Fajar Bustomi, Sutradara Paling Sering Bekerjasama dengan Member JKT48
ZETIZENS.ID – Dari banyaknya sutradara di Indonesia, Fajar Bustomi ternyata yang paling sering bekerjasama dengan member dan ex member JKT48.
Ini dibuat utas oleh akun X Film Lama Prancis. Yuk simak.
“Jika Ashel beneran terlibat dalam proyek “Dilan 1983″, maka semakin mengokohkan posisi Fajar Bustomi sebagai sutradara yang paling sering bekerjasama dengan member/ex-member dalam produksi film. Mari sedikit menilik rinciannya,” begitu utas pembuka akun ini.
Dalam runutan filmografi-nya, sejauh ini sutradara kelahiran 1982 sudah menggarap 9 produksi yang menggandeng member/ex-member sebagai cast-nya.
Daftar ini termasuk di dalamnya keterlibatan Kathrina Irene di film (masih untitled) yang belum dirilis serta Adzana Shaliha bersama “Dilan 1983” (jika memang si embun pagi betul terlibat).
Sebelum nama Kathrina dan Ashel, terdapat tiga senior mereka yang sudah lebih dulu ada dalam jajaran cast tujuh film garapan salah satu sutradara berlabel “langganan box office” tanah air ini.
Pengalaman perdana sang sutradara berkolaborasi dengan member/ex-member JKT48 dimulai pada 2014.
Tahun itu, dari empat film arahannya terdapat dua judul yang menyertakan nama Stella Cornelia di dalamnya. Stella sendiri merupakan ex-member generasi ke-1 yang lulus pada 2013 silam.
“Nama perempuan 29 tahun itu termasuk dalam daftar pemeran “Remember When” dan “Kukejar Cinta ke Negeri Cina” yang sama-sama disutradarai Fajar Bustomi,” tulis akun ini lagi.
Selepas dua film di atas, Fajar sempat menggarap delapan judul lain sebelum kembali dengan produksi yang bersentuhan dengan JKT48.
Dalam film ke-15 sang sutradara, nama Adhisty Zara yang ketika itu masih berstatus sebagai member dipilih jadi salah satu pemerannya.
Pada kesempatan ini, Zara menjalani debutnya sebagai aktris dalam film berjudul “Dilan 1990” di bawah bendera Max Pictures bersama Falcon Pictures dan dalam pengarahan Fajar Bustomi.
Sebagai catatan, di sini Fajar berbagi kursi sutradara dengan Pidi Baiq yang notabenenya merupakan otak di balik eksisnya Dilan dalam dunia fiksi.
Karakter remaja liar itu lahir melalui novel yang ditulis Pidi Baiq sebelum berlanjut dihidupkan dalam adaptasi audio visual dengan film sebagai medianya.
Setahun setelah Dilan lahir ke layar lebar, tepatnya pada 2019, Fajar kembali berkolaborasi dengan Pidi untuk proses penggarapan sequel “Dilan 1990” berjudul “Dilan 1991”.
Film yang sempat memicu unjuk rasa sejumlah mahasiswa di Makassar karena dianggap tidak memuliakan guru ini hadir tak hanya menggandeng satu member (ketika itu), melainkan dua sekaligus.
“Selain Zara, kali ini nama Shania Gracia turut terlibat memerankan salah satu cameo-nya,” tulis akun ini.
Usai itu, tandem Fajar-Pidi berlanjut ke film ke-3 franchise “Dilan” dengan judul “Milea: Suara Dari Dilan”. Film ini mengisahkan cerita dari dua pendahulunya namun melalui perspektif karakter yang berbeda.
Di sini, Zara masih berperan sebagai Disa seperti pada dua film sebelumnya. Bedanya, pemilik jikoshoukai “selalu berusaha dengan 200% kekuatanku” tak lagi berstatus sebagai member aktif saat film ke-enam-nya ini diluncurkan.
Seolah menemukan kecocokan, Falcon dan Fajar kembali mempercayakan gadis kelahiran 2003 tersebut untuk next project mereka, kali ini bahkan untuk peran yang lebih besar.
Dalam “Mariposa” hasil kerjasama Falcon dan Starvision yang rilis 2020 silam, Zara dipercayakan menjadi pemeran utama wanitanya. Ia dipasangkan bersama Angga Yunanda untuk memimpin jalannya cerita adaptasi Wattpad ini.
Romantisme Fajar-Falcon bersama Zara rupanya tidak berhenti di situ saja, kolaborasi mereka berlanjut dua tahun berselang dalam spin-off “Mariposa” berjudul “12 Cerita Glen Anggara” yang masih bersama Starvision sebagai partner produksinya Falcon.
Masih di tahun yang sama dengan perilisan sempalan “Mariposa” itu, pada saat yang berdekatan Fajar tengah melangsungkan proses produksi film (untitled) lain dengan mengikutsertakan Kathrina sebagai salah satu cast-nya. Sayang, kelanjutan proyek ini hingga sekarang masih abu-abu.
Namun, rupanya itu bukan akhir relasi Falcon-Fajar dan Jeketi, pasalnya, sejak pertengahan Januari silam mulai bertebaran rumor yang mengindikasikan keterlibatan nama Adzana Shaliha dalam film terbaru waralaba andalan Falcon-Fajar.
Kabar itu sendiri semakin menguap ke permukaan beberapa hari belakangan. Meski demikian, terkait keterlibatan Ashel hingga kini belum ada konfirmasi dari sumber yang kredibel, dalam hal ini pihak PH & individu-individu lain yg terlibat.
Pasalnya, Falcon selaku PH dan Pidi Baiq selaku penulis novel serta Fajar Bustomi sebagai sutradara, ketiganya baru sebatas membocorkan rencana penggarapan, belum sampai pada tahap cast announcement.
Dengan demikian, bisa disimpulkan jika validasi kabar terlibatnya Ashel masih belum 100% dapat dipercaya. Untuk hal ini, kita masih harus menunggu official announcement, atau setidaknya bocoran tersirat dari sumber-sumber yang memang secara langsung terlibat di dalamnya.
“Terlepas dari benar atau tidaknya, sebagai penggemar sudah tentu kabar itu jadi sesuatu yang menggembirakan. Besar harapan untuk Mbak-Mbak Grad ini terlibat dan melakoni debut layar lebarnya. Atau, bisa kali, kamu yang nge-spill gitu, Cel. @S_AshelJKT48,” imbuhnya.
“Akhir kata, jika ada kesalahan mohon dikoreksi, dan untuk kekurangannya bisa ditambahkan … dengan kata-kata selayaknya manusia tapi,” pungkasnya.
Utas ini ditanggapi Fajar Bustomi. “Berkarya dengan member2 @officialJKT48 menyenangkan baik2 dan sangaat berbakat. terima kasih untuk semua,” tulis Fajar Bustomi melalui akun X-nya. (Hilal)