Life Style

Kekuatan Wanita dan Kompleksitas Kehidupan dalam Novel Pachinko

ZETIZENS.ID – Mengisahkan tentang cinta, pengorbanan, ambisi, dan kesetiaan, semuanya dibingkai dalam konteks “Pachinko,” sebuah permainan lotre yang dibangun oleh imigran Korea dan sering kali mendapat stigma negatif.

Buku Pachinko, karya Min Jin Lee adalah sebuah novel historical fiction, mengisahkan penjajahan Jepang atas Korea dan kehidupan imigran Korea di Jepang

Cerita dimulai dengan perjalanan imigrasi sepasang suami istri, Sunja dan Baek Isak. Sunja adalah anak dari pemilik pemondokan yang cacat, Honie, sementara Baek Isak adalah seorang pastor berkebangsaan Korea. Mereka pindah ke Jepang dan tinggal di pemondokan milik keluarga Sunja.

Sebelum meninggalkan Korea, Sunja terlibat dalam asmara dengan Hansu, seorang laki-laki yang pernah menolongnya dari gangguan para penggoda di pasar. Pertemuan mereka yang semakin sering membuat Sunja akhirnya mengandung anak dari Hansu.

Di Jepang, kehidupan mereka penuh dengan tantangan dan perjuangan untuk bertahan hidup dalam lingkungan yang penuh diskriminasi dan tekanan sosial.

Narasi dalam buku ini sangat menarik, meskipun tebal, tidak membuat bosan atau mengantuk saat membacanya. Banyak pengetahuan baru yang bisa dapatkan dari buku ini, dan meskipun merupakan karya fiksi, tetap saja menarik.

Cerita dalam buku ini penuh dengan konflik yang beragam dan beberapa di antaranya sensitif serta tragis. Misalnya, adegan penangkapan jemaat gereja yang dituduh menyebarkan aliran sesat, bunuh diri karena krisis identitas, atau orang yang terpaksa bekerja di lingkungan yang diskriminatif dan mengasingkan imigran Korea yang dianggap sebagai minoritas.

Semua momen ini sangat mengharukan, namun disajikan dengan porsi yang pas sehingga tidak terasa berlebihan.

Yang membuat novel ini semakin luar biasa adalah penekanan penulis pada karakter-karakter wanita yang kuat di tengah penderitaan keluarga ini.

Mulai dari Yangjin, Sunja, Kyunghee, Totoyama-san (ibu Haruki), hingga Yumi (ibu Solomon), semua tokoh wanita ini berperan penting dalam ketahanan keluarga yang telah melalui empat generasi.

Secara keseluruhan, buku ini sangat bagus dan bisa membuat pembaca untuk membaca lebih banyak buku sejarah dengan topik serupa.

Jangan kaget jika kalian menemukan banyak karakter dalam buku ini. Berikut terdapat beberapa tokoh yang paling berkesan dan memiliki peran besar dalam cerita:

1.Yangjin: Ibu Sunja yang tegas, pekerja keras, jarang berbicara, pandai memasak, dan berperilaku baik kepada para pemondok.

2.Hoonie: Ayah Sunja yang memiliki temperamen lembut, disukai dan dihormati oleh pedagang di pasar.

3.Sunja: Pendiam, pekerja keras, polos, keras kepala, dan memiliki harga diri yang tinggi.

4.Hansu: Supel, ringan tangan, banyak akal, dan licik.

5.Baek Isak: Religius, bijaksana, temperamen tenang, dan baik hati.

6.Noa: Pintar, bintang kampus, tampan, kepercayaan diri rendah, malu dengan latar belakang keluarganya, dan sangat ingin menjadi orang Jepang.

7.Mozasu: Periang, humoris, dan easygoing.

8.Haruki: Teman masa kecil Mozasu yang setia.

9.Kyunghee: Cantik, lemah lembut, penurut, tetapi ambisinya untuk bekerja ditentang oleh suaminya.

10.Yoseb: Kolot, pekerja keras, sangat mencintai keluarganya.

11.Solomon: Anak Mozasu yang kelakuannya mirip dengan ayahnya, cerdas.

12.Akiko: Pacar Noa saat kuliah, bintang kampus, nyentrik, dan memiliki kemampuan deduksi yang membantu mengungkap jati diri Noa.

13.Hana: Pacar masa kecil Mozasu, benci aturan dan tidak suka diatur, menutup diri, dan memiliki konflik berkepanjangan dengan ibunya.

Melalui kisah ini, pembaca akan dibawa menyelami perjalanan hidup para karakter yang penuh dengan lika-liku dan pengorbanan.

Pachinko tidak hanya menggambarkan perjuangan pribadi, tetapi juga menyajikan gambaran yang mendalam tentang sejarah dan dampak penjajahan serta imigrasi terhadap identitas dan kehidupan masyarakat Korea di Jepang. (Fithro)

Tulisan Terkait

Back to top button