Gen Z Sering Singgung Soal ‘Privilege’, Ini Maknanya
ZETIZENS.ID – Sudah menjadi bahasa yang tak asing di telinga, privilege menjadi kata yang sering terdengar dimana-mana.
Di media sosial misalnya, hal apa pun kadang kala dikaitkan dengan ‘privilege’. Padahal, dalam penerapannya seringkali didapati komentar tentang ‘privilege’ yang tidak nyambung dengan konteks yang sedang dibicarakan.
Untuk itu mari kenali tren kata ini agar tidak salah pengertian dan bisa menggunakan kata tersebut sebagaimana mestinya.
Privilege atau hak istimewa adalah konsep yang sering dibicarakan oleh Generasi Z dalam upaya mereka untuk memahami dan mengatasi ketidaksetaraan dalam masyarakat.
Namun, untuk benar-benar memahami konsep ini, penting untuk menggali lebih dalam tentang apa itu privilege dan bagaimana hal itu memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Privilege merujuk pada setiap keuntungan, kebebasan, atau hak istimewa yang dimiliki seseorang atau kelompok tertentu secara inheren, hanya karena faktor-faktor seperti ras, kelas sosial, gender, atau keturunan.
Hal ini seringkali tidak disadari oleh individu yang mendapatkannya, karena hal itu dianggap sebagai sesuatu yang “normal” atau “standar”.
Generasi Z seringkali menyuarakan kesadaran tentang privilege dan mengajak untuk mengakui perbedaan tersebut sebagai langkah pertama untuk menghargai usaha yang telah dilakukan.
Mereka memahami bahwa keberadaan privilege dapat memengaruhi cara seseorang diperlakukan dalam masyarakat, akses terhadap kesempatan, dan pengalaman hidup secara keseluruhan.
Penting untuk diingat bahwa mengakui privilege bukanlah untuk menyalahkan atau merasa bersalah, tetapi untuk memahami posisi yang lebih menguntungkan yang dimiliki seseorang dalam masyarakat dan menggunakan kesadaran tersebut untuk memperjuangkan keadilan sosial.
Semenjak ada kata ‘privilege’ Gen Z seolah sering mengaitkan keberhasilan seseorang dengan privilege yang dimiliki seseorang.
Misalnya ada seorang wanita cantik yang berada dalam kesuksesan, lantas mereka mengatakan bahwa pencapaian yang di dapatkannya semata-mata karena kecantikan yang dimilikinya.
Padahal mungkin saja seseorang itu berusaha lebih keras dari apa yang kita kira. Selanjutnya, ketika ada seseorang yang miliki pencapaian dan berada dipuncak kesuksesan sering juga dikaitkan dengan privilege keluarga, ekonomi, dan lain sebagainya.
Meskipun mungkin saja benar, namun ada baiknya tak perlu merasa iri dengan orang yang memiliki privilege.
Sebab, rasa iri tersebut menjadikan para kaum muda justru menyalahkan nasib dan tidak segera bergerak untuk memperbaikinya.
Dengan memahami dan mengakui privilege, Generasi Z bertujuan untuk menciptakan kehidupan yang lebih inklusif, adil, dan berempati, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berhasil, tanpa memandang latar belakang atau identitas mereka. (Sarah)