Traveling

Menara Banten Lama, Kebanggaan Warga Banten Peninggalan Masa Lalu

ZETIZENS.ID – Keberadaan Menara Banten Lama di Kawasan Peziarahan Banten Lama menjadi ikon legend sekaligus kebanggaan warga Banten.

Sejarah mencatat, Menara Masjid Agung Banten arsiteknya orang Tionghoa yang awalnya berbentuk kotak.

Pada akhir pekan atau momen tertentu, ribuan orang dari berbagai penjuru nusantara hilir mudik mengunjungi Kawasan Wisata Religi Banten Lama, Kota Serang. Bukan hanya saat matahari bersinar tapi juga saat purnama memancar.

Laman TribunBanten.com menyebut, Menara Masjid Agung Banten menjadi daya tarik bagi peziarah untuk berfoto.

Menara Masjid Agung Banten berbentuk segi delapan ini memiliki diameter 10 meter dengan tinggi 23 meter yang dihitung dari dasar hingga ujung mastaka.

Mastaka adalah hiasan atau ornamen berwarna merah yang terletak di ujung atau puncak menara.

Ketua Unit Museum Situs Kepurbakalaan Banten, Siti Rohani, mengatakan bangunan menara segi delapan merujuk pada arah mata angin. Yaitu utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, dan barat laut.

“Dalam buku Anthony Reid berjudul ‘Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680’, menyebutkan Banten sebagai satu di antara negeri di bawah angin,” katanya kepada TribunBanten.com di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama.

Banten sebagai negeri di bawah angin diartikan sebagai negeri yang termasyhur dan besar karena kotanya sudah tertata sedemikian rupa.

Kehidupan rakyatnya makmur dengan segala keahlian dan berbagai bentuk mata pencaharian penduduknya.

Kompleks Masjid Agung Banten didirikan Sultan Maulana Hasanuddin pada 1552-1570.

Menara masjid dibangun pada masa Sultan Maulana Yusuf, putra Sultan Maulana Hasanuddin.

Sultan kedua Kesultanan Banten itu mulai membangun menara pada 1570-an dibantu arsitek Tionghoa bernama Tjek Ban Tjut.

Sultan Maulana Yusuf merupakan sosok yang penting dalam kemajuan Kesultanan Banten. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button