KKM 56 Untirta Sosialiasi Penguatan Kelembagaan Petani dan Penggunaan Pupuk Organik
Sebagai Wujud Pengabdian Mahasiswa untuk Kemajuan Pertanian Desa

ZETIZENS.ID – Mahasiswa KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa kelompok 56 telah melaksanakan kegiatan sosialisasi penguatan kelembagaan petani dan penggunaan pupuk organik untuk pertanian berkelanjutan di Desa Banjarnegara, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Sosialisasi yang bertajuk “Penguatan dan Pemberdayaan Petani di Desa Banjarnegara dan Penggunaan Pupuk Organik untuk pertanian Berkelanjutan” dilaksanakan pada Rabu, 5 Februari 2025, bertempat di Gudang Pupuk Organik Kp. Taliptip.
Sosialisasi ini dihadiri oleh para petani Desa Banjarnegara dan ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) beserta anggotanya serta menghadirkan pemateri dari BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman petani tentang peraturan kelembagaan kelompok tani yang tertuang dalam Undang-Undang dan penggunaan pupuk organik untuk pertanian berkelanjutan.
Ketua Kelompok KKM 56 Untirta Muhammad Buyung Geri Gerung mengatakan, “Sosialisasi ini merupakan salah satu program kerja unggulan kelompok KKM 56 Desa Banjarnegara yang sebelumnya sudah direncanakan untuk berfokus pada pemberdayaan petani di desa Banjarnegara, mengingat sektor pertanian merupakan sektor unggulan di desa ini.”
“Sehingga dalam kegiatan ini, Kelompok 56 telah berhasil mengajukan rekomendasi surat izin edar dan rekomendasi cek mutu kandungan produk pupuk yang dibuat oleh salah satu kelompok tani di Desa Banjarnegara kepada Badan Penerapan Standarisasi Instrumen Pertanian (BPSIP) untuk cek mutu kandungan dan kepada Kementerian Pertanian (Kementan) untuk pendaftaran izin edar produk,” kata Buyung melalui rilis yang diterima.
Pada materi pertama, Fathul Hizri selaku penyuluh pertanian menyampaikan bahwa kelompok tani dan kelembagaan petani telah diatur oleh Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No.82/Permentan/OT.140/8/2013 tentang pedoman pembinaan kelompok tani dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Fathul Hizri juga menyampaikan jika terdapat golongan tertentu yang dilarang untuk menjadi pengurus kelompok tani.
“Selain itu Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 67/Permentan/SM.050/12/2016 tentang pembinaan kelembagaan petani, bahwasannya perangkat desa/ ASN tidak boleh menjadi pengurus kelompok tani,” tambahnya.
Ia menjelaskan kembali, “Dalam pembentukan kelompok tani, perlu diperhatikan beberapa hal, seperti mengurus SK dari Kantor desa, lalu mendaftarkan ke BPP (Badan Penyuluh Pertanian) agar terdaftar di website Simluhtan dan Membuat AD-ART sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas dan kewajiban.”
Pada materi kedua, Oji Baroji, S.Pt. menyampaikan pentingnya menggunakan pupuk organik untuk meningkatkan produktivitas tanaman serta menciptakan pertanian yang berkelanjutan.
“Penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus akan mengakibatkan pencemaran lahan pertanian yang menyebabkan turunnya hasil panen. Upaya menggunakan pupuk organik juga dapat menekan biaya produksi petani karena mahalnya harga pupuk kimia saat ini, petani dapat membuat nya dengan mudah menggunakan bahan-bahan yang tersedia di alam seperti jerami, kotoran hewan ternak, dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian cinderamata dari kelompok KKM 56 untuk petani yang menghadiri acara ini berupa topi caping, yang menjadi simbol perjuangan para pahlawan pangan kita. (Zee)