Karya

Aksi Mahasiswa Warnai Penutupan PBAK UIN SMH Banten, Soroti Nepotisme dan Krisis Tata Kelola

ZETIZENS.ID – Penutupan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten yang semestinya menjadi momentum perayaan mahasiswa baru justru berakhir ricuh.

Ratusan mahasiswa turun ke jalan kampus dengan membawa spanduk dan meneriakkan kritik tajam terhadap pimpinan universitas.

Aksi tersebut dipicu kekecewaan mahasiswa atas Sistem kategori uang kuliah tunggal (UKT) yang dinilai asal tembak, dugaan praktik nepotisme, buruknya tata kelola kampus dan adanya dugaan plagiarisme yang dilakukan oleh rektor UIN SMH Banten. Dalam orasinya, mahasiswa menuntut adanya Reformasi Terhadap Sistem Kategori Uang Kuliah Tunggal.

“Sudah seharusnya birokrat kampus hariini untuk berbenah, pengkategorian UKT mahasiswa hariini harus di perketat karena banyak yang secara ekonomi menengah kebawah justru mendapat besaran UKT yang tinggi dan sebaliknya,” ujarnya

Selain itu, mahasiswa menuding jabatan strategis di lingkungan birokrasi UIN SMH Banten banyak diberikan kepada pihak-pihak yang sebelumnya terlibat dalam proses pemilihan rektor. “Ini jelas politik balas budi yang mencederai integritas kampus,” teriak salah satu orator.

Selain dugaan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tidak sesuai kondisi ekonomi mahasiswa, nepotisme, mahasiswa juga menyoroti sejumlah masalah lain, termasuk isu plagiarisme karya ilmiah Rektor terpilih, serta dugaan ketidak netralan panitia pemilihan rektor.

“Munculnya dugaan Plagiarisme yang dilakukan oleh Rektor Terpilih Prof. Dr. Muhammad Ishom M.A, kami menilai persoalann plagiarisme sudah sangat jelas mencoreng Marwah akademis dalam hal ini kami menuntut birokrat kampus untuk segara membuat Tim pansus agar persoalan ini terbukti kebenarannya,” ujar salah satu perwakilan mahasiswa di tengah aksi.

“Kampus ini seharusnya menjadi benteng moral dan intelektual. Tapi hari ini, UIN SMH Banten justru diwarnai praktik transaksional yang merusak marwah akademik,” ujar salah satu perwakilan mahasiswa di tengah aksi.

Aksi yang berlangsung di Gedung Aula utama kampus tersebut membuat acara penutupan PBAK 2025 sempat terhenti. Sejumlah aparat keamanan kampus terlihat berjaga, namun aksi tetap berjalan hingga sore hari.

Pihak rektorat UIN SMH Banten belum memberikan keterangan resmi terkait tuntutan mahasiswa. Kondisi ini menambah sorotan publik terhadap tata kelola perguruan tinggi Islam negeri tersebut.

Peristiwa ini menjadi catatan serius bahwa mahasiswa masih konsisten berperan sebagai pengawal moral dan intelektual di tengah krisis tata kelola kampus. (*)

Dituis oleh Abdul Wahid Kohar, mahasiswa UIN SMH Banten mau naikin berita

Tulisan Terkait

Back to top button