7 Jenis Blunder yang Sering Disebut-sebut Oleh Netizen Saat Mendengar Politisi Berdebat
ZETIZENS.ID – Blunder dalam debat adalah kesalahan besar yang dilakukan seseorang selama berdebat, baik secara verbal maupun strategi, yang dapat merusak argumen dan mengurangi kredibilitas mereka di hadapan audiens atau lawan debat.
Blunder ini sering kali terjadi karena kurangnya persiapan, ketidakmampuan mengendalikan emosi, atau penggunaan taktik debat yang salah.
Jenis-jenis Blunder dalam Debat
1. Ad Hominem (Menyerang Pribadi)
Blunder ini terjadi ketika seseorang menyerang karakter atau pribadi lawan debat, alih-alih merespons argumen mereka. Alih-alih fokus pada isu, serangan personal justru membuat perdebatan menjadi tidak produktif dan membuat Anda terlihat kurang profesional.
2. Mengabaikan Fakta
Mengabaikan atau mengabaikan fakta dan data yang relevan adalah salah satu blunder besar dalam debat. Ketika argumen yang disampaikan tidak berdasarkan bukti kuat, lawan debat dapat dengan mudah membongkar dan menunjukkan kelemahan argumen tersebut.
3. Generalisasi Berlebihan
Membuat pernyataan yang terlalu luas atau menyapu, seperti “semua orang”, “tidak pernah”, atau “selalu”, adalah blunder dalam debat. Tanpa bukti yang konkret untuk mendukung klaim tersebut, lawan dapat dengan mudah menggugat generalisasi berlebihan ini.
4. Menginterupsi Lawan
Memotong pembicaraan atau tidak membiarkan lawan menyelesaikan argumennya dapat menjadi blunder yang mengganggu. Ini menunjukkan ketidakmampuan untuk mendengarkan dengan baik, dan audiens mungkin menilai tindakan ini sebagai kurangnya rasa hormat.
5. Menunjukkan Emosi Berlebihan
Ketika perdebatan menjadi terlalu emosional, seseorang bisa kehilangan fokus dan mulai berbicara tanpa logika. Blunder ini biasanya menyebabkan argumen menjadi tidak rasional dan sulit dipahami, sehingga merugikan posisi pembicara.
6. Mengalihkan Topik (Red Herring)
Red herring adalah taktik mengalihkan perhatian dari topik utama perdebatan. Blunder ini dilakukan untuk menghindari pertanyaan sulit, tetapi sering kali terlihat oleh audiens sebagai usaha menghindar atau ketidakmampuan untuk menjawab secara langsung.
7. Menggunakan Jargon yang Berlebihan
Penggunaan istilah teknis atau jargon yang berlebihan dapat menyebabkan audiens kebingungan. Blunder ini terjadi saat pembicara gagal menyampaikan argumen secara sederhana dan jelas, sehingga pesan mereka tidak dapat dipahami oleh audiens. (Sarah)