Gen Z

Dari Luka ke Pulang, Menanam di Bumi dan Menengadah ke Langit

Diskusi Buku Karya Setiawan Chogah dan Rifki Baedowi

ZETIZENS.ID – Menjadi anomali dengan tetap menghadirkan buku fisik di era digital, inilah yang dilakukan dua penulis asal Banten yakni Setiawan Chogah dan Rifki Baedowi. Keduanya menuangkan ide ke dalam tulisan dan melaunchingnya pada Minggu, 26 Oktober 2025 di Teater Tasikardi, Rumah Dunia, Kota Serang, Banten.

Bertajuk “Dari Luka ke Pulang; Menanam di Bumi, Menengadah ke Langit”, even yang dikelola Zetizens dan digelar pukul 14.00-17.00 WIB ini menjadi perayaan kehadiran buku ciamik ini.

Ahmad Hidayat, Zetizens Face Pendidikan 2025 yang ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana mengucapkan terimakasih untuk segala pihak yang sudah membantu terselenggaranya acara ini.

“Kegiatan bedah buku dan launching buku menjadi kegiatan rutin Zetizens sejak 2017. Dan masih berlangsung sampai sekarang. Harapannya semoga Generasi Z gak lepas dari aktivitas literasi. Semoga teman-teman yang hadir di sini bisa ikut terinspirasi oleh orang orang hebat yang menjadi pembicara pada hari ini,” jelas mahasiswa UIN SMH Banten ini saat sambutan.

Bedah Buku Dari Luka ke Pulang.
Bedah Buku Dari Luka ke Pulang.

Sebelum bedah buku berlangsung, secara simbolis dilakukan penyerahan selempang Zetizens Jurnalistik 2025 oleh Rhima Arselia dari Zetizens Official, penyerahan sertifikat Zetizens Academy Batch 3 oleh Santi Muanah dari Zetizens Official, dan speak up Zetizens Fashionista 2025.

Acara yang dipandu Agung Gumelar dan Adit Prasetyo ini berlangsung meriah karena para penulis memberikan buku sebagai doorprize.

Dari Luka ke Pulang

Pada sesi bedah dan diskusi buku yang dipandu Kiky Fatmalah, Zetizens Leader, Setiawan Chogah, Penulis Buku Pohon-pohon yang Ditanam setelah Luka dan Rifki Baedowi, Penulis Buku Tuhan, Jemput Aku Pulang berbagi banyak hal.

Rifki Baedowi yang juga Alpha Zetizens 2017 menjelaskan, buku ini merupakan refleksi dari berbagai kejadian yang ia alami.

“Buku ini bercerita banyak hal. Berbagai kejadian yang saya alami dan kadang tidak menyenangkan, justru membuat saya kuat dan bisa sampai seperti ini. Dan pada akhirnya membuat saya menjadi saya yang kalian lihat,” jelas announcer RRI Banten ini.

Judul Tuhan, Jemput Aku Pulang menurut Rifki bukan berarti ingin diambil nyawanya. Namun maknanya lebih dari itu. Dan ia berharap, pembaca bisa menemukan itu dalam rangkaian kalimat yang ia tulis dalam bukunya.

Setiawan Chogah menjelaskan, bukunya adalah tentang kejujuran siapa dirinya sebenarnya. Dengan metafor aneka pohon-pohon dan segala filosofisnya, Chogah mengaku, hanya ingin berbagai makna hidup yang ia rasakan pada banyak orang.

Berbalut prosa-prosa ala sastra, Chogah bercerita tentang makna cinta sesungguhnya, cinta absolut yang tak harus memiliki namun saling merasakan.

“Kehadiran buku ini menjadi artefak bagi saya dan siapapun yang merasa relate dengan kisah Rafi dan Rangga yang ada di dalamnya. Semoga berarti banyak bagi siapapun yang membacanya,” jelas pendiri Techfine.id dan Dezainin ini.

Yap, dua buku, dua perjalanan: dari cahaya langit hingga akar yang menjejak bumi. Buku Tuhan, Jemput Aku Pulang! karya ifky Baedowi merupakan catatan reflektif tentang takdir, kebesaran-Nya, dan arti pulang sejati.

Sementara buku Pohon-pohon yang Ditanam setelah Luka karya etiawan Chogah merupakan novel liris tentang luka, sabar, dan pohon-pohon yang ditanam agar hidup kembali teduh.

Buku-buku ini hadir menjadi bukti kalau buku fisik masih memiliki tempat di hati par Gen Z. Kedua penulis tidak khawatir dengan buku fisik, karena menurut Chogah, sebelum jadi buku, teks naskahnya sudah dipost di Wattpad. Ia pun yakin masih banyak yang suka membaca buku fisik karena tidak semua orang betah membaca buku digital berlama-lama di depan laye ponsel. (Hilal)

Hilal Ahmad

Gen Z Enthusiast yang suka menulis apa pun dan bertualang ke mana pun!

Tulisan Terkait

Back to top button