ZETIZENS.ID – Di tengah dinamika geopolitik global, Kantor Otoritas Jasa Keuangan Jabodebek dan Banten (KOJT) menilai stabilitas sektor jasa keuangan di wilayah Jakarta dan Banten tetap terjaga stabil dengan kinerja intermediasi yang kontributif.
Hal ini tercermin juga dari pertumbuhan di masing-masing sektor jasa keuangan di Jakarta dan Banten yang tetap terjaga dengan profil risiko dan likuiditas
yang memadai.
Perkembangan Pasar Modal Regional
Aktivitas investor Pasar Modal mengalami pertumbuhan dari jumlah investor Jakarta yang mengalami pertumbuhan 11,66 persen yoy menjadi 1,56 juta Single Investor Identification (SID) pada Maret 2024.
Selain itu, perkembangan investor Banten
mengalami pertumbuhan 13,16 persen yoy menjadi 757 ribu SID pada Februari 2024.
Adapun nilai transaksi bulanan saham oleh investor di Jakarta mengalami kontraksi sebesar -11,32 persen yoy menjadi senilai Rp142,76 triliun pada bulan Maret 2024, sedangkan nilai transaksi bulanan saham oleh investor di Banten mengalami pertumbuhan sebesar 7,24 persen yoy menjadi senilai Rp14,08 triliun pada Maret 2024.
Perkembangan Sektor Perbankan Regional
Kredit Bank Umum pada Maret 2024 di Jakarta tumbuh 15,83 persen yoy menjadi Rp3,6 triliun, sedangkan kredit/pembiayaan BPR dan BPRS naik 16,11 persen yoy menjadi Rp3,89 triliun pada Maret 2024.
Secara mtm, nilai kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi Bank Umum di Jakarta masing-masing sebesar 4,09 persen, 1,89 persen, dan 1,23 persen.
Sementara itu, penghimpunan dana Bank Umum tumbuh 7,35 persen yoy menjadi Rp4,5 triliun per Maret 2024 sementara penghimpunan dana BPR dan BPRS naik 11,44 persen yoy menjadi Rp4,73 triliun.
Kredit Bank Umum pada Maret 2024 di Banten tumbuh 9,56 persen yoy menjadi
Rp201,81 triliun, sedangkan kredit pembiayaan BPR dan BPRS naik 17,98 persen yoy menjadi Rp6,65 triliun. Secara mtm, kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi di Banten tumbuh masing-masing sebesar -1,87 persen, 2,01 persen, dan 2,03 persen.
Berikutnya, penghimpunan dana Bank Umum di Banten tumbuh sebesar 9,75 persen yoy menjadi Rp275,13 triliun pada Maret 2024 dan penghimpunan dana BPR dan BPRS tumbuh 13,20 persen yoy menjadi Rp5,53 triliun.
Dukungan Bank Umum terhadap pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jakarta melalui kredit tumbuh 4,73 persen yoy menjadi Rp223,80 triliun pada Maret 2024.
Selain itu, kredit UMKM di Banten tumbuh sebesar 8,28 persen yoy menjadi Rp38,80 triliun.
Kemampuan debitur di wilayah Jakarta dan Banten pasca pandemi Covid19 terus
menunjukkan perbaikan. Hal tersebut tercermin dari terus menurunnya jumlah Kredit yang direstrukturisasi, masing-masing turun -15,91 persen yoy menjadi Rp275,30triliun pada Maret 2024 (Jakarta) dan turun 12,88 persen yoy menjadi Rp33,30 triliun pada Maret 2024 (Banten).
OJK menilai bahwa kondisi perbankan Indonesia saat ini memiliki daya tahan yang kuat (resilient) dalam menghadapi dinamika perekonomian dengan didukung oleh tingkat permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai dan manajemen risiko yang baik.
Oleh sebab itu, pada 31 Maret 2024, OJK telah mengakhiri kebijakan stimulus
restrukturisasi kredit Perbankan sebagai dampak COVID-19.
Perkembangan Sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Regional
IKNB di Jakarta tumbuh positif dengan piutang pembiayaan mengalami peningkatan sebesar 10,47 persen yoy dari sebesar Rp84,39 triliun pada Maret 2023 menjadi sebesar Rp93,23 triliun pada Maret 2024.
Pertumbuhan piutang pembiayaan tersebut diiringi oleh peningkatan kualitas pembiayaan dengan non-performing financing (NPF) yang turun menjadi sebesar 3,54 persen dan masih terjaga di bawah threshold sebesar 5 persen.
Sementara itu, perusahaan pembiayaan mencatatkan pertumbuhan piutang
pembiayaan di Banten sebesar 13,37 persen yoy dari sebesar Rp28,72 triliun pada Maret 2023 menjadi sebesar Rp32,56 triliun pada Maret 2024 dengan kualitas pembiayaan atau NPF sebesar 2,51 persen yang masih terjaga di bawah thr
Kinerja fintech peer to peer (P2P) lending di Jakarta berdasarkan data outstanding
pinjaman atau jumlah pinjaman beredar mengalami kontraksi sebesar -0,34 persen yoy, dengan kualitas pinjaman atau TWP 90 (Maret 2024) untuk Jakarta sebesar 3,13 persen.
Sedangkan di Banten, outstanding pinjaman mengalami pertumbuhan sebesar 15,25 persen yoy dengan TWP 90 (Maret 2024) sebesar 2,66 persen.
Jumlah penerima pinjaman yang aktif di Jakarta mengalami penurunan sebesar -7,34 persen yoy dari 2,35 juta entitas pada Maret 2023 menjadi 2,17 juta entitas pada Maret 2024.
Sementara itu, jumlah penerima pinjaman yang aktif di Banten turut mengalami penurunan sebesar -13,30 persen yoy dari 1,47 juta entitas pada Maret 2023 menjadi 1,27 juta entitas pada Maret 2024.
Perkembangan Edukasi dan Pelindungan Konsumen Regional
Dalam rangka meningkatkan tingkat literasi keuangan masyarakat di Jakarta dan Banten, KOJT bersama stakeholders terkait lainnya secara rutin menyelenggarakan kegiatan edukasi keuangan.
Sampai dengan tanggal 31 Maret 2024, KOJT telah melaksanakan 4 kegiatan edukasi keuangan, dimana di sepanjang tahun 2024, KOJT akan melaksanakan 22 kegiatan edukasi yang ditargetkan kepada masyarakat daerah 3T (Terdepan/Terluar/Tertinggal), petani dan nelayan, penyandang disabilitas, pelaku UMKM dan pelajar/santri.
Di sepanjang bulan Maret 2024, KOJT telah melaksanakan kegiatan podcast edukasi keuangan live di Instagram Kantor OJK Jawa Tengah pada tanggal 7 Maret 2024 dan Semarak Ramadhan Nusantara bagi UMKM Kota Cilegon yang bersertifikasi halal pada tanggal 21 Maret 2024.
Selain itu, dalam KOJT juga senantiasa membuka layanan konsumen berupa
penerimaan pengaduan dan pemberian informasi riwayat kredit/pembiayaan secara online maupun offline.
Sampai dengan 31 Maret 2024, KOJT telah menerima 36 layanan pengaduan dan 877 permintaan informasi Debitur.
Perkembangan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD)
Dalam rangka meningkatkan tingkat inklusi keuangan masyarakat di Jakarta dan Banten, KOJT bermitra dengan Pemerintah Daerah melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), di mana seluruh, Kota dan Kabupaten di Jakarta dan Banten telah membentuk TPAKD.
Secara garis besar, terdapat empat program utama yang diimplementasikan oleh masing-masing TPAKD di Jakarta dan Banten, antara lain program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), program pemberdayaan UMKM, Ekosistem Keuangan Inklusif dan Green Economy. (Hilal)