Gen Z

Apa Itu Doom Spending yang Sering Dilakukan Para Gen Z?

ZETIZENS.ID – Para Gen Z lagi kena doom spending nih? Apa tuh?

Ini adalah perilaku belanja impulsif yang dilakukan seseorang untuk mengalihkan perhatian dan meredakan stres atau kecemasan. Perilaku ini sering dilakukan oleh generasi Z dan milenial.

Doom spending dapat dipicu oleh:
– Stres dan kekhawatiran akan kondisi ekonomi dan masa depan.
– Rasa takut ketinggalan (FOMO) yang muncul dari media sosial.
– Teknologi yang memudahkan akses untuk melakukan pembelanjaan impulsif.

Doom spending dapat berdampak negatif pada keuangan di masa depan. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi doom spending adalah:

– Membuat anggaran yang jelas.
– Mengumpulkan dana darurat.
– Menetapkan tujuan keuangan.
– Membatasi godaan, seperti berhenti membuka e-commerce dan menggulir media sosial.
– Menggunakan uang tunai dibandingkan kartu kredit
– Berlatihlah untuk berbelanja dengan penuh kesadaran.
Jika keinginan untuk berbelanja impulsif terus berlanjut, maka carilah bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater.

Impulsif

Laman Detik menyebut, doom spending adalah istilah yang merujuk pada perilaku belanja yang cenderung impulsif (melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang). Fenomena ini tengah terjadi di masyarakat secara global.

Dilansir laman Psychology Today, survei menemukan bahwa pengeluaran untuk membeli barang-barang yang tidak berguna lebih umum terjadi, di mereka yang mungkin tidak menghasilkan uang selama bertahun-tahun (mereka yang keuangannya belum memadai).

Dilaporkan bahwa doom spending ini 43% lebih umum terjadi di kalangan generasi milenial dan 35% pada Gen Z.

Doom spending ini adalah istilah untuk pengeluaran di atas atau di luar tarif normal seseorang meskipun ada kekhawatiran dalam ekonomi. Sederhananya, doom spending merupakan fenomena pengeluaran uang yang sia-sia.

Istilah “doom spending” pertama kali muncul di media sosial. Hal ini menjadi perbincangan setelah survei yang dilakukan oleh Intuit Credit Karma, yang mengaitkan istilah itu dengan serangkaian statistik baru mengenai kebiasaan belanja masyarakat Amerika.

Hasil survei terbaru pada bulan November 2023 oleh Intuit Credit Karma, menyebut bahwa hampir semua orang Amerika, yakni 96% responden khawatir tentang keadaan ekonomi saat ini.

Alasan utama mengapa orang Amerika sangat stres terkait masalah keuangan saat ini meliputi:, inflasi (56%), kenaikan biaya hidup (50%), serta harga perumahan yang tidak murah (23%).

Hasilnya, 30% responden mengaku takut akan masa depan. Mereka khawatir tidak mampu menghabiskan uang untuk hal-hal yang membuat mereka bahagia. Hal inilah yang mungkin justru menjadi pemicu peningkatan pengeluarannya saat ini.

Lebih dari seperempatnya melakukan doom spending atau menghabiskan uang meskipun ada kekhawatiran ekonomi dan geopolitik.

“Sama seperti ramalan masa depan, kami melihat orang berbelanja tanpa berpikir untuk meredakan kekhawatiran tentang ekonomi dan urusan luar negeri, yang dapat berdampak buruk pada kesejahteraan finansial mereka,” ungkap Courtney Alev, advokat keuangan konsumen Credit Karma, dikutip dari laman CNBC Internasional pada (04/10/2024).

Doom Spending Pada Gen Z

Menurut Intuit Prosperity Index Study pada Januari 2023, alih-alih memangkas pengeluaran, 73% Gen Z justru mengatakan mereka lebih suka hidup di masa sekarang. Inilah yang membuat doom spending gen Z menjadi topik perhatian saat ini.

Inflasi yang tinggi juga membuat situasi ini menjadi sangat sulit bagi mereka yang baru memulai. Bahkan, hasil survei terpisah dari Bank of America mengungkap bahwa 53% Gen Z mengatakan bahwa meningkatnya biaya hidup adalah hambatan bagi keberhasilan finansial mereka.

Doom spending dilakukan oleh kumpulan orang yang merasa bahwa tujuan keuangan mereka tidak bisa dicapai, jadi tidak ada gunanya menabung. Teori orang-orang ini adalah menjalani hidup yang sekarang, karena ramalan untuk masa depan yang sejahtera itu suram.

Dari laman Tech, pengeluaran untuk bencana alias doom spending hanyalah sebuah teori. Jadi, mungkin tidak sepenuhnya menjelaskan semua statistik yang telah dijelaskan di atas.

Faktanya, berfokus pada pengeluaran ini mungkin hanya cara lain untuk menyalahkan konsumen atas pengetatan ekonomi. Hal inilah yang pada akhirnya berada di luar kendali mereka.

Laporan statistik Credit Karma yang menjelaskan pengeluaran untuk hal-hal yang tidak penting, seolah-olah merupakan dampak dari pengeluaran tersebut.

Namun, hal-hal tersebut juga mungkin saja menjadi dorongan yang menyebabkan orang Amerika mulai melakukan doom spending.

Kebenaran hal di balik tren dom spending kemungkinan besar berada di tengah-tengah. Menghabiskan gaji untuk pengalaman khusus punya nilai, meskipun itu tidak menambah dana pensiun seseorang.

Banyak orang menghabiskan lebih banyak uang untuk menikmati hidupnya sekarang, dan itu adalah hal yang wajar jika dilakukan dengan moderat. Tetapi memang hal itu bisa dengan mudah merugikan dari sisi keuangan.

Pada saat yang sama, inflasi dan bunga yang meningkat, serta pasar kerja yang sulit juga menipiskan tabungan semua orang.

Di sisi lain, mereka yang menghabiskan lebih banyak uang juga tidak berarti menghabiskannya untuk sesuatu yang tidak penting.

Nah, jadi paham tentang doom spending kan ya? (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button