Ribuan Mahasiswa & Santri Banten Menggelar Aksi Damai Kawal Pemerintah Jokowi Sampai Tuntas
ZETIZENS.ID – Aliansi Mahasiswa & Santri Banten Untuk Indonesia Damai menyatakan sikap mendukung penuh pemerintahan Jokowi Sampai Tuntas. Aksi Damai ini dilaksanakan di Serang Provinsi Banten pada Rabu (28/2/2024).
Pasca pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2024, suara-suara dari berbagai elemen masyarkat terus bergema yang menyerukan pentingnya menjaga perdamaian dan persatuan dalam negeri.
Fikri selaku Koorlap dalam Aksi yang di gelar pada Hari ini mengatakan bahwa jumlah masa aksi pada hari ini berjumlah 1.000 lebih yang terdiri dari mahasiswa & santri yang ada di Provinsi Banten.
Ia mengatakan bahwa pada kesempatan ini mereka mengambil sikap :
1. Menolak Adu Domba Dan Narasi Perpecahan.
2. Wujudkan Indonesia Damai Pasca Pemilu.
3. Mengapresiasi Penyelenggaraan Pemilu 2024.
4. Mengawal Pemerintahan Presiden Jokowi Sampai Tuntas.
“Perdamaian pasca pemilu wajib terlaksana demi terwujudnya cita-cita persatuan bangsa Indonesia,” ujarnya.
Labib selaku santri yang ikut dalam aksi ini mengatakan, perbedaan pandangan politik adalah hal wajar dalam sebuah demokrasi.
“Namun, persatuan dan kesatuan adalah nilai yang harus tetap dijaga, tidak boleh terkoyak oleh polarisasi politik yang mungkin muncul pasca pemilu,” tukasnya.
Selain itu, Yongki selaku mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi ini mengatakan bahwa, pasca pemilu 2024 fokus utama haruslah pada kolaborasi dan kebersamaan.
“Serta mengawal Presiden Jokowi sebagai Kepala Pemerintahan demi terwujudnya pembangunan, persatuan dan kemajuan bangsa. Bukan memperkeruh keadaan dengan menghujani presiden Jokowi dengan kalimat-kalimat tak elok,” kata dia.
Dari sudut pandang semua narasi ini, tergambarlah gambaran yang jelas tentang pentingnya menjaga perdamaian, kesatuan, dan integritas pasca pemilu.
Dengan sikap yang dewasa, komunikasi yang terbuka,diharapkan indonesia dapat melangkah maju sebagai bangsa yang lebih kuat dan bersatu.
Seluruh elemen masyarakat diminta untuk tetap menjaga kerukunan dan tidak terprovokasi oleh perbedaan pandangan politik yang muncul, sehingga demokrasi dapat tetap berjalan dengan baik tanpa mengorbankan persatuan bangsa. (*)