Peran Gen Z di Berbagai Wilayah, Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia
ZETIZENS.ID – Saat ini, Generasi Muda sangatlah mengkhawatirkan. Semakin canggihnya teknologi dan informasi alih-alih membuat pekerjaan lebih mudah tapi kenyataannya mengakibatkan timbulnya kenyamanan akan teknologi yang pada akhirnya menimbulkan rasa candu dan malas untuk beraktivitas dan berkembang.
Sering kita ketahui bahwa Generasi Z atau disingkat menjadi Gen Z, dan dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai zoomer adalah mereka yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012, kelompok demografis yang menggantikan Generasi Milenial dan sebelum Generasi Alfa.
Para peneliti dan media populer menggunakan pertengahan hingga akhir tahun 1990-an sebagai tahun awal kelahiran dan awal tahun 2010-an sebagai tahun akhir kelahiran Gen Z (Halaman Wikipedia 2013 ).
Dalam hal ini juga membuktikan bahwa Gen Z memungkinkan adanya perbedaan di setiap wilayah atau negara atas pengklasifikasian rentang usia masing-masing generasi, yang menjadi salah satu pertimbangan-nya adalah perkembangan teknologi di setiap negara atau wilayah yang tidak sama, yang akan berpengaruh terhadap pola hidup, mindset, pengalaman, psikologi, dan lain sebagainya pada setiap generasinya.
Generasi Unggul
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
generasi adalah sekalian orang yang kira-kira sama waktu hidupnya; angkatan; turunan; masa orang-orang satu angkatan hidup.
Sedangkan unggul artinya lebih tinggi (pandai, baik, cakap, kuat, awet, dan sebagainya) dari pada yang lain-lain; utama (terbaik, terutama): menang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa generasi unggul adalah masa orang-orang satu angkatan hidup yang lebih tinggi, pandai, baik, cakap, kuat, awet daripada yang lain.
Sebagai generasi unggul, saya akan menceritakan sedikit biografi mengenai saya.
Nama saya adalah Maghfirotulaini, saya berasal dari kota Cilegon, Banten. Ayah dan ibu saya juga berasal dari Kota Cilegon.
Sebagai anak yang terlahir dan dibesarkan di kota Cilegon, erat sekali saya dengan budaya di Kota Cilegon.
Setiap hari saya dengan keluarga maupun tetangga berbicara menggunakan bahasa Jawa.
Budayanya pun kerap dilakukan ketika ada acara pernikahan atau hajatan. Contohnya adalah pencak silat, budaya khas Banten.
Di tempat tinggal saya, pencak silat biasanya ditampilkan pada malam hari setelah atau sebelum acara pernikahan. Bahkan, terkadang mereka menampilkan debus.
Selain itu, pencak silat juga biasanya digunakan untuk mengiringi pengantin laki-laki ke rumah pengantin perempuan atau biasa disebut seserahan. Selain pencak silat, adapun tarian yang berasal dari Banten yaitu tari Rampak Bedug.
Saat acara wisuda SMP, adik kelas saya menampilkan tarian tersebut dengan menggunakan properti bedug yang lumayan besar.
Oleh karena budayanya yang kental dalam keluarga maupun di tempat saya tinggal, saya terbiasa dengan budaya tersebut. (*)
Ditulis oleh Neneng Roiyatul Muawanah, Fitri Novitasari, dan Maghfirotulaini, Zetizens Jurnalistik 2024