Traveling

Islandia, Negeri Tanpa Nyamuk

ZETIZENS.ID – Seru banget kalau tinggal di daerah tanpa nyamuk. Gak keganggu sama dengungan dan gatel setelah digigit. Memang ada ya negeri tanpa nyamuk?

Ada. Islandia. Negeri ini kerap dijuluki sebagai “negeri tanpa nyamuk” padahal sebagian besar wilayah bumi dihuni oleh serangga kecil yang satu ini.

Di Islandia, selama 30 tahun tercatat hanya satu nyamuk ditemukan.Saat ini nyamuk tersebut disimpan di Institut Sejarah Alam Islandia.

Seperti dikutip dari situs Business Insider, Islandia termasuk dalam segelintir negara di dunia yang mengklaim tidak memiliki populasi nyamuk sama sekali.

Satu-satunya nyamuk yang pernah tercatat di negara ini adalah seekor nyamuk yang ditangkap oleh Gisli Mar Gislason, seorang ahli biologi dari University of Iceland, pada 1980-an.

Nyamuk itu ia temukan di dalam kabin pesawat dan kini diawetkan dalam toples berisi alkohol di Icelandic Institute of Natural History.

Teori

Ada dua teori utama mengapa nyamuk tidak mampu berkembang biak di Islandia. Teori pertama, adalah bahwa kondisi iklim Islandia tidak memungkinkan bagi siklus hidup nyamuk untuk berlangsung.

Meski nyamuk diketahui mampu bertahan hidup di suhu dingin seperti di Kutub Utara, cuaca Islandia jauh lebih tidak stabil.

Islandia mengalami tiga siklus pembekuan dan pencairan dalam setahun, membuat air di danau dan kolam dimana tempat larva nyamuk berkembang membeku kembali sebelum nyamuk bisa tumbuh dewasa.

Tanpa periode suhu hangat yang stabil, larva nyamuk tak sempat menetas dan bereproduksi.

Dartmouth ecologist Lauren Culler menjelaskan bahwa di wilayah seperti Greenland, nyamuk berkembang pesat karena danau-danau dangkal mencair lebih cepat saat musim hangat.

Hal ini memungkinkan larva nyamuk berkembang dengan cepat, dan menghindari predator. Namun, Islandia tidak memiliki danau dangkal seperti itu, sehingga tidak menyediakan lingkungan yang cocok bagi nyamuk.

Teori kedua menyebutkan bahwa komposisi air dan tanah Islandia mungkin mengandung zat-zat tertentu yang tidak ramah bagi nyamuk.

Namun teori ini masih belum terbukti secara ilmiah dan masih menjadi spekulasi.

Meski saat ini nyamuk tidak ada di Islandia, ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan iklim dapat mengubah situasi ini.

Bisa Berubah

Dilansir dari laman Motorhome Iceland, dengan suhu rata-rata yang meningkat, musim hangat menjadi lebih lama, dan ini memungkinkan nyamuk bertahan hidup dan menyelesaikan siklus hidupnya.

Bila itu terjadi, Islandia bisa kehilangan statusnya sebagai negara bebas nyamuk, meninggalkan hanya tiga wilayah lain di dunia yang tetap steril: New Caledonia, French Polynesia, dan Seychelles.

Penting dicatat bahwa meski bebas nyamuk, Islandia bukan berarti tidak memiliki serangga pengganggu lainnya. Di kawasan utara, terutama di sekitar Danau Myvatn, (yang dalam bahasa Islandia berarti danau lalat) terdapat dua jenis serangga kecil yang sangat umum yakni midges (Chironomidae) dan black flies (Simuliidae).

Lake midges memang mirip nyamuk, tetapi tidak menggigit. Mereka hanya mengganggu karena jumlahnya yang banyak.

Sebaliknya, black flies menggigit dan menghisap darah manusia serta hewan, menyebabkan gatal dan iritasi.

Kedua jenis serangga ini hanya muncul di musim panas dan terutama ditemukan di sekitar perairan. Maka, bagi wisatawan yang ingin menjelajahi Islandia, terutama ke daerah danau seperti Myvatn, perlindungan terhadap gigitan serangga tetap diperlukan.

Menariknya, karena nyamuk bukan masalah di Islandia, produk anti-nyamuk seperti repelan DEET tidak dijual luas di apotek maupun supermarket setempat. Namun produk penangkal serangga tetap dicari saat musim panas, terutama untuk melawan midges dan black flies.

Jika sudah terlanjur tergigit, krim seperti Mildison (kortikosteroid topikal) dan obat alergi bisa membantu membantu meredakan gatal.

Menimbulkan Pertanyaan

Islandia, negara kepulauan di Atlantik Utara, hingga kini tercatat tidak memiliki spesies nyamuk yang menetap secara alami.

Laman Mongabay.co.id mengulas, hal ini menimbulkan pertanyaan dari kalangan ilmuwan dan masyarakat umum, terutama mengingat bahwa negara-negara tetangganya seperti Greenland dan Norwegia justru memiliki populasi nyamuk aktif, meskipun berada di lintang geografis yang serupa.

Penjelasan mengenai kondisi ini melibatkan sejumlah faktor ilmiah yang saling berkaitan, mulai dari iklim, geografi, hingga karakteristik lingkungan fisik.

Islandia merupakan pulau terpencil yang relatif terisolasi dari daratan besar. Kondisi ini membuat kemungkinan nyamuk bermigrasi secara alami ke wilayah ini sangat kecil.

Tidak seperti serangga lain yang bisa menumpang arus angin atau air laut, nyamuk memiliki mobilitas terbatas dan tidak mampu melakukan perjalanan jauh melintasi lautan.

Antarktika

Selain Islandia, wilayah lain yang diketahui bebas dari nyamuk adalah Antarktika. Namun, berbeda dari Islandia yang berpenghuni, Antarktika merupakan benua tanpa populasi manusia permanen dan memiliki kondisi lingkungan yang jauh lebih ekstrem.

Suhu rata-rata di Antarktika selalu berada di bawah titik beku, dengan kelembapan udara yang sangat rendah serta hampir tidak ada air dalam bentuk cair—semuanya membeku sepanjang tahun.

Kondisi ini membuat Antarktika sepenuhnya tidak dapat mendukung siklus hidup nyamuk. Bahkan serangga yang dapat ditemukan di sana pun sangat terbatas, seperti lalat tungau Antarktika (Belgica antarctica) yang memiliki adaptasi khusus terhadap pembekuan.

Midge Antarktika (Belgica antarctica) yang memiliki adaptasi khusus terhadap pembekuan | Tasteofcrayons (Public Domain)

Di samping itu, beberapa pulau tropis terpencil di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia secara historis pernah tercatat hampir bebas nyamuk, terutama jenis Anopheles yang menjadi vektor malaria. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button