Hari Pers Nasional 2024, Ini yang akan Dilakukan Pokja Ekbispar Banten
ZETIZENS.ID – Sebagai perkumpulan pewarta baik media online, cetak, radio, dan televisi di Banten yang bergerak di bidang ekonomi, bisnis, dan pariwisata di Banten, Pokja Ekbispar Banten aktif melakukan berbagai kegiatan.
Dalam waktu dekat, memperingati Hari Pers Nasional (HPN), Pokja Ekbispar Banten bakal mengadakan Sayembara Lomba Desain Plakat atau Trophy untuk Ekbispar Award 2024.
“Sayembara desain akan berlangsung mulai 8-20 Februari 2024 dan pemenang lomba, desainnya akan digunakan untuk sebagai plakat atau trophy penghargaan. Sayembara ini hanya berlaku untuk internal wartawan Ekbispar,” tutur Susi Kurniawati, Ketua Pokja Ekbispar Banten.
Kriteria desain meliputi tiga hal. Yakni tercantum logo Ekbispar sebagai icon utama, bentuk boleh plakat atau trophy, dan karya original bukan plagiat.
“Bagi pemenang yang terpilih akan mendapatkan hadiah uang tunai dan piagam,” lanjut Susi.
Ekbispar Award rencananya akan berlangsung pada Kamis, 29 Februari 2024.
Meskipun HPN tahun ini berlangsung pada 9 Februari, namun Pokja Ekbispar Banten merayakannya pada 7 Februari dengan makan bersama di kafe Pojok Garasi Kota Serang untuk berkordinasi menghelat acara lain.
Asal Mula
Hari Pera Nasional diperingati setiap tahunnya dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia (HUT PWI), yang dibentuk sejak 1946.
Peringatan ini berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres R) Nomor 5 Tahun 1985 tentang Hari Pers Nasional. Keppres ini ditandatangani oleh Presiden Soeharto pada 23 Januari 1985.
Seperti dilansir akun resmi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Tema Hari Pers Nasional 2024 adalah “Mengawal Transisi Kepemimpinan Nasional dan Menjaga Keutuhan Bangsa”.
Sejarah lahirnya organisasi PWI bermula sejak masa pergerakan menuju kemerdekaan Indonesia.
Saat itu wartawan memiliki peran ganda dalam rangka mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Pertama, sebagai aktivis pers yang melakukan tugas-tugas pemberitaan dan penerangan demi membangkitkan kesadaran nasional.
Kedua, sebagai sebagai aktivis politik yang melibatkan diri dalam kegiatan membangun perlawanan terhadap penjajahan.
Setelah masa proklamasi, wartawan masih melakukan peran ganda mereka sebagai aktivis pers sekaligus aktivis politik.
Di masa kemerdekaan Indonesia, kedudukan dan peranan wartawan khususnya, serta pers pada umumnya, mempunyai arti strategik sendiri dalam upaya lanjutan demi mewujudkan cita-cita kemerdekaan.
Peran serta perjuangan wartawan dan pers Indonesia kemudian memperoleh wadah dan media dalam lingkup nasional dengan berdirinya organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 9 Februari 1946.
Dengan berdirinya PWI, wartawan Indonesia menjadi semakin teguh dalam menampilkan perannya.
Selanjutnya, Hari Pers Nasional (HPN) dibahas dan menjadi salah satu hasil dari Kongres PWI ke-28 yang berlangsung di Padang pada tahun 1978.
Isu tentang Hari Pers Nasional tercetus dari keinginan tokoh-tokoh pers untuk memeringati kehadiran dan peran pers Indonesia dalam lingkup nasional.
Tujuh tahun kemudian, 9 Februari yang merupakan hari berdirinya organisasi PWI ditetapkan sebagai peringatan Hari Pers Nasional secara resmi.
Melalui Keppres RI Nomor 5 Tahun 1985 tentang Hari Pers Nasional. Hingga kini, tanggal 9 Februari diperingati sebagai Hari Pers Nasional juga HUT PWI.
Hari Pers Nasional diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 9 Februari bertepatan dengan Hari Ulang Tahun PWI, ditetapkan dengan Keputusan Presiden RI No. 5 tahun 1985 yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1985.
Dewan Pers kemudian menetapkan Hari Pers Nasional dilaksanakan setiap tahun secara bergantian di ibukota provinsi se-Indonesia.
Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo (Blora, 1880-1918) dikukuhkan sebagai Bapak Pers Nasional karena jasanya sebagai perintis jurnalistik nasional. (Hilal)