Mengenal Gempa Megathrust yang Viral Usai Dibicarakan BMKG
ZETIZENS.ID – Potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut ramai menjadi perbincangan publik.
Di sejumlah platform media pun terus menyajikan berbagai dampak yang akan ditimbulkan musibah ini. Namun belum banyak yang mengetahui lebih jauh terkait jenis gempa ini.
Gempa megathrust adalah jenis gempa bumi yang terjadi di zona subduksi, di mana lempeng tektonik yang lebih berat menyelam di bawah lempeng yang lebih ringan.
Jenis gempa ini dikenal sangat berbahaya karena memiliki potensi menghasilkan gempa bumi dengan kekuatan yang sangat besar, biasanya mencapai magnitudo 8,0 atau lebih tinggi, dan dapat memicu tsunami yang dahsyat.
Gempa megathrust terjadi ketika dua lempeng tektonik bertemu di zona subduksi, salah satu jenis batas lempeng yang paling aktif di dunia.
Di zona ini, lempeng samudera yang lebih berat dan padat akan bergerak ke bawah lempeng benua yang lebih ringan.
Proses ini tidak selalu berlangsung mulus—kadang-kadang, tekanan menumpuk selama ratusan atau bahkan ribuan tahun sampai akhirnya dilepaskan dalam bentuk gempa bumi besar yang dikenal sebagai gempa megathrust.
Zona subduksi adalah salah satu wilayah yang paling aktif secara tektonik di dunia dan menjadi tempat lahirnya beberapa gempa paling dahsyat dalam sejarah.
Misalnya, gempa megathrust di lepas pantai Sumatra pada tahun 2004 yang memicu tsunami besar dan menewaskan lebih dari 230.000 orang di beberapa negara.
Ada beberapa alasan mengapa gempa megathrust sangat berbahaya:
1. Magnitudo Tinggi
Gempa megathrust memiliki magnitudo yang sangat tinggi, sering kali melebihi 8,0, yang artinya energi yang dilepaskan sangat besar dan menyebabkan kerusakan yang meluas.
2. Durasi Panjang
Guncangan dari gempa megathrust biasanya berlangsung lebih lama dibandingkan gempa lainnya. Durasi yang lama ini menyebabkan kerusakan yang lebih parah pada bangunan dan infrastruktur.
3. Potensi Tsunami
Salah satu bahaya utama dari gempa megathrust adalah kemampuannya untuk memicu tsunami besar. Saat lempeng tektonik bergerak, sebagian besar dasar laut dapat terangkat atau turun, menyebabkan perpindahan air dalam jumlah besar yang mengarah pada pembentukan gelombang tsunami.
4. Dampak Jangka Panjang
Selain kerusakan langsung, gempa megathrust juga dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang seperti perubahan pada bentuk permukaan bumi, pencairan tanah, dan risiko gempa susulan yang kuat. (Sarah)