Edu

Maraknya Penipuan Digital, Mahasiswa KKN Tim II Undip Galakkan Sosialisasi Bagi Ibu PKK Desa Ngenden

ZETIZENS.ID – Kejahatan siber meningkat setiap tahunnya. Permasalahan penipuan digital terus melingkari masyarakat Indonesia. Hal tersebut menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat yang rendah terhadap keamanan data, sehingga kejahatan siber bebas terjadi.

Data APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) mengungkapkan penipuan digital di Indonesia mengalami kenaikan pada tahun 2024 mencapai 32,50% dari 8.720 responden. Angka tersebut jelas mengalami kenaikan yang pesat dari tahun 2023 yang hanya mencapai 10,30%.

“Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kejahatan siber membuka peluang bagi mereka untuk melakukan secara bebas,” tutur Diva.

Kesadaran masyarakat terhadap kejahatan siber menjadi satu masalah besar, seperti pada Ibu PKK di Desa Ngenden, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali yang kurang memahami ancaman digital berupa penipuan.

Maka dari itu, pelaksanaan sosialisasi terkait penipuan digital oleh mahasiswa KKN TIM II Undip, Diva Rizki Saputri guna memberikan pemahaman terkait keamanan siber disertai dengan alur aduan yang dilaksanakan pada Minggu (28/7/24).

“Penipuan digital dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan umumnya banyak terjadi pada ibu-ibu,” jelasnya.

Pelaksanaan sosialisasi terkait penipuan digital yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN TIM II Undip menguak fakta bahwa di Desa Ngenden terdapat ibu PKK yang mengalami penipuan digital dengan berbagai modus yang berbeda.

“Saya tertipu mbak, dengan modus katanya anak saya kecelakaan, jadi saya transfer karena panik,” ujar salah satu ibu PKK Desa Ngenden.

Sosialisasi dilakukan dengan memberikan edukasi terkait langkah aduan yang dapat dilakukan ketika mengalami penipuan dengan semua modus yang berakar pada kemampuan penipu dalam bertutur.

“Nah ibu, kalau sudah mengalami tanda-tanda penipuan, ibu-ibu dapat melaporkan melalui tautan aduan patrolisiber.id yang disediakan oleh Kepolisian Republik Indonesia maupun melalui tautan aduannomor.id yang disediakan oleh Medkominfo,” jelas mahasiswa KKN.

Lebih lanjut, berdasarkan pengalaman yang dibagikan oleh salah satu ibu PKK Desa Ngenden menjadi satu pembelajaran, bahwa ancaman dunia digital dapat merugikan.

“Segala bentuk kejahatan siber khususnya penipuan digital membutuhkan kesadaran dari masyarakat untuk selalu waspada, verifikasi, dan edukasi,” pungkas Diva. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button