Heartology Gelar Forum Ilmiah CARES 2025: Ajak Masyarakat & Dokter Umum Deteksi Masalah Jantung Lebih Dini

ZETIZENS.ID – Forum ilmiah tahunan bertajuk CARES 2025 (Cardiac & Vascular Excellence Scientific Update) yang digelar Heartology pada Sabtu (3/8/2025) lalu membahas pentingnya USG jantung dalam mendeteksi masalah jantung secara dini.
Dengan teknologi ini, dokter dapat memantau kondisi jantung pasien dengan lebih akurat. Bahkan, para dokter jantung menyarankan agar metode ini dapat digunakan oleh dokter umum untuk dapat meningkatkan aksesibilitas dan deteksi dini masalah jantung di masyarakat.
“Seorang dokter umum bisa memegang POCUS atau USG ke dada dan mendeteksi dini untuk bisa lebih awal mendeteksi masalah jantung dan menyarankan medis yang tepat,” ucap dr. Ridwan Tjahjadi Lembong, CEO Heartology Cardiovascular Hospital saat ditemui di Ballroom Mandarin Oriental Hotel, Jakarta.
Ia mengatakan, jika aksesibilitas USG jantung meningkat, maka hal tersebut nantinya akan bisa mengatasi bahaya penyakit kardiovaskular yang belakangan menjangkiti masyarakat.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah setiap tahunnya. Di Indonesia misalnya, data Kementerian Kesehatan RI tahun 2024 menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular menjadi penyebab lebih dari 651.000 kematian setiap tahun, terdiri dari stroke (331.349 kematian), penyakit jantung koroner (245.343), dan hipertensi dengan komplikasi jantung (50.620).
Sebagai respons terhadap tantangan tersebut, CARES digelar untuk bisa mencapai kemajuan dalam menangani kasus jantung dalam negeri. “Makna CARES ini juga bentuk sumbangsih kami untuk mengembalikan yang terbaik untuk Indonesia, salah satunya di bidang kardiovaskular. Dalam acara ini kita mengundang banyak dokter ahli untuk berbagi ilmu, kita ingin semakin banyak lagi berbagai kalangan yang mengenali gejala jantung lebih awal dan bisa menanganinua dengan tepat dan lenoh baik lagi,” bebernya.
Konferensi ilmiah CARES 2025 mengangkat tema “Heart & Vessel Dialogues: Case Sharing Across Cardiovascular Medicine” dengana menghadirkan serangkaian simposium dan workshop komprehensif.
Berbeda dari tahun sebelumnya, CARES 2025 hadir dengan fokus pembahasan
yang lebih interaktif dan klinis, yaitu membedah studi kasus nyata lintas subspesialis kardiovaskular.
Tidak hanya menghadirkan pemaparan dari para dokter spesialis yang ada di Heartology, CARES tahun ini juga membuka ruang partisipatif melalui kompetisi Abstract Sharing Case yang menjadi platform bagi peserta untuk menyampaikan kasus klinis mereka dan mendiskusikannya bersama para ahli.
Dengan total 300 peserta simposium dan 165 peserta workshop, CARES 2025
mempertemukan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, bedah toraks, general
practitioner, hingga PPDS, untuk memperkuat kolaborasi dan memperluas wawasan bersama dalam menghadapi berbagai tantangan klinis.
“Salah satu tantangan terbesar dalam penanganan penyakit jantung saat ini adalah kesenjangan antara teori dan praktik klinis. Melalui CARES 2025, kami mencoba menjembatani itu bukan hanya lewat sesi simposium dari panelis para dokter spesialis di Heartology tapi juga
dengan memberikan ruang bagi peserta untuk menyampaikan dan mendiskusikan kasus riil dari pengalaman mereka di lapangan.
“Kami juga membuka kesempatan bagi para dokter untuk mengikuti kompetisi abstract karena filosofi kami dalam mengadakan CARES adalah keyakinan bahwa setiap dokter, di mana pun ia berada, punya kontribusi penting dalam meningkatkan standar penanganan kardiovaskular di Indonesia,”jelas dr. Adrianus Kosasih, Sp.JP(K), Ketua Panitia CARES 2025 di acara yang sama.
Dalam acara tersebut, beberapa wawasan yang dibagikan antara lain sesi diskusi kasus dari tiga topik utama: penyakit jantung koroner kompleks, intervensi pada penyakit jantung struktural, dan penanganan penyakit aorta yang rumit. Lewat sesi ini, para peserta diajak menyelami bagaimana pengambilan keputusan klinis dilakukan pada kondisi-kondisi jantung yang sering ditemui di praktik nyata.
Siang harinya, peserta bisa mengikuti workshop yang lebih aplikatif dimana mereka belajar membaca EKG dalam situasi gawat darurat, menggunakan USG sederhana (POCUS) untuk mendeteksi masalah jantung bawaan dan kondisi darurat, serta memahami pemanfaatan
Holter untuk memantau ritme jantung selama 24 jam.
Semua sesi dipandu oleh para dokter spesialis dari Heartology, dan dirancang agar ilmu yang dibagikan bisa langsung diterapkan dalam praktik sehari-hari.
Beberapa dokter mengisi acara ini antara lain Dr. dr. Dafsah Arifa Juzar, Sp.JP(K) – Chairman Heartology Cardiovascular Hospital, Dr.dr Faris Basalamah, Sp.JP(K)– Hospital Director Heartology Cardiovascular Hospital, Dr.dr. Dicky A. Hanafy, Sp.JP(K) – Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh darah, Konsultan Aritmia Heartology Cardiovascular Hospital, dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K) – Dokter Spesialis Penyakit Jantung dan Konsultan Pembuluh
Darah Heartology Cardiovascular Hospital, Cardiovascular Hospital, serta dokter hali kardiologi lainnya.
Sebagai rumah sakit jantung yang ingin menjadi pusat rujukan dan pusat keunggulan layanan kardiovaskular di Indonesia, Heartology melihat pentingnya acara seperti CARES sebagai bentuk kontribusi nyata tidak hanya pada pelayanan pasien, tapi juga dalam membangun tenaga medis Indonesia yang tangguh, kolaboratif, dan update terhadap perkembangan ilmu.
“CARES 2025 ini bukan hanya soal berbagi ilmu, tapi juga membangun cara pikir baru dalam menangani pasien. Karena di dunia kedokteran, kita tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Perubahan besar terjadi ketika kita duduk bersama dan bicara tentang praktik nyata di lapangan,” tutup dr. Ridwan Tjahjadi Lembong. (*)