ZETIZENS.ID – Di samping banyak sekali yang merekomendasikan buku ini, saya bertanya-tanya. Apa benar jika filsafat kuno yang hadir 3000 tahun lalu relevan dengan masalah generasi zaman sekarang?
Seperti berada dalam toxic relasionhsip, susah move-on, sering merasa khawatir dan cemas, bahkan berlarut dalam kesedihan saat mengalami kegagalan.
Jauh dari kesan filsafat sebagai topic berat dan membuat sebagian pembaca pening, Filosofi Teras justru bersifat praktis dan relevan dengan kehidupan Generasi Milenial dan Gen-Z masa kini.
Buku ini menerangkan kepada kita bahwa kebahagian sejati datang dari apapun yang bisa kita kendalikan. Wujudnya bisa berupa pikiran, persepsi, dan segala pertimbangan yang kita punya.
Saya teringat salah satu kutipan yang ada dalam buku ini “hidup itu 10% masalah, dan 90% lagi adalah bagaimana kamu menyelesaikan masalah tersebut” karena pada dasarnya, bukan tentang besar ataupun kecilnya masalah yang kita hadapai tapi yang paling penting adalah bagaimana cara kita menyikapi masalah tersebut.
Buku ini juga mengajarkan bahwa “Some things are up to us, and some things are not up to us”. Seringkali kita terlalu memusingkan segala sesuatu yang nggk berjalan sesuai kehendak kita. Sedangkan banyak sekali hal yang ada di luar kendali kita. Setelah tahu prinsip tersebut, untuk apa kita memusingkan hal-hal yang ada di luar kendali kita.
Banyak banget yang saya dapatkan dari buku ini. di antaranya prinsip STAR, Dikotomi kendali, Amor Fati, serta Analogi Ketimun Pahit. Kamu akan mengetahui itu semua setelah membaca buku ini. Termasuk kenapa penulis memberi judul buku ini dengan nama Filosofi Teras. (Angga)
