Life Style

Sistem Kerja Empat Hari Finlandia Mencuri Perhatian

ZETIZENS.ID – Finlandia kayaknya gak pernah gagal bikin warganet iri. Kali ini mereka bakal menerapkan sistem kerja empat hari seminggu dan enam jam sehari. Wah merdeka banget ya.

Kebijakan ini sangat gak relate buat warga plus enam dia yang kadang kerja enam hari pun masih ditambah lembur di weekend. Ya kan?

Kebiasaan empat hari kerja yang diusulkan oleh Perdana Menteri Sanna Marin ini ternyata untuk memberikan warga lebih banyak waktu luang. Namun, undang-undang resmi belum ada karena perubahan seperti ini memerlukan program pemerintah yang disepakati melalui negosiasi politik yang lebih luas.

Saat ini, jam kerja standar tetap 40 jam seminggu atau 8 jam sehari.

FYI, aturan tentang waktu kerja fleksibel baru-baru ini diperbarui, memungkinkan karyawan untuk memperpendek atau memperpanjang jam kerja mereka hingga 4 jam per hari, dengan batas total 60 jam yang dapat dihemat.

Perusahaan dan karyawan dapat sepakat untuk mengatur jam kerja fleksibel di luar jam kerja reguler, seperti di malam hari.

Beberapa negara lain seperti Denmark telah menguji coba sistem empat hari kerja dalam seminggu di beberapa komune, meskipun jam kerja total seminggu tetap sama.

Perubahan besar seperti ini memerlukan persetujuan dan negosiasi dalam program pemerintah.

Topik Hangat

Laman Merdeka mengulas, sebelumnya wacana mengenai penerapan empat hari kerja dalam seminggu kini menjadi topik hangat di Jakarta.

Inisiatif ini diusulkan oleh tim transisi yang dipimpin oleh Pramono Anung dan Rano Karno sebagai langkah untuk menghadapi tantangan yang muncul akibat musim penghujan dan kemarau yang mempengaruhi aktivitas masyarakat.

Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas serta mengurangi dampak negatif polusi udara selama musim kemarau.
Tren pengurangan hari kerja sebenarnya telah diterapkan di beberapa negara, seperti Jerman, Belgia, dan Islandia.

Negara-negara tersebut melaporkan hasil yang positif, termasuk peningkatan produktivitas dan keseimbangan kehidupan para pekerjanya.

Jika Jakarta menerapkan sistem yang serupa, ada harapan besar untuk meningkatkan efisiensi kerja dan kualitas hidup masyarakat. Namun, masih ada sejumlah pihak yang meragukan kesiapan infrastruktur, kebijakan pendukung, dan dampak jangka panjang dari perubahan ini.

Keberhasilan penerapan wacana ini sangat bergantung pada bagaimana implementasinya dilakukan serta pelajaran yang dapat diambil dari negara-negara yang telah lebih dulu menerapkan kebijakan serupa.

Seperti sirangkum Merdeka.com dari berbagai sumber pada Kamis (23/1/2025), berikut daftar negara yang sudah menerapkan kebijakan 4 hari kerja dalam sepekan.

Jerman

Jerman sedang menguji kebijakan 4 hari kerja dengan melibatkan 45 perusahaan dalam proyek percontohan selama enam bulan sejak Februari 2024.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan keseimbangan kehidupan kerja di negara yang memiliki rata-rata jam kerja mingguan 34,2 jam, salah satu yang terendah di Eropa.

Sebagian besar pekerja mendukung kebijakan ini, dengan 71 persen menyatakan keinginan untuk beralih ke 4 hari kerja, sementara mayoritas pengusaha menilai hal ini realistis untuk diterapkan.

Belgia

Belgia resmi mengadopsi 4 hari kerja melalui undang-undang pada 2023, memberikan karyawan opsi untuk menyelesaikan jam kerja mingguan dalam 4 hari tanpa kehilangan gaji.

Tujuan kebijakan ini adalah menciptakan fleksibilitas di pasar kerja yang kaku dan mempermudah keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Namun, tantangan muncul karena durasi kerja harian menjadi lebih panjang, yang dianggap melelahkan oleh sebagian pekerja, khususnya di sektor shift.

Islandia

Islandia berhasil mengimplementasikan 4 hari kerja setelah eksperimen besar-besaran yang melibatkan 2.500 pekerja dari berbagai sektor.

Eksperimen ini menunjukkan bahwa produktivitas tetap stabil bahkan meningkat, sementara keseimbangan hidup para pekerja juga membaik.

Keberhasilan ini mendorong banyak sektor di Islandia untuk mengadopsi kebijakan ini secara permanen, menjadikannya sebagai model reformasi kerja global.

Spanyol

Spanyol memulai uji coba 4 hari kerja, khususnya di sektor teknologi, untuk mengatasi tantangan pasca-pandemi. Hasil uji coba menunjukkan peningkatan produktivitas dan kesejahteraan karyawan, menjadikannya salah satu langkah inovasi di dunia kerja Spanyol.

Namun, penerapannya di sektor lain seperti pariwisata dan manufaktur menghadapi tantangan besar karena membutuhkan kehadiran fisik dan jam kerja panjang.

Jepang

Jepang telah menguji kebijakan 4 hari kerja melalui perusahaan besar seperti Microsoft Jepang, yang melaporkan peningkatan produktivitas hingga 40 persen. Kebijakan ini dirancang untuk mengurangi tingkat kelelahan kerja atau “karoshi,” yang menjadi masalah serius di negara tersebut.

Meskipun hasil eksperimen menjanjikan, adopsinya masih terbatas pada perusahaan-perusahaan modern, sementara perusahaan tradisional cenderung mempertahankan budaya kerja panjang.

Uni Emirat Arab (UEA)

UEA menerapkan 4,5 hari kerja secara resmi pada Januari 2022, di mana sektor publik libur mulai Jumat siang hingga Minggu. Kebijakan ini bertujuan menyelaraskan jadwal kerja dengan negara-negara Barat, meningkatkan produktivitas, dan menarik investasi asing.

Meski berhasil di sektor formal, kebijakan ini belum sepenuhnya merata di sektor informal, namun tetap menjadi model baru di kawasan Timur Tengah.

Irlandia

Irlandia telah memulai proyek percontohan kebijakan 4 hari kerja dengan melibatkan berbagai perusahaan yang didukung oleh pemerintah. Program ini dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan keseimbangan kehidupan kerja di sektor formal. Hasil awal menunjukkan dampak positif terhadap kepuasan kerja karyawan, sehingga pemerintah mempertimbangkan penerapan lebih luas.

Selandia Baru

Selandia Baru mencatat keberhasilan kebijakan ini melalui perusahaan seperti Perpetual Guardian, yang melaporkan peningkatan produktivitas dan keseimbangan hidup karyawan. Eksperimen ini menjadi inspirasi untuk memperluas adopsi kebijakan serupa di sektor lain. Dukungan dari masyarakat dan pemerintah semakin memperkuat peluang penerapan 4 hari kerja secara nasional.

Portugal

Portugal mendukung uji coba kebijakan 4 hari kerja sebagai bagian dari strategi reformasi tenaga kerja. Program ini mendapatkan sambutan positif dari karyawan, yang merasa lebih puas dengan waktu kerja yang lebih fleksibel. Namun, tantangan muncul di sektor yang sulit menyesuaikan beban kerja dengan pengurangan hari kerja.

Skotlandia

Skotlandia meluncurkan program percontohan 4 hari kerja yang bertujuan meningkatkan produktivitas nasional dan keseimbangan kehidupan kerja. Eksperimen ini didukung oleh pemerintah dan sektor swasta yang melihat peluang untuk mengurangi tingkat stres dan meningkatkan efisiensi kerja. Meski demikian, kebijakan ini masih dalam tahap awal pengujian di beberapa sektor.

Austria

Austria memberikan fleksibilitas kepada karyawan untuk menyelesaikan jam kerja mingguan dalam 4 hari jika disepakati dengan perusahaan. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan efisiensi kerja tanpa mengurangi produktivitas. Meski belum diterapkan secara luas, pendekatan ini dianggap sebagai langkah positif menuju reformasi kerja yang lebih fleksibel. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button