Traveling

Pantai Lippo Carita, “Senja yang Mendekatkanmu dengan Tuhan”

ZETIZENS.ID – Perjalanan adalah petualangan yang tak akan pernah terlupakan dimana kita menjelajahi dunia dan menemukan keajaiban yang tersembunyi di setiap sudutnya.

Perjalanan mengajarkan kita untuk
melampaui batas dan mengatasi tantangan dalam setiap langkah perjalanan. Dari perjalanan kita bisa belajar tentang ketahanan diri, keberanian dan kemampuan beradaptasi di lingkungan baru.

Kamis, 31 Agustus 2023

Pagi menjelang siang, jam menunjukkan pukul 10.00 ditengah panasnya Sang mentari. Aku sudah berkumpul bersama teman teman untuk berpetualang menikmati indahnya Pantai Lippo Carita dengan suara ombak yg bergemuruh.

Perjalanan yang sudah kami rencanakan ketika memasuki perkuliahan pasca liburan. Di sela-sela waktu yg tersedia, kami melakukan perjalanan yang sedikit jauh dan asyik.

Walaupun tidak semuanya teman teman kami bisa mengikuti perjalanan ini, tapi kami bahagia.

Tepat pukul 10.30 kami berangkat dengan mengendarai sepeda motor menuju tempat nan indah.

Tempat yang bisa menuangkan rasa lelah serta pelepas penat .sepanjang perjalanan yang begitu sunyi membuat hati tenang. Tak terasa waktu terus berjalan, teriknya matahari semakin terasa di atas kepala kami. Namun, itu semua tidak menjadi kendala kami untuk mengakhiri perjalanan
ini.

Di tengah-tengah perjalanan, kami berhenti terlebih dahulu untuk melaksanakan shalat dzuhur sekaligus beristirahat sejenak. Kami shalat dan beristirahat di mesjid Jami At-Taubah Pasar Kopibaru, Cinangka.

Setelah melewati perjalanan kurang lebih 2 jam kami tiba di Pantai Lippo Carita, Kabupaten Pandeglang. Hawa teriknya matahari yang menyambut kedatangan kami.

Terdapat cerita yang lucu sebelum kami tiba. Awalnya memang kami bertujuan ke Pantai Lippo, tetapi harga masuknya tidak sesuai dengan harga yang kami inginkan. Akhirnya kami masuk melalui pantai yang bersebelahan dengan Pantai Lippo Carita yaitu Pantai Pandan.

Soal harga pun sesuai dengan harga yang kami harapkan, tidak terlalu mahal namun tidak dapat dikatakan murah.

Sehabis melakukan transaksi pembayaran, penjaga pun memberikan kami tiket untuk masuk. Kami pun masuk dan berjalan di pesisir pantai, bergandengan tangan menuju Pantai Lippo dengan suasana hati yang gembira, angin laut yang sudah mulai terasa, gemuruh ombak yang begitu indah didengar serta riuhnya suara keramaian yang ada.

Di Pantai Lippo Carita telah tersedia banana boat, tukang pijit, penjual makanan, sewa tikar, penjual layang-layang dan warung.

Setibanya di sana, kami duduk dibawah pohon yang begitu rindang dengan beralaskan tikar yang kami sewa dengan harga 25.000 untuk menaruh barang-barang yang kami bawa.

Di bawah pohon yang rindang juga tersedia ayunan-ayunan yang dapat kami duduki.

Kami bergantian untuk duduk di atas ayunan agar lebih bisa merasakan sepoy angin laut yang menusuk ke dalam tubuh. Lalu kami memutuskan untuk duduk sebentar, sebelum kami foto-foto dan membuat video.

Setelah puas berfoto-foto dan video, kami duduk lagi untuk bertukar cerita dan mendengarkan cerita sambil menikmati makanan yang tersedia di bawah pohon yang rindang beralaskan tikar.

Cerita yang mengundang tawa seakan semua rasa lelah telah hilang dan lenyap begitu saja ketika merasakan angin laut yang begitu menghipnotis dan alunan gemuruh ombak yang begitu tenang.

Mata kami tiada hentinya tertuju pada ombak yang sedang bergemuruh. Dihiasi suara canda dan tawa serta petikan gitar yang indah.

Ketika hanyut dalam semua itu, adzan asar pun berkumandang.lalu kami shalat di mushola yang tersedia secara bergantian.

Tanpa sadar, sang mentari pun akan tenggelam berganti dengan sang rembulan.

Sebelum rembulan memancarkan sinarnya, kami menyaksikan senja yang memesona, di mana kami dapat melihat dunia dengan mata yang penuh kekaguman dan hati yang terbuka.

Senja yang memancarkan sinarnya dengan kehangatan seakan kami berada dalam peluknya. Dari senja kami belajar mensyukuri betapa indahnya ciptaan Tuhan, sama seperti saat matahari perlahan terbenam, kami belajar untuk melambat, menikmati setiap detik menitnya waktu, dan menghargai keindahan kecil yang sering terlewatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami begitu menikmati keindahan ciptaan tuhan. bahkan keindahan itu yang mendekatkan kami dengan Tuhan. Karena dengan indahnya senja, mengingatkan kami untuk selalu bersyukur, merasakan hangatnya kehidupan dan percaya bahwa setiap masalah dalam hidup itu akan ada jalan keluarnya.

Seperti halnya senja yang muncul namun perlahan menghilang. Saat itu kesedihan, tawa dan canda memenuhi suasana. Sehingga kami pun mengabadikan momen tersebut dan mengumpulkan kenangan yang tak akan pernah terlupakan.

Kebersamaan yang kami buat merupakan bagian dari cerita hari itu.

Tak terasa, waktu menunjukkan pukul 18.00 WIB di mana adzan magrib sudah berkumandang dan senja
sudah mulai lenyap digantikan dengan sinarnya rembulan.

Sebelum pulang, kami melaksanakan sholat magrib terlebih dahulu. Sehabis sholat kami membeli oleh-oleh seperti otak-otak.

Kami pun pulang dan kembali merasakan sunyinya perjalanan. Langit semakin gelap, angin malam semakin terasa. perjalanan yang kami lewati begitu lancar tanpa adanya kendala yang menghalangi.

Alhamdulillah pukul 20.00 WIB kami pun tiba di kosan dengan selamat serta tubuh yang kembali bersemangat. (*)

Feature perjalanan ditulis oleh Aulia Rahadatul ‘Aisyi (221330004). Mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam semester 3 UIN SMH Banten

Hilal Ahmad

Gen Z Enthusiast yang suka menulis apa pun dan bertualang ke mana pun!

Tulisan Terkait

Back to top button