Whoosh, Kereta Cepat Jakarta – Bandung yang Makin Banyak Penumpang

ZETIZENS.ID – Kehadiran kereta cepat Whoosh yang mengcover rute Jakarta – Bandung dan Bandung – Jakarta menjadi solusi bagi yang tak ingin berlama-lama di perjalanan. Jarak Halim ke Padaralang hanya sekitar 30 menit.
Hingga saat ini semakin banyak loh penumpangnya. Dan masyarakat masih excited untuk mencoba menaiki moda transportasi darat ini meski agak mahal ya.
Whoosh (singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat; sebelumnya dan juga dikenal sebagai Kereta Cepat Jakarta–Bandun) adalah sistem kereta api berkecepatan tinggi pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.
Kereta api ini memiliki kecepatan operasional hingga 350 km/h dan memiliki relasi Tegalluar Summarecon—Halim.
Layanan kereta api berkecepatan tinggi ini dioperasikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China yang 60% sahamnya dipegang oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia, sementara sisanya dipegang oleh China Railway International Co. Ltd. melalui Beijing Yawan HSR Co. Ltd.
Trase layanan ini adalah fase pertama dari serangkaian jalur di sistem kereta api berkecepatan tinggi di Pulau Jawa.
Jenama Whoosh diumumkan oleh Ketua Tim Panel Sayembara Desain Identitas Jenama Kereta Api Cepat Indonesia, Triawan Munaf, pada 21 September 2023.
Nama Whoosh merupakan onomatope bahasa Inggris dari suara benda yang sedang melaju kencang, dalam hal ini adalah kereta cepat.
Nama ini juga merupakan akronim dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat.
Logo Whoosh berasal dari hasil sayembara yang diikuti oleh perkumpulan perusahaan desain grafis. Sayembara ini diikuti oleh sepuluh kontestan dan diseleksi menjadi tiga finalis.
Logo yang terpilih diumumkan bersamaan dengan peresmian Whoosh pada 2 Oktober 2023.
Logo tersebut merupakan buatan studio desain Visious, terdiri atas logogram berbentuk huruf W yang menggambarkan efek lesatan kereta cepat dan tulisan Whoosh yang mengaplikasikan prinsip “huruf yang kokoh”.
Selain penjenamaan berupa logo dan warna, KCIC juga meluncurkan jenama audio berupa jargon yang diucapkan setelah pengumuman di dalam kereta api, yakni “Whoosh, whoosh, whoosh, yes!”.
Presiden Joko Widodo mengesahkan Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 sebagai sebuah Proyek Strategis Nasional.
Kronologi
Pada 21 Januari 2016, Jokowi meletakkan batu pertama konstruksi di kawasan Perkebunan Teh Walini milik PTPN VIII. Estimasi pembiayaan proses konstruksi ini mencapai Rp70 triliun.
Pada 2017, di Kota Beijing, Republik Rakyat Tiongkok, ditandatangani Facility Agreement Pembiayaan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat, yang disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi dan Presiden RRT Xi Jinping.
Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan mengingatkan kepada perusahaan kontraktor agar segera mempercepat proses konstruksi. Menurutnya, pembebasan lahan menjadi masalah terhambatnya pembangunan infrastruktur, dan ia tidak mengharuskan pembebasan lahan rampung 100%. Kendati demikian, pembebasan lahan masih menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar pinjaman yang diberikan oleh China Development Bank dapat segera cair.
Trase yang ditetapkan adalah rute Jakarta–Bandung sejauh 142,3 km dan didukung empat stasiun yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar.
Setiap stasiun dilengkapi fasilitas untuk mendukung pembangunan berorientasi transit (TOD) di sekitar stasiun. Terkait dengan rencana stasiun baru ini, Walini akan diproyeksikan sebagai sebuah kota terencana baru yang akan menjadi penyangga wilayah Bandung Raya.
Proyek ini diproyeksikan menyerap 39.000 tenaga kerja saat proses konstruksi, 20.000 tenaga kerja saat proses pembangunan TOD, dan 28.000 tenaga kerja setelah operasi. Untuk mendukung operasional, KCIC akan menghadirkan 11 set kereta cepat dengan 8 kereta per rangkaian.
Proyek ini tidak selalu berjalan mulus. Estimasi biaya yang ditetapkan oleh KCIC semula berkisar US$6,1 miliar, tetapi pada November 2020, KCIC memperkirakan ada pembengkakan sehingga menjadi US$8,6 miliar, dan dari pihak manajemen mampu menekan biaya menjadi sebesar US$8 miliar.
Kementerian BUMN mengatakan bahwa pembengkakan biaya ini akan ditutup dengan pendanaan dari konsorsium pemegang saham serta pinjaman.
Konsorsium tersebut akan menanggung 25% cost overrun yang berasal dari penyertaan modal negara yang masuk ke PT Kereta Api Indonesia sebesar Rp4 triliun dan Tiongkok akan urun sebesar Rp3 triliun. Sebesar 75% sisanya berasal dari pinjaman.
Pada 18 Oktober 2021, KCIC menyatakan bahwa Stasiun Walini yang semula dimasukkan dalam daftar stasiun mereka, dicoret dari daftar stasiun, terkait dengan efisiensi biaya. Oleh karena itu, mereka akan memilih menggeser stasiun tersebut ke Padalarang untuk alasan integrasi moda.
Pada 18 Mei 2023, KCIC resmi memulai uji coba perdana jalur kereta cepat Jakarta–Bandung. Jalur KCIC dialiri listrik dengan tegangan 27,5 kV AC.[19] Pada tanggal 16 September, KCIC mulai membuka uji coba perdana gratis bagi masyarakat umum hingga tanggal 30 September.
Pada 6 Mei 2016, Direktur Utama KCIC saat itu, Hanggoro Budi Wiryawan, menetapkan trase Jakarta–Bandung untuk jalur KCIC. Menurutnya, rute tersebut memiliki daya beli yang sangat memungkinkan untuk membeli tiket kereta cepat. Menurut Wiryawan, Bandung merupakan tempat yang cukup potensial untuk dikembangkan dalam sektor perdagangan dan pariwisata.
Dengan penetapan trase tersebut, bisnis KCIC tidak hanya sebatas mengandalkan kereta cepatnya, tetapi juga pengembangan kawasan di sekitar stasiun yang akan disinggahi layanan KCIC.
Jalur ini didukung 13 terowongan dan dibangun menggunakan konstruksi layang dengan panjang 60% dari total panjang jalur (142,3 km). Sisanya menggunakan at grade, khususnya pada segmen-segmen yang akan melalui terowongan hingga akhirnya sampai di Bandung.
Jalur Whoosh memiliki lebar sepur 1.435 mm (4 ft 8+1⁄2 in) dan awalnya didukung dengan listrik aliran atas bertegangan 25 kV AC. Jalur ini sudah dibuat ganda sejak pembangunannya pertama kali.
Saat proses uji coba pada 18 Mei 2023, tegangan listrik diubah menjadi 27,5 kV AC. Empat gardu traksi LAA ditempatkan di Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar. (Zee)