Gen Z

Pengantin Remaja: Novel Metropop yang Wajib Dibaca Gen Z

ZETIZENS.ID – Pengantin Remaja adalah sebuah novel karya Ken Terate yang terdiri dari 384 halaman dan diterbitkan pada Juli 2022.

Blurb:
Terbuai oleh cinta, Pipit dengan malu-malu setuju ketika pacarnya yang tampan mengajaknya menikah. Meski masih duduk di bangku SMA, Pipit dengan senang hati meninggalkan sekolah untuk mengejar impian hidup bahagia bersama pria yang dicintainya.

“Cinta adalah urusan hati, bukan usia.” Bukankah ada lagu yang menyebutkan itu?

Pipit yakin Pongky akan merawat dan melindunginya, percaya cinta akan menguatkan mereka. Namun, setelah bulan madu, Pipit mulai meragukannya. Tinggal di rumah mertua yang serba kekurangan dan penuh cercaan, serta harus memikirkan cicilan kompor gas, membuat dunianya berantakan tanpa arah.

Review:
Apakah cinta muda yang menyebabkan kekacauan ini? Apakah menjadi pengantin remaja berarti mimpi Pipit berhenti sampai di sini?

Apa yang menyebabkan pernikahan muda bisa terjadi? Tentu saja, salah satunya adalah pola pikir yang belum matang, yang menganggap pernikahan hanya untuk kesenangan tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.

Konsumsi konten selebgram yang menikah muda dan menyebutnya “menyenangkan” sering diterima mentah-mentah, membuat banyak orang berhalusinasi bahwa pernikahan selalu mewah dan bahagia. Namun, peran orang tua juga penting, seperti keinginan menikahkan anak untuk mengurangi beban finansial atau meningkatkan status sosial keluarga.

Ketika pertama kali membaca judulnya, sebagian pembaca mungkin akan langsung berpikir, “Wah, buku ini pasti penuh dengan kisah cinta yang menggebu-gebu”. Namun, setelah membacanya, pembaca akan jadi sadar bahwa buku ini sangat layak dibaca oleh anak muda, calon orang tua, dan bahkan orang tua sendiri.

Semua konflik yang dihadapi pasangan suami istri, mulai dari stres memikirkan keuangan, perbedaan pendapat, pertengkaran keluarga, tekanan mertua, gosip tetangga, gangguan pihak ketiga, hingga urusan mengasuh anak, akan membuat pembaca menyadari bahwa pernikahan memerlukan perjuangan dan persiapan matang, terutama secara mental.

“Nikah ga cukup modal cinta dan tampang,” itu benar sekali. Bahkan sebelum menikah, kita harus banyak berdiskusi dengan pasangan tentang banyak hal, belajar menyelaraskan pandangan, dan menerima kekurangan masing-masing.

Buku ini merupakan bacaan bagus karena penulis berani mengangkat isu yang masih menjadi masalah di Indonesia dengan cerita yang menarik dan penuh wawasan.

Penggambaran karakternya sangat kuat dan berkesan: Pongky yang suka lepas tanggung jawab, Pipit yang labil, Atin yang santai tapi bijaksana, serta teman-teman Pipit yang suka bergosip tapi juga suka menolong. Semua karakter memiliki keunikan masing-masing.

Dramanya sangat relatable, mulai dari bertengkar lewat balas-balasan status WA hingga ribut karena Pongky bisa main game dan TikTok-an sementara Pipit sibuk mengurus rumah.

Tujuan penulis untuk menyampaikan kepada pembaca bahwa pernikahan dini juga “memerlukan perjuangan di balik kesenangan semata” tersampaikan dengan jelas melalui pemaparan konflik sepanjang cerita.

Banyak pesan yang “jleb” dan sangat menyadarkan yang disampaikan melalui dialog antar tokoh. Pembaca diajak untuk menyadari dan memahami bahwa sikap anak muda masih banyak yang “miris,” sehingga perlu banyak belajar sebelum mengambil keputusan besar. (Fithro)

Tulisan Terkait

Back to top button