Perpusnas RI dan Rumah Dunia Hadirkan Inkubator Literasi Pustaka Nasional
Ajak Masyarakat Banten Menulis tentang Budaya Banten
ZETIZENS.ID – Perpusnas RI dan Rumah Dunia menghadirkan acara Inkubator Literasi Pustaka Nasional di Auditorium Rumah Dunia pada Rabu (3/7/2024).
Kegiatan yang digelar pukul 08.00-12.00 WIB dan dihadiri sekitar 100 peserta dari sekolah, kampus, instansi, forum taman baca, dan pegiat literasi se-Banten ini menghadirkan pembicara yakni Duta Baca Indonesia Golagong, Kepala DPK Provinsi Banten Usman Asshiddiqie, Presiden Rumah Dunia Abdul Salam, dan pegiat literasi Rudi Rustiadi.
Sesi talkshow secara panel ini dipandu Edi Wiyono, Pemred Perpusnas Press.
Saat sambutan, Edi Wiyono, Pemimpin Redaksi Perpusnas Press RI mengatakan, kolaborasi kegiatan bersama Rumah Dunia ini sudah empat kali setelah podcast, diskusi ringan dengan Golagong selaku Duta Baca Indonesia, perayaan World Book Day, dan kegiatan ini.
“Dan semoga terus berlanjut. Kali ini mengangkat tema Banten Berbudaya Masyarakat Berdaya yakni dengan menulis dan menghasilkan karya,” jelasnya.
Perpusnas RI kata Edi, ingin intervensi kebijakan dengan kegiatan yang dilakukan. Sehingga pada gilirannya berdampak dan berimpak pada tingkat minat baca yang lebih baik dan berefek pada pembangunan literasi masyarakat.
Inkubator Literasi Pustaka Nasional kata Edi, tahun ini memasuki tahun keempat.
“Berbagai kegiatan kami kebanyakan memang kerja-kerja kolaborasi. Dari Sabang sampai Papua ada beberapa entitas yang memiliki visi dan misi yang sama dengan kami, meliputi komunitas literasi, TBM, dinas, perusahaan, perbankan dan beberapa kampus yang bersinergi dengan kami,” kata dia lagi.
Edi juga bilang, kegiatan ini merupakan tahap awal. Ini adalah one stop innovation yang endingnya para peserta inkubasi ikut mengirim tulisan yang akan diseleksi dan diterbitkan.
“Mudah-mudahan memberikan efek jangka pendek dan panjang dalam hal budaya membaca dan literasi masyarakat. Sesungguhnya kerja literasi adalah kerja kolaborasi,” tegasya.
Tias Tatanka, mewakili Rumah Dunia saat sambutan mengatakan, acara seperti ini sepertinya akan mendongkrak Banten yang sudah terpuruk dengan berita hasil beberapa penelitian atau survei tentang Banten di tempat yang belum tertinggi.
“Kami berharap teman-teman yang hadir bisa mengirimkan naskah untuk antologi tentang budaya Banten ini. Maksud acara ini untuk mengumpulkan naskah yang akan diterbitkan dalam bentuk antologi,” terang istri Golagong ini.
Tias mengaku, memang hanya 15 naskah dengan tema banten berbudaya masyarakat berdaya yang dipilih. Namun siapapun boleh kirim naskah,” tambah Tias. (Hilal)