Risiko Tersembunyi di Jalan yang Terlihat Aman

ZETIZENS.ID – Banyak orang masih beranggapan bahwa kondisi jalan adalah faktor utama penyebab kecelakaan. Kenyataannya, berbagai kejadian di lapangan menunjukkan hal berbeda.
Sebagian besar insiden justru muncul bukan karena jalannya berbahaya, melainkan karena sikap dan kebiasaan pengendara saat di jalan.
Instruktur Safety Riding Honda Banten, Nicko Triandana, mengatakan, kesiapan mental dapat mempengaruhi kondisi kita saat berkendara.
“Keselamatan itu sangat dipengaruhi oleh kesiapan mental dan kebiasaan pengendara, bukan seberapa mulus kondisi jalan yang dilalui,” ujarnya.
Beberapa faktor perilaku yang paling sering menjadi penyebab kecelakaan :
1. Terburu-buru
Saat dikejar waktu, pengendara cenderung kehilangan fokus dan mengambil keputusan secara tergesa-gesa. Seperti tidak menyalakan sein saat belok, menyalip sembarangan, hingga memotong jalur tanpa memperhatikan kendaraan lain.
2. Emosi Saat Berkendara
Saat berkendara dalam kondiri marah atau stres juga dapat memengaruhi cara seseorang bereaksi di jalan. Banyak insiden terjadi karena ego yang terpancing situasi kecil, seperti saat tersalip dan merasa terganggu oleh pengendara lain.
3. Merasa “Sudah Ahli”
Kepercayaan diri yang berlebihan membuat pengendara merasa aman. Padahal, keahlian tidak menjamin keselamatan jika tidak dibarengi kewaspadaan, sikap saling menghargai, dan kesadaran bahwa risiko selalu ada.
4. Mengabaikan Keselamatan Karena Jarak Dekat
Salah satu kebiasaan yang paling sering ditemui adalah banyak pengendara merasa tidak perlu memakai helm atau perlengkapan berkendara karena jarak tempuh yang “hanya dekat”. Padahal, rute yang familiar justru sering memicu kelengahan sehingga meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan.
5. Distraksi Ringan yang Dianggap Sepele
Tidak semua kecelakaan dipicu oleh kesalahan besar. Gangguan kecil seperti membalas pesan masuk, mengganti lagu, atau merapikan barang di dek motor termasuk micro-distract yang sangat berbahaya.
Dalam hitungan satu detik saja, motor bisa melaju belasan meter tanpa kendali dan bisa menjadi potensi terjadinya kecelakaan.
6. Kurangnya Prediksi Bahaya
Banyak pengendara hanya melihat apa yang terlihat aman di depan, seperti, jalan kosong, jalur lurus, atau lalu lintas yang tampak lengang. Padahal berkendara aman adalah kemampuan memprediksi potensi bahaya.
Misalnya, pejalan kaki yang tiba-tiba menyebrang jalan, mobil parkir yang pintunya bisa terbuka, atau motor yang berpindah jalur tanpa sein.
Kecelakaan bukan hanya soal kondisi jalan, tetapi tentang bagaimana pengendara mengelola diri. Karena keselamatan adalah hasil dari kebiasaan yang konsisten, bukan jarak yang ditempuh. Jadi, tetap cari_aman saat berkendara ya Bro Sist. (Hilal)







