ZETIZENS.ID – Keberadaan sound horeg dirasakan banyak orang sangat mengganggu. Alih-alih menghadirkan manfaat, malah menimbulkan banyak mudhorot. Mulai dari bikin telinga tuli, penderita sakit gigi makin parah, nenek kakek jantungan, bayi-bayi jadi cemas, berisik dan bikin gak nyaman, dan seabrek ketidakfaedahan lainnya.
Jadi tidak mengherankan kalau setidaknya 50 pondok pesantren di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mengeluarkan fatwa haram untuk musik horeg—sebuah fenomena yang diklaim sebagai kreasi kesenian lokal berupa sajian musik dengan suara menggelegar yang biasa diadakan di hajatan warga atau karnaval.
Pengasuh Pondok Pesantren Besuk Pasuruan, Muhibbul Aman Aly, berkata fatwa haram ini keluar karena pihaknya menganggap suara horeg mengganggu masyarakat dan menyebabkan kerusakan sejumlah fasilitas umum.
Beberapa warga Pasuruan, seperti Ahmad Zainudin, mendukung fatwa tersebut. Ia menilai kreativitas horeg sudah melampaui batas.
“Di beberapa tempat, ada acara horeg yang sampai harus membongkar fasilitas umum, kan itu mengganggu,” ujarnya.
Polda Jatim (Kepolisian Daerah Jawa Timur) pun memang mengeluarkan larangan terkait penggunaan “sound horeg” atau suara keras yang berlebihan, terutama yang berasal dari kendaraan.
Larangan ini dikeluarkan karena banyaknya keluhan dari masyarakat mengenai dampak negatif dari kebisingan yang ditimbulkan.
Polda Jatim telah resmi mengumumkan larangan ini, dan masyarakat diharapkan untuk mematuhi aturan tersebut untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama.
Polda Jatim melarang penggunaan “sound horeg” atau sistem audio dengan suara keras yang berlebihan.
Larangan ini bertujuan untuk menjaga ketertiban umum dan kenyamanan masyarakat.
Polda Jatim akan menindak tegas pelanggaran terhadap larangan ini.
Larangan ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) dan PCNU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama) Banyuwangi.
Kalau sudah diharamkan dan dilarang gini, masih bandel gak ya para horeg-horeg ini? (Zee)
