Bakauheni, Gerbang Pulau Sumatera Jalur Laut

ZETIZENS.ID – Setiap kali musim mudik Lebaran, Pelabuhan Bakauheni di Lampung kerap jadi sorotan. Kepoin yuk.
Pelabuhan Bakauheni mulai beroperasi secara resmi pada tahun 1981, dibangun sebagai pengganti Pelabuhan Tanjung Karang dan menjadi bagian dari jalur penyeberangan vital Merak-Bakauheni untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa.
Pembangunannya dimulai sekitar tahun 1970-an oleh Departemen Perhubungan, dengan tahap pertama dermaga selesai pada 1981.
Pembangunan dimulai sekitar tahun 1970, dengan Pelabuhan Srengsem beroperasi sementara.
Dermaga I Pelabuhan Bakauheni rampung dan mulai beroperasi pada tahun 1981, menggantikan Pelabuhan Tanjung Karang.
Bakauheni menjadi gerbang utama penyeberangan antara Jawa (Merak) dan Sumatera (Lampung), melayani angkutan penumpang dan kendaraan.
Lintas Sumatera
Berada di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung dan di ujung selatan dari Jalan Raya Lintas Sumatra, pelabuhan Bakauheni menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa via Selat Sunda.
Jika Pelabuhan Merak berfungsi untuk ekspor – impor ukuran sedang selain untuk penyebrangan antar Pulau Sumatera – Pulau Jawa agak berbeda dengan Pelabuhan ini.
Selain pelabuhan ini ada pelabuhan kedua di Pulau Sumatera bagian Lampung yakni Pelabuhan Panjang yang terdapat juga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) & dermaga khusus Semen pada Pelabuhan Panjang.
Ratusan trip feri penyeberangan dengan 24 buah kapal feri dari beberapa operator berlayar mengarungi Selat Sunda yang menghubungkan Bakauheni dengan Merak di Provinsi Banten, Pulau Jawa.
Feri-feri penyeberangan ini terutama melayani jasa penyeberangan angkutan darat seperti bus antarkota, truk barang maupun kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor.
Rata-rata durasi perjalanan yang diperlukan antara Bakauheni-Merak atau sebaliknya dengan feri ini adalah sekitar 2 jam bahkan lebih saat musim mudik.
Para pengguna tranportasi umum juga dapat menggunakan kapal kecil untuk mempercepat perjalanan. Waktu tempuh dengan kapal ini sekitar 1 jam. Namun, biaya yang dikeluarkan lebih mahal dan kapal hanya tersedia dari pagi hingga sore hari ketika ombak tidak besar. (Zee)







