Edu

Tim Pengabdian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Hadirkan Inovasi Tepung Cangkang Kerang

Perempuan Nelayan Kasemen Dapatkan Peluang Ekonomi Baru

ZETIZENS.ID – Di tengah tantangan ekonomi dan lingkungan yang dihadapi masyarakat pesisir, peran perempuan nelayan seringkali terabaikan. Melihat potensi besar yang belum tergali, tim pengabdian dari Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa mengadakan kegiatan “Pemberdayaan Perempuan Nelayan Melalui Inovasi Pembuatan Tepung Cangkang Kerang sebagai Produk Ramah Lingkungan dan Bernilai Ekonomi”.

Upaya pemberdayaan perempuan nelayan di Desa Tanggul Indah terus digalakkan melalui berbagai inovasi berbasis lingkungan dan ekonomi.

Salah satu kegiatan terbarunya adalah pelatihan pembuatan tepung cangkang kerang, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga bernilai ekonomi.

Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari program besar yaitu “Pemberdayaan Perempuan Nelayan Melalui Pelatihan Sabun Organik Eco-Friendly Berbasis Limbah Cangkang Kerang dan Spirulina sp Sebagai Solusi Untuk Sustainable Economic Growth di Desa Tanggul Indah, Kecamatan Kasemen”.

Kegiatan pengabdian ini hadir sebagai solusi inovatif untuk mengatasi limbah cangkang kerang yang selama ini hanya menjadi sampah di pesisir. Melalui pelatihan dan pendampingan, para perempuan nelayan belajar mengolah cangkang kerang menjadi tepung yang nantinya akan dimanfaatkan sebagai pembuatan sabun eco-friendly.

Didukung oleh pendanaan Program Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2025 dari Kementerian Pendidikan, Sains, dan Teknologi melalui skema Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM), kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi limbah cangkang kerang yang melimpah di wilayah pesisir Karangantu.

Ketua Tim Pengabdian, Devi Faustine, menjelaskan bahwa selama ini limbah cangkang kerang di pesisir melimpah namun belum dimanfaatkan secara optimal.

“Melalui pelatihan ini, kami ingin membekali perempuan nelayan dengan keterampilan mengolah limbah tersebut menjadi produk yang memiliki nilai jual,” tuturnya.

Rangkaian kegiatan ini meliputi sosialisasi pentingnya pengelolaan limbah dan pelatihan pembuatan tepung dari cangkang kerang.

Tidak hanya itu, peserta juga dibekali keterampilan manajemen usaha agar mampu mengelola produksi secara mandiri dan berkelanjutan.

“Awalnya kami tidak tahu cangkang kerang bisa diolah. Sekarang, kami sudah bisa membuat tepung dan mengolahnya menjadi sabun,” ungkap Nur, salah satu peserta pelatihan.

Ketua RT setempat pun mengapresiasi program ini. “Kegiatan ini sangat bermanfaat, tidak hanya membantu mengurangi tumpukan limbah kerang, tetapi juga membuka peluang tambahan ekonomi bagi keluarga nelayan. Harapannya, program semacam ini bisa terus berlanjut,” ujarnya.

Keberhasilan program pemberdayaan perempuan nelayan di Desa Tanggul Indah menunjukkan bahwa limbah bukan sekadar sampah, melainkan peluang ekonomi baru.

Melalui inovasi tepung cangkang kerang, para perempuan pesisir tidak hanya memperoleh keterampilan baru dan tambahan penghasilan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari.

Lebih dari itu, program ini melahirkan semangat baru, perempuan nelayan mampu berdiri mandiri, berdaya, dan menjadi motor penggerak ekonomi berkelanjutan.

Dari desa kecil di pesisir Kasemen, lahir inspirasi besar yang diharapkan mampu menyebar ke desa-desa lain, membawa harapan akan masa depan yang lebih baik bagi sekitar. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button