Gen Z

Kitama, Dalang Cilik Cucu Kak Seto

ZETIZENS.ID – Siapa bilang generasi muda tak peduli dengan budaya? Ini ada loh dayang cilik usia 9 tahun yang menggeluti dunia perdalangan dan mengoleksi banyak wayang. Namanya Kitama.

Kitama menekuni mimpinya menjadi seorang dalang cilik. Di usianya yang masih muda, Kitama sudah punya koleksi banyak wayang di rumahnya.

Di dalam dunia pewayangan, dalang diartikan sebagai seseorang yang punya keahlian khusus untuk memainkan boneka wayang.

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga sudah bisa belajar menjadi dalang sejak dini. Hal inilah yang dilakukan oleh dalang cilik bernama Kitama.

Ibunda Kitama, Minuk, bercerita Kitama mengenal wayang sejak usianya masih 2 tahun. Saat itu, Kitama mengenal karakter Gatotkaca dari salah satu lagu yang dinyanyikan oleh boneka Si Komo.

Mulai dari situ, Minuk dan suaminya, Thomas, mulai mengenalkan tokoh-tokoh wayang lain kepada Kitama.

Kitama juga banyak belajar soal wayang dari kakeknya, yakni Kak Seto Mulyadi.

“Kami mengenalkan tokoh-tokoh wayang tapi yang betul-betul dasar karena saya juga kurang memahami. Jadi, kami paling kasih tahu nama Gatotkaca, Nakula-Sadewa, hanya dasar-dasarnya yang kami kenalkan,” ujar Minuk kepada DAAI TV, dikutip Jumat (23/6/2023).

Saat Kitama berusia 4 tahun ia pergi ke Malang bersama keluarganya. Saat itu, Kitama bertemu dengan seorang mantan dalang cilik yang memberikan salah satu koleksi wayang kulitnya kepada Kitama.

Mulai dari situlah, Kitama pun semakin mendalami dan menyukai wayang kulit.

Minuk mengaku, sejak kecil Kitama memang sudah menyukai topik yang berhubungan dengan sejarah dan budaya.

Saat Kitama berusia 1,5 tahun, kata Minuk, Kitama sangat menyukai karakter barongsai. Setelah Kitama semakin besar, ia bahkan secara aktif kerap mencari tahu soal latar belakang, jenis, dan cerita-cerita barongsai.

Tidak heran jika Kitama juga sangat mendalami hobinya menjadi dalang, serta mencari tahu banyak cerita wayang.

Kitama juga punya banyak koleksi wayang dupleks dan wayang kulit di rumahnya. Berbagai karakter wayang ini ada yang memang disediakan oleh Minuk dan Thomas, ada juga yang didapatkan Kitama dari orang lain.

Seluruh koleksi dan perlengkapan pentas wayang ini, disimpan dalam sebuah ruangan khusus agar Kitama bisa lebih fokus belajar dan menggambar bersama gurunya.

“Sudah jelas (tokoh wayang) favorit Kitama adalah Gatotkaca. Dia paling mendalami cerita soal Gatotkaca,” kata Minuk.

Kitama awalnya ingin belajar mendalami wayang dari sebuah sanggar seni. Namun, sayangnya sanggar tersebut tutup karena kebijakan di masa pandemi.

Akhirnya, Minuk dan Thomas berkenalan dengan pengajar sanggar tersebut dan memintanya untuk mengajarkan wayang kepada Kitama secara privat.

Pada masa awal belajar, Kitama menghabiskan waktu kursus wayang selama dua jam. Namun, semakin lama Kitama semakin menambah waktu belajarnya hingga 4-5 jam.

“Mulai dari situ kami juga banyak belajar apa yang harus kami siapkan untuk pertunjukkan wayang. Seperti gedebok pisang untuk tusukan wayang, lalu layar kelirnya, musik yang bisa dimainkan, ditambah sendiri apa yang bisa kami siapkan di rumah. Jadi sejauh ini memang intensnya Kitama tidak ke sanggar, tapi justru di rumah,” jelas Minuk.

Minuk melanjutkan, untuk usia Kitama saat ini, dasar-dasar cerita wayang yang ia pelajari dari gurunya tidak lepas dari percintaan dan peperangan.

Untuk itu, Minuk dan Thomas mengambil peran untuk menjelaskan dan mengarahkan pandangan Kitama terhadap cerita tersebut agar persepsinya tidak melenceng.

Mereka juga banyak berdiskusi dengan guru Kitama seputar cerita apa yang sekiranya cocok dibawakan oleh anak seusia Kitama.

“Saat pertunjukkan atau pentas kami harus tetap membantu Kitama memilih cerita yang sesuai dengan usianya yang sekarang. Kami juga berdiskusi dengan gurunya, kalau misalnya nanti dia mau pentas di luar, cerita apa sih yang cocok? Kayak persahabatan yang membawa hal-hal baik untuk anak-anak seusia dia. Jadi nggak harus cerita untuk orang tua aja,” lanjut Minuk.

Selain bermain wayang, saat ini Kitama juga sedang mendalami berlatih bermain musik gendang, bahkan Kitama terlihat mahir memainkan gendang saat sedang pentas wayang.

“Orang tua mana yang nggak bangga (dengan prestasi Kitama). Selama itu positif dan juga membuat kami kagum, sudah pasti kami mendukung sepenuhnya,” tutup Minuk.

Minuk dan Thomas berencana untuk mendaftarkan Kitama ke beberapa lomba dalang cilik di daerah sekitar. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button