Edu

Mahasiswa Kukerta Reguler Kelompok 55 UIN SMH Banten Membuat PAUD Mini di Kampung Perahmatan

ZETIZENS.ID –Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Reguler Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Banten dari Kelompok 55 yang bertugas di Kampung Perahmatan, Desa Cilowong, Kp. Perahmatan, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, mengadakan program kerja berupa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mini sebagai bentuk solusi terhadap minimnya akses pendidikan usia dini.

‎”Saat melakukan survei dan observasi awal sebagai bagian dari proses pemetaan masalah, mahasiswa menemukan fakta bahwa masyarakat di Kampung Perahmatan menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam bidang pendidikan,” jelas Nurul Salsabilla, mahasiswa Kukerta.

‎Salah satu yang paling mencolok adalah tidak adanya fasilitas PAUD atau TK di lingkungan kampung. Hal ini berdampak pada rendahnya kesiapan anak-anak saat memasuki jenjang Sekolah Dasar dan menimalisir angka putus sekolah, baik dari sisi kemampuan kognitif, sosial, maupun emosional.

‎”Mayoritas anak-anak di sini langsung masuk SD tanpa pernah merasakan pendidikan usia dini. Mereka banyak yang belum bisa membaca, menulis, bahkan mengenali huruf dan angka ketika masuk kelas 1 SD,” jelas salah
‎mahasiswa Kukerta dari kelompok 55.

‎Melihat urgensi tersebut, kelompok Kukerta Reguler 55 mengadakan PAUD Mini yang berpusat di posko Kukerta mahasiswi.

Posko tersebut dijadikan tempat belajar sederhana yang ramah anak, dengan alat sederhana yang kita gunakan dan anak-anak bawa.

Kegiatan belajar dilaksanakan dari hari Senin sampai Kamis dengan metode yang  pendekatan “belajar sambil bermain”. Materi yang diajarkan meliputi; pengenalan huruf, angka, warna, bentuk, lagu anak-anak, gerak tubuh, aktivitas mewarnai, dan menggambar serta kegiatan motorik kasar dan halus.

‎Sekitar 10 orang anak usia 3–6 tahun dari Kampung Perahmatan ikut serta dalam program ini, yang juga turut melibatkan para orang tua dalam kegiatan pendampingan anak.

Hal ini menjadi momen edukasi juga bagi para orang tua dalam memahami pentingnya pendidikan usia dini.

‎Kehadiran PAUD Mini ini disambut dengan penuh antusias oleh warga. Banyak orang tua menyampaikan bahwa program ini sangat membantu mereka, terlebih karena mereka belum memiliki kemampuan atau fasilitas untuk memberikan pendidikan prasekolah bagi anak-anak mereka.

‎“Saya sangat senang anak saya bisa ikut belajar di PAUD mini ini. Sekarang dia sudah mulai bisa menyebut huruf dan angka,” ungkap salah satu orang tua.

Meski sifatnya sementara selama masa pelaksanaan Kukerta, program PAUD Mini ini diharapkan dapat menjadi pemicu kesadaran masyarakat dan pemerintah desa agar ke depan bisa menghadirkan lembaga pendidikan anak usia dini permanen di Kampung Perahmatan.

“Kami tahu waktu kami di sini terbatas, tapi kami ingin meninggalkan sesuatu yang berarti. Harapan kami, setelah KUKERTA selesai, masyarakat bersama aparat desa bisa melanjutkan inisiatif ini secara berkelanjutan,” tutur Ketua Kukerta 55.

‎Dengan semangat pengabdian, mahasiswa Kukerta UIN SMH Banten menunjukkan bahwa kepedulian terhadap pendidikan sekecil apapun langkahnya dapat membuka harapan baru bagi masa depan anak-anak bangsa, terutama di daerah yang masih minim akses pendidikan seperti Kampung Perahmatan. (*)

Ditulis oleh ‎Arif & Bila, mahasiswa Kukerta 55 UIN SMH Banten

Tulisan Terkait

Back to top button