ZETIZENS.ID – Kolam Ikan Creative Communication dan e-Agency sukses menggelar Tokyo Muslim Fashion Festival 2024 (TMFF), pada Sabtu, 7 September 2024 pukul 18.00 JST di Scrambel Hall QWS, Tokyo Jepang.
Event ini diikuti oleh enam desainer terkemuka Indonesia dengan membawa 7 hingga 10 hasil karyanya yang akan ditampilkan.
Para designer ini berhasil memukau para penonton yang 90% diantaranya adalah masyarakat Jepang pencinta fashion.
Hal ini membuktikan bahwa keberagaman atau diversity bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Jepang, yang semakin terbuka menerima fashion muslim dan Islam itu sendiri.
Tokyo Muslim Fashion Festival 2024 dibuka oleh Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi.
Dalam sambutannya, Heri Akhmadi menyatakan bahwa fashion show ini bukan semata menampilkan kecantikan busana muslim, tapi juga menjadi jembatan toleransi yang tinggi antara Indonesia, Jepang dan masyarakat Islam.
“Hubungan antara Indonesia dan Jepang semakin kuat hingga sekarang. Tidak hanya di bidang perdagangan dan teknologi, tetapi juga di bidang budaya dan agama. Tokyo Muslim Fashion Festival kali ini juga menjadi ajang untuk saling berhubungan, memberi inspirasi dan saling menghargai masing-masing negara,” papar Kedubes RI.
“TMFF diselenggarakan karena keberadaan muslim dan islam sudah sangat diterima oleh masyarakat Jepang. Hal ini menandakan bahwa diversity di Jepang sudah sangat meningkat, dan mereka bisa menerima dengan tangan terbuka. TMFF memberikan peluang tidak hanya bagi para designer yang memiliki jam terbang tinggi, tapi juga designer pemula yang ingin melebarkan sayap dan menampilkan karyanya ke tingkat dunia. Dan sudah pasti, TMFF akan menjadi wajah Indonesia di tingkat dunia,”ujar Iwan Kurniawan, Project Director TMFF.
Tokyo Muslim Fashion Festival 2024 menawarkan lebih dari sekadar peragaan busana; ini mewakili
sebuah standar unik dari modest fashion. Apalagi, modest fashion sudah menjadi salah satu menu utama di panggung mode global. Dan berikut adalah enam designer yang ikut serta dalam TMFF 2024:
Sasika by Irna Mutiara, menampilkan koleksi Hiromi series
Sasika menampilkan design cantik yang mempresentasikan kain Sasirangan dari Kalimantan Selatan, yang dibuat dengan teknik jelujur tangan, dan termasuk dalam kategori slow fashion dan sustainable fashion. Bank Indonesia Kpw Kalimantan Selatan bersama desainer busana muslim Irna Mutiara mengembangkan desain Sasirangan untuk memperkenalkan ke pasar yang lebih luas.
Program ini menghasilkan karya dinamais, bergaya urban, minimalis, dan mudah dipadupadankan, yang diberi nama SASIKA, singkatan dari Busana Sasirangan Kalimantan Selatan.
Pelangi Asmara by Dian Pelangi dan Indira Hapsari, menampilkan Origami series
Koleksi “Origami Series,” yang terinspirasi dari seni melipat kertas Jepang dan menggabungkan gaya kontemporer dengan modest wear tradisional.
Koleksi ini menonjol dengan desain minimalis yang menampilkan garis bersih, tekstur halus, dan perpaduan inovatif antara warisan Jepang dan Indonesia. Setiap produk dirancang dengan cermat untuk menciptakan busana elegan dan serbaguna yang menarik bagi khalayak global.
Territory of Jibaru by Terry Putri
Jibaru, adalah singkatan dari “Jiwa Baru”, terlahir kembali dengan semangat yg lembut, keindahan, kebaikan & kesucian. Dengan warna earth tone yaitu dominan cokelat yg alami dan hijau yg identik dengan keislaman.
Koleksi ini juga menggunakan brokat pola bunga dan desain alam yang indah, ada pula mutiara yang seolah melambangkan putih suci yang lembut, diharapkan bahwa jiwa baru ini akan kembali ke keindahan alam.
Noar By Anggraeny Septia
Noar Merupakan judul koleksi yang memiliki arti cahaya (kebangkitan). Koleksi ini bertujuan untuk menimbulkan keinginan dan harapan akan bangkitnya kembali peradaban baru yang berlandaskan nilai-nilai islam.
Di dalam koleksi ini terdapat perpaduan 2 budaya, yaitu Batik Karawang dan Motif Kaffiyeh Palestine. Koleksi ini memakai siluet A, H, dan I. Permainan warna gelap yang dipadukan dengan cutting semi tailoring menambah kesan strong pada look ini.
Romantic Garden by Kheva Mauza, designed by Raisa Azmi
Romantic garden adalah kiasan yang menggambarkan keindahan musim gugur di Jepang, dengan dedaunan yang gugur dan udara sejuk yang menginspirasi. Kheva Mauza mengadaptasi keindahan ini ke dalam sketsa motif dan desain, menggabungkannya dengan DNA brand yang dibangun sejak 2014.
Guratan sketsa, bahan flowy, dan ornamen bunga dalam motif ini merepresentasikan dedaunan yang berubah warna dan gugur, menciptakan rasa kagum dan kerinduan.
Coalescence by Arga Motif, designed by Amanda Muftie dan Raga
Memanfaatkan perpaduan budaya Jawa yang kaya dengan pengaruh Tionghoa dan Belanda, Coalescence menafsirkan ulang motif tradisionalnya dengan sentuhan kontemporer yang minimalis.
Dengan menggabungkan warisan budaya dengan desain modern, Arga Motif mengubah batik menjadi pilihan gaya untuk untuk pakaian sehari-hari, menentang anggapan bahwa batik hanya untuk acara-acara formal.
Perpaduan ini memberikan penghargaan Sejarah Batik Lasem sekaligus menjadikannya relevan bagi audiens global saat ini.
Raisa Azmi, designer dari brand Kheva Mauza mengungkapkan kelegaannya usai fashion show.
“Awalnya deg-degan, karena ini pertama kali show barengan dengan designer lain, di luar negeri pula, Tapi Alhamdulillah semua lancar, tanggapan masyarakat Jepang sangat luar biasa. Dan kepuasan inilah yang membuat saya ketagihan untuk mengikuti lagi fashion show di luar negeri.”
Sementara Indira Hapsari dari Pelangi Asmara mengatakan, “Happy banget bisa ikutan di TMFF 2024, apalagi penontonnya itu masyarakat Jepang, makanya Alhamdulillah banget bisa lancar semua mulai dari persiapan sampe shownya sampai selesai, dan mendapat sambutan yang hangat.”
Hal yang sama juga dikatakan oleh Terry Putri, artis yang melebarkan sayap di dunia fashion dengan mengusung brand Territory.
“Kepuasan yang didapat ketika mengikuti fashion show di luar negeri itu memang luar biasa. Walaupun capeknya dua kali lipat, dan deg-degannya juga parah, tapi ketika selesai, leganya dan puasnya itu, wah nggak bisa digambarkan deh,” tutup Terry.
Tokyo Muslim Fashion Festival akan menjadi event tahunan yang akan diselenggarakan di Jepang. Diharapkan akan bisa menggaet lebih banyak designer, tidak hanya dari Indonesia, tapi juga dari negara-negara lain di mancanegara, yang memiliki visi dan misi yang sama, untuk menghargai diversity, toleransi dan menerima keberagaman menjadi keragaman penuh warna.
Tokyo Muslim Fashion Festival 2024 menawarkan lebih dari sekadar peragaan busana; ini mewakili sebuah standar unik dari modest fashion. Apalagi, modest fashion sudah menjadi salah satu menu utama di panggung mode global. (Sobri)