ZETIZENS.ID – Warga Desa Mogana, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang, mengeluhkan kondisi jalan yang rusak parah yang sudah mereka alami selama hampir 10 tahun. Padahal, Desa Mogana memiliki akses lokasi yang cukup dekat dengan pusat pemerintahan kota.
Berbagai aspirasi dan laporan yang disampaikan oleh masyarakat serta pemerintah desa kepada pemerintah setempat belum mendapat respons yang memadai, sehingga akses warga di Desa Mogana terus terkendala.
Menurut pantauan di lapangan, jalan bebatuan rusak dan berlubang yang mengganggu kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan. Kerusakan jalan ini membentang dari Kadomas hingga Desa Pasir Awi.
Tak sedikit kendaraan yang mengalami kerusakan akibat harus melewati jalan berlubang tersebut.
Hasanudin, Ketua RW setempat, mengonfirmasi bahwa kerusakan jalan ini sudah lama tidak mendapat tindak lanjut dari pemerintah
“Tiap hari harus ekstra hati-hati kalau lewat sini. Jalan nya rusak parah, banyak lubang, jalannya hanya berbatu-batu, dan saat hujan makin sulit karena batu-batunya licin. Harus lebih hati-hati,” ujar Hasanudin.
Pemerintah daerah setempat mengaku sudah menerima laporan dari warga dan berjanji akan segera melakukan perbaikan. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda dimulainya perbaikan.
Warga berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk memperbaiki kondisi jalan demi kenyamanan dan keselamatan bersama.
“Sudah hampir 10 tahun kita tiap hari harus dipaksa melewati akses jalan yang rusak begini. Anak sekolah, pedagang yang berjualan pakai motor, mereka yang berangkat kerja, semua aktivitas sehari-hari terpaksa melewati jalan ini. Sudah sering diupayakan untuk meminta Pemkot memperbaiki jalan, tapi tidak ada respons yang memadai. Ada respons, hanya sebatas janji tanpa tindak lanjut,” kata Diva, salah satu warga Desa Mogana.
Masyarakat Desa Mogana sangat berharap Pemkot Pandeglang segera memperbaiki jalan yang rusak ini, karena jalan tersebut adalah akses penting bagi pemerintahan dan masyarakat, dan menjadi tanggung jawab Pemkot untuk memperbaikinya. (Syam Lesmana)
