
ZETIZENS.ID – Istilah kalcer belakangan ini semakin sering terdengar di media sosial. Berasal dari kata culture, istilah ini mengalami pergeseran makna di kalangan Gen Z.
Kalcer bukan hanya soal budaya dalam arti luas, tetapi lebih mengarah pada tren, kebiasaan, dan gaya hidup yang menjadi ciri khas anak muda saat ini.
Apa yang Dimaksud Kalcer bagi Gen Z?
Bagi Gen Z, kalcer adalah simbol identitas. Ia mencakup cara berpakaian, pilihan hiburan, tempat berkumpul, hingga bahasa sehari-hari. Kalcer menjadi penanda keterhubungan mereka dalam komunitas yang sama, baik secara langsung maupun di ruang digital.
Contoh Kalcer di Kehidupan Gen Z:
1. Gaya berpakaian hasil perpaduan thrift shop dan streetwear.
2. Nongkrong di kafe dengan konsep aesthetic.
3. Menggunakan istilah populer seperti vibes, healing, atau lowkey.
4. Mengikuti tren konten media sosial yang sedang viral.
Mengapa Kalcer Penting?
Kalcer menjadi sarana bagi Gen Z untuk mengekspresikan diri, membangun citra, dan menunjukkan keberadaan mereka dalam arus tren global. Lebih dari sekadar gaya, kalcer juga menunjukkan bagaimana generasi ini memandang dunia—cepat beradaptasi, kreatif, dan selalu terhubung.
Perkembangan kalcer sendiri tidak lepas dari pengaruh media sosial yang mampu menyebarkan tren hanya dalam hitungan jam. TikTok, Instagram, hingga X (Twitter) menjadi arena utama di mana kalcer lahir, diubah, dan dihidupkan kembali.
Kecepatan ini membuat Gen Z selalu berada dalam siklus pembaruan yang konstan, sehingga rasa ingin tahu dan adaptasi mereka menjadi sangat tinggi.
Namun, di balik sisi seru dan kreatifnya, kalcer juga membawa tantangan. Dorongan untuk selalu mengikuti tren dapat memicu rasa takut ketinggalan (FOMO) dan tekanan untuk selalu tampil “sempurna” di dunia maya.
Di sinilah pentingnya menyikapi kalcer secara bijak menikmati tren yang positif, tanpa kehilangan jati diri. (Irma)