, peran jurnalis sebagai garda terdepan menyebarluaskan informasi, memegang peran sentral dalam menyebarkan informasi kesehatan kepada publik.

“Mereka bertindak sebagai penghubung antara ahli kesehatan dan masyarakat. Beberapa peran kunci jurnalis meliputi fakta dan menyajikan informasi yang dapat dipercaya, terutama dalam situasi krisis kesehatan seperti pandemi,” kata dia.

Dengan gaya penulisan yang kreatif, jurnalis dapat membuat topik kesehatan yang kompleks menjadi lebih menarik dan mudah dipahami.

Para jurnalis juga memiliki keunggulan sebagai pembuat dan penyebar informasi yang terverifikasi dan akurat. Meski begitu, penyajian konten haruslah tetap menarik untuk bisa mengdukasi publik.

Jurnalis juga tidak hanya menyampaikan berita, tetapi juga mendidik masyarakat tentang pentingnya pencegahan, pengobatan, dan gaya hidup sehat.

Ia bercerita, sebagai seorang ibu yang memiliki anak Gen Z dan Gen Alpha, menurutnya, sangat challenging mengedukasi informasi yang akurat dan membedakan dengan yang hoax.

“Untuk memastikan bahwa informasi itu akurat itu susah banget, mereka lebih senang dengerin TikTok dan menyimak influencer. Saya tanya kamu bisa percaya dia itu apa dasarnya gitu ya, mereka jawab soalnya banyak engagementnya, rame komen-komennya. Tapi kita tahu bahwa itu bukan salah satu parameter yang menyatakan bahwa berarti faktanya benar gitu,” jelasnya.

Menurutnya, yang sangat disayangkan dari sosial media dalam algoritma itu adalah bukan kredibilitas dari si umbernya tapi dari engagement.

Dan engagement itu cuma dilihat dari like share dan komen tanpa melihat bahwa itu benar atau tidak.

“Nah itu tantangan yang pertama, yang kedua penyajian konten yang menarik. Jadi memang harus menarik, tapi kita tahu bahwa konten kesehatan itu enggak linier. Jadi banyak yang kompleks gitu ya, enggak bisa cuma satu kalimat tapi harus dilihat konteksnya dan dilihat dari multi perspektif,” jelasnya.

Menurutnya, anak-anak sekarang enggak sabar untuk melihat dari POV yang berbeda-beda.

“Mereka maunya instan aja gitu ya jadi yang kedua tantangannya teman-teman media harus bisa menyajikan infografis. Itu sangat penting dan kita tahu tidak mudah bikin infografis gitu ya,” lanjutnya. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button