Atasi Kemiskinan Ekstrem di Desa Maraya, Kelompok KKM Tematik 91 Kolaborasi dengan Bapelitbangda Kabupaten Lebak
ZETIZENS.ID – Berdasarkan data dari Bapelitbangda Kabupaten Lebak terdapat 702 individu dalam 130 Kepala Keluarga masuk pada kategori kelompok miskin ekstrem.
Sekaligus bentuk pelaksanaan salah satu tri dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian, KKM Tematik kelompok 91 Untirta Tahun 2024 mengadakan kegiatan terkait Penyuluhan Strategi Penanganan Kemiskinan Ekstrem di Desa Maraya Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak.
Kegiatan ini dihadiri juga oleh stakeholder terkait, seperti pemerintahan Kecamatan Sajira, Pemerintahan Desa Maraya serta masyarakat Desa Maraya khususnya masyarakat Kampung Cipunglu.
Mahasiswa-mahasiswi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik Tahun 2024 Kelompok 91 berkolaborasi dengan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Lebak mengadakan sosialisasi dengan tema “Penyuluhan Strategi Kemiskinan Ekstrem Di Desa Maraya Kecamatan Sajira” bertempat di Kp. Cipunglu, Desa Maraya.
Kegiatan ini dihadiri oleh pengurus Kecamatan Sajira, Perwakilan Pemerintah Desa Maraya dan sebanyak 132 masyarakat setempat.
Diungkapkan oleh Mumun Muawanah, S.E selaku Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bapelitbangda Kabupaten Lebak sekaligus pemateri dalam sosialisasi tersebut, memberikan pencerdasan kepada Pemerintah Desa serta masyarakat setempat mengenai strategi untuk penanganan kemiskinan ekstrem.
Ada 3 strategi penanggulangan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem tahun 2024 antara lain strategi penanggulangan beban pengeluaran, strategi meningkatkan pendapatan, serta strategi menurunkan kantong-kantong kemiskinan.
Salah satu cara penanggulangan kemiskinan ekstrem di Desa Maraya, menurut penuturan Mumun Muawanah, S.E, adalah peran aktif dari Pemerintah Desa terhadap permasalahan sosial-ekonomi yang ada di masyarakat dan juga kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
“(Dari sisi Pemerintah Desa) Tidak semua difokuskan untuk pembangunan jalan, melainkan pendidikan dan kesehatan. Serta peran masyarakat diharapkan memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan dan gotong royong,” penuturan pemateri.
Serta kunci strategi penanggulangan kemiskinan ekstrem sejatinya adalah sinergi yang tinggi dan baik antara masyarakat dan Pemerintah Desa dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada di lingkungan sekitar masyarakat dan dapat menjadi nilai ekonomi.
“Kunci dari menuntaskan kemiskinan ini tergantung dari kita semua, tidak hanya mengandalkan pemerintah, banyak potensi-potensi yang dapat memperbaiki pendapatan, tinggal dari kita untuk dapat memberdayakan potensi-potensi tersebut,” tukasnya.
Desa Maraya, masalah utamanya dari infrasturktur jalan yang belum memadai, namun sebetulnya desa ini sudah memiliki banyak potensi dari sumber daya alam yang tersedia di lingkungan sekitar seperti kayu, cengkeh dan pisang.
Untuk potensi pertanian cengkeh yang telah dibudidayakan oleh petani setempat, namun memang cengkeh ini hanya musiman jadi belum bisa dioptimalkan oleh masyarakat setempat serta destinasi pariwisata seperti Curug Kumpay.
Sekertaris Kecamatan Sajira selaku perwakilan dari Pengurus Kecamatan Sajira yang hadir dalam acara tersebut juga menyampaikan bahwasanya masyarakat bersama Pemerintah Desa harus bergerak bersama untuk menggali potensi desa agar perekonomian Desa dapat membaik.
“Untuk memulihkan dan memperbaiki perekonomian desa, masyarakat Desa Maraya bersama Pemerintah Desa harus mengembangkan potensi-potensi yang ada di sekitar Desa Maraya, terutama dalam potensi hasil bumi dan pariwisata,” begitu yang disampaikan Sekertaris Kecamatan Sajira.
Diharapkan, telah dilaksanakannya kegiatan sosialisasi “Penyuluhan Strategi Kemiskinan Ekstrem Di Desa Maraya, Kecamatan Sajira” dan mengingat potensi desa dalam sektor pertanian dan pariwisata, dapat dikolaborasikan dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa dan Masyarakat sehingga Desa Maraya bisa jauh lebih baik lagi dan dapat menangani kemiskinan ekstrem yang terjadi. (Zee)