Jumbo Jadi Film Animasi Terlaris Se-Asia Tenggara, Rian Adriandhy Bersyukur

ZETIZENS.ID – Setelah menduduki peringkat kedua sebagai film terlaris dan paling banyak ditonton di Indonesia, Jumbo menjadi film animasi terlaris Se-Asia Tenggara.
Rian Adriandhy, sutradara film Jumbo mengaku bangga dan bersyukur atas pencapaian ini dan menandakan keberhasilan film Indonesia, secara spesifik di film animasi.
Saat ditemui usai nonton bareng film Jumbo bareng Binus University di CGV FX Mal Jakarta beberapa waktu lalu, Rian bilang, harapannya dengan perayaan 7,5 juta penonton saat itu dan sekarang mencapai angka 8 juta penonton, bisa menginspirasi lebih banyak lagi kreator untuk berani mengerjakan film animasi untuk PH, produser, investor semuanya sehingga animasi bisa lebih berkembang lagi.
“Kebetulan yang saya buat animasi 3 dimensi.
Animasi ada banyak sekali jenisnya. Semoga animasi punya tempat di industri perfilman tanah air dan bisa menjadi pilihan tontonan yang bisa dibanggakan dibuat oleh anak bangsa sendiri,” harapnya.
Di Indonesia kata dia, banyak sekali talenta animasi mulai dari pra-produksi, produksi sampai pasca-produksi yang sangat-sangat berbakat dan skill levelnya sudah bisa diadu dengan global.
“Cuma mungkin mereka selama ini lebih banyak mengerjakan produksi luar negeri. SDM kita sama sekali tidak kekurangan. Untuk industrinya, mudah-mudahan dengan adanya Jumbo ini akan lebih besar lagi dan akan lebih banyak lagi tempat untuk berkarya, at least film animasi tidak lagi dipandang sebelah mata,” lanjutnya.
Tantangan besar yang dihadapi saat ini kata Rian, edukasi kepada banyak pihak terutama produser, PH, dan investor,sebagaimana animasi ini menjadi medium yang sangat powerfull tapi memang cara pembuatannya berbeda dengan film live action.
Sehingga secara bisnis mode, kata dia, tidak akan bisa secepat film live action kalau pengen mendapatkan kualitas film yang baik.
“Gak menyangka bisa menembus 7,5 juta.
Sejuta penonton aja kaget. Karena melihat history data selama ini ada banyak sekali barrier yang harus ditembus. Pertama, film animasi lokal penontonnya gak pernah sampai sejuta itu juga dari temen kami Si Juki Panitia Hari Akhir,” tukasnya.
Secara data history bioskop, kata Rian, selama ini penontonnya hanya anak-anak dan hanya meledak di weekend. Jadi jarang sekali orang nonton animasi di weekday kecuali benar-benar fans.
Untuk inspirasi film Jumbo kata dia, bwraso dari inspirasi masa kecil mereka sebagai kreator.
“Masa kecil aku sebagai sutradara dan bagaimana ruang aman sangat dibutuhkan untuk anak-anak bisa tumbuh dan berani tanpa takut dan bagaimana merespons isu bullying yang masih terjadi sampai hari ini,” lanjutnya.
Mengenai dukungan animasi lain pada kesuksesan Jumbo, Rian mengatakan, “Sangat merasa terhormat teman-teman kami dari Malaysia seperti Boboboy, Mechamato, Upin Ipin, Eijen Ali, semuanya merayakan Jumbo dan kita mengusung hastag #animasea. Semoga kita bisa ke kancah yang lebih internasional lagi,” jelasnya.
Tentang karakter-karakter Jumbo, Rian dan tim, ingin menyampaikan nilai empati, mau mendengarkan semu orang, semua makhluk, menyadari bahwa kita tidak pernah bisa lepas dari orang-orang terdekat kita, orang-orang yang sayang sama kita.
“Semuanya akan baik-baik aja kalau kita mengerti darimana kita berasal dan kita bisa meneruskan lagi kasih sayang itu,” tutupnya. (Zee)