Nur Hudaeri, Solo Traveller Asal Pandeglang yang Sudah Keliling ke Lebih dari 10 Negara
ZETIZENS.ID – Terlahir dari keluarga sederhana dan berasal dari daerah tertinggal, tidak menyurutkan tekadnya untuk mewujudkan mimpi masa kecil bisa menjelajahi dunia.
Dia adalah Nurhudaeri (36), asal Kabupaten Pandeglang. Huda, begitu ia biasa disapa, mengaku sejak kecil sudah punya keinginan besar untuk bisa pergi ke berbagai negara.
“Kedua orang tua guru, bapak meninggal dunia saat gue masih kecil. Dulu itu gue kan suka baca buku, dan ketika pertama kali ada internet itu gue tertarik melihat-lihat berbagai negara. Dari situ gue terinspirasi punya mimpi suatu saat nanti gue bisa keliling dunia,” ujar Huda.
Lebih dari 10 negara telah ia kunjungi, seperti Hongkong, Thailand, Singapura, Malaysia, Turki, Serbia dan lain sebagainya.
“Mostly Asia Tenggara sudah dikunjungi. Sebenarnya gue nggak terlalu berhitung udah berapa kali jalan ke luar negeri, udah berapa negara yang udah didatangi, karena bagi gue rejeki tiap orang itu berbeda. Nanti ketika tau ada orang lain ternyata lebih dari kita, kita jadi merasa minder. Atau khawatir orang lain merasa tersaingi karena kita sering jalan ke luar negeri,” papar pria yang berprofesi sebagai guru seni musik ini.
“Bagi gue, bisa jalan ke luar negeri itu bukan ajang persaingan dan perbandingan dengan siapa pun. Gue sangat menikmati perjalanan mewujudkan mimpi gue ini, walaupun kalau dihitung-hitung pakai matematika manusia rasanya gak mungkin, gue berasal dari keluarga yang sederhana,” papar Huda.
Huda bercerita, sejak kuliah S1 Pendidikan Seni Musik UNJ, dirinya mendapat beasiswa prestasi dari kampus. Selain itu, sambil kuliah ia aktif mencari pekerjaan sampingan menyanyi dan mengajar. Dari situ Huda mulai mengatur keuangan untuk traveling.
“Mulai tahun 2010, Alhamdulillah gue dapat uang beasiswa yang kemudian uang itu gue kumpulin untuk bisa jalan-jalan. Gue juga bukan tipe orang yang suka belanja ini itu, jadi beli sesuatu sesuai kebutuhan aja. Jadi gue bisa pisahin sebagian penghasilan untuk alokasi traveling,” katanya.
Lulusan S2 Pendidikan Seni UPI ini juga mengatakan, setiap orang punya kesempatan untuk bisa menjelajahi dunia. Tidak memandang latar belakang keluarga.
“Buat kalian yang merasa ekonominya kurang, jangan mikir mustahil bisa ke luar negeri. Gue percaya pada kekuatan doa dan afirmasi. Setiap doa yang kita panjatkan pasti dikabulkan Allah, cepat atau lambat,” ujar Huda yang lebih memilih menjadi solo traveller ketimbang traveling rombongan.
Ia mengatakan, jika memiliki tekad kuat ingin bisa mewujudkan mimpi ke luar negeri, selain berdo’a dan melakukan afirmasi positif dalam diri, juga dibarengi ikhtiar, dan memisahkan tabungan khusus jalan-jalan.
“Sering banget terjadi ke gue, misal waktu itu gue pengen ke Turki, gue yakin suatu saat bisa kesampean. Eh tiba-tiba ada promo tiket murah. Jakarta-Turki tiket cuma 3jutaan, itu murah banget mungkin gak bakal ada lagi kali tiket semurah itu. Gue buru-buru beli, karena kan rebutan kalau tiket promo,” ujar Huda.
Menurutnya, mengejar tiket promo juga bisa jadi solusi bisa traveling dengan biaya terjangkau.
“Banyak orang berpikir traveling menghabiskan uang, justru sebenarnya dengan traveling itu membuka wawasan, mindset, memperkuat iman, memperkuat rasa cinta kepada Allah, bertemu dengan banyak orang dan budaya baru dan malah dapat tambahan penghasilan lagi,” paparnya.
Huda bercerita, pengalamannya jalan-jalan ke berbagai tempat ini selalu dipertemukan dengan orang-orang baik yang mempermudah perjalanannya di negeri orang.
Dengan memiliki pengalaman traveling, Huda justru mendapat tambahan penghasilan dengan membantu orang lain yang ingin pergi ke luar negeri, dan dari konten review di YouTube.
Huda juga mengaku, bukan hanya senang jalan ke luar negeri, ia juga senang traveling di dalam negeri. Hanya saja, dengan jalan ke luar negeri, ia menyebut bisa menghadapi tantangan lebih dan kebudayaan yang lebih beragam. Ia tertarik menantang dirinya menghadapi hal-hal baru.
“Di dalam atau di luar negeri dua-duanya suka, di Indonesia juga sudah keliling ke beberapa daerah. Hanya saja, tiket pesawat ke luar negeri itu lebih murah daripada tiket di dalam negeri,” kata Huda.
Huda juga bercerita, setia perjalanan itu sangat berkesan dan setiap tempat memiliki pesona masing-masing. Namun yang palig berkesan saat dirinya berkunjung ke Serbia.
“Mungkin belum banyak orang tahu kalau ke Serbia itu gak perlu Visa, gue kesana juga sebenarnya agak khawatir karena saat itu ada konflik. Tapi Alhamdulillahnya di sana orang-orangnya baik banget, masyarakatnya ramah, gak expect tapi ternyata Allah baik banget bantu gue ketemu orang-orang baik disana. Di Serbia juga biaya akomodasinya murah bahkan lebih murah dari Jakarta,” kenang Huda.
Huda juga mengingatkan, prinsip tabur tuai itu nyata. Jika kita selalu berbuat baik, maka kemana pun kaki melangkah bahkan ke negri yang jauh sekalipun, kita akan ditolong dan dipertemukan dengan orang-orang baik juga.
“Tiap gue inget perjalanan yang udah dilalui, gue selalu takjub. Allah itu selalu mendengar do’a gue. Hal inilah yang membuat gue yakin kalau belajar agama itu bisa juga dengan cara menjelajahi dunia yang Allah ciptakan,” kata dia.
Ke depan, Huda berharap bisa mengunjungi beberapa negara lain seperti Jepang, Eropa, Maroko, dan Nepal. (Zahara)