Life Style
Yuk! Lawan Dengue di Awal Tahun, Kamu Bisa Cegah dengan Mengakses Vaksin DBD
Tiga tahun berturut, jumlah penderita DBD di Indonesia pada bulan Januari selalu meningkat pesat, apa sebabnya?

ZETIZENS.ID – Selama 3 tahun berturut (2022-2024), jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia pada bulan Januari meningkat pesat, termasuk angka kematiannya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengatakan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia pada tahun 2022 tercatat sebanyak 143.176 kasus DBD dengan 1.236 kematian. Angka tertingginya juga di bulan Januari (awal tahun)
Meski pada 2023 mengalami penurunan sebesar 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun pada bulan Januari, peningkatan angkanya tetap tinggi mencapai 12 ribuan kasus.
“Pada tahun 2023 jumlah kumulatif kasus DBD di Indonesia sebanyak 114.720 kasus dengan 894 kematian,” ujar Imran Pambudi dalam acara gelar wicara #Ayo3mplusvaksinDBD di Jakarta, Kamis (21/3/2024) sore.Disebutkannya kasus terbanyak, kata dia, ditemukan di Jawa Barat sebanyak 19.328 kasus. Adapun kematian terbanyak ditemukan di Jawa Tengah sebanyak 143 kasus.
Dalam acara yang sama di Talkshow #Ayo3mplusVaksinDBD pada Kamis (21/3/2024) di Hotel Raffles Jakarta,
dr. Alvin Saputra, Edukator Kementerian Kesehatan membeberkan alasan mengapa awal musim jumlah kasus meningkat pesat.
“Memang pada perubahan musim yang ekstrem di awal tahun, biasanya musim hujan datang pada akhir dan ke awal tahun yang hal itu dapat menimbulkan banyak genangan di mana-mana. Dari sana sumber masalahnya,” ujarnya.
Meski demikian sumber genangan juga kerap terjadi tak hanya pada musim hujan melainkan juga pada musim kemarau lantaran kurangnya perawatan kebersihan lingkungan.
“Yang paling penting pencegahan DBD adalah 3M; menguras, yaitu rutin menguras tempat penyimpanan air bersih karena nyambung dengue suka tinggal dan berkembang biak di air bersih. Selanjutnya menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang sampah yang menyebabkan genangan. Perhatian ini harapannya akan mengurangi potensi genangan air sebagai tempat tinggal nyamuk,” bebernya tak pernah bosan.
Selain 3M, ia juga menuturkan adanya teknologi wolbachia yang dijalankan pemerintah, meski efektig mengurangi perkembangbiakan nyamuk demam berdarah, bagi manusia ada satu lagi cara pencegahan ke diri sendiri. Apa itu?
“Cara mencegahnya adalah dengan vaksin DBD. Vaksinasi dengue ini memang belum dicover pemerintah, tapi efektif mencegah risiko penyakitnya. Nah, untuk mengakses vaksin DBD kamu bisa datang ke klinik utama atau ke rumah sakit tertentu,” jelasnya lagi.
dr. Ngabila Salama, MKM, Edukator Kementerian Kesehatan mengatakan semua orang di Indonesia berisiko terkena gejala DBD tanpa melihat umur, di mana mereka tinggal, dan gaya hidup. Oleh karena itu, kita harus tetap waspada ancaman dengue, dengan melakukan #3MplusVaksin tadi.
Namun perlu diketahui, vaksin DBD hanya dapat diakses bagi usia 6 sampai 45 tahun.
Gejala DBD pada orang dewasa itu demam tinggi, sakit kepala, pegel otot, jadi kalo ada yang demam di rumah seharusnya dipantau pakai thermometer atau thermogun, jika angkanya di atas 40 derajat periksakan diri. Lakukan juga pemeriksaan darah lengkap yang itu masih bisa dilakukan di Puskesmas untuk bisa mendeteksi dini apakah itu benar penyakit DBD atau bukan,” sarannya.
Ia mengingatkan kembali, setiap dari kita harus cegah penyakit mematikan ini di lingkungan keluarga dan sekitarnya.
Selain 3M, sebaiknya lalukan vaksin DBD yang saat ini dibawa oleh Takeda, perusahaan biofarmasi terkemuka yang berbasis nilai dab berkomitmen untuk memerangi DBD dengan akses yang luas terhadap vaksin serta mendukung kerjasama publik-swasta yang komprehensif untuk mencapai tujuan Indonesia yaitu nol kematian akibat demam berdarah dengue pada tahun 2030.
Kamu udah siap vaksin DBD? (*)