Life Style

Shin Chan, Animasi Laris dengan Manga Terjual Ratusan Juta Kopi

ZETIZENS.ID – Sempat tenar di Indonesia, Crayon Shin Chan menjadi tontonan favorit. Meski sekarang tidak lagi tayang di televisi, Shinchan tetap masih diingat

Seri manga Jepang yang ditulis dan diilustrasikan oleh Yoshito Usui ini tentang petualangan seorang anak berusia lima tahun bernama Shinnosuke “Shin” Nohara beserta orang tua, adik bayinya Himawari, anjing, tetangga, dan teman-temannya dan berlatar di Kasukabe, Prefektur Saitama.

Crayon Shin-chan pertama kali muncul pada tahun 1990 dalam majalah mingguan Jepang berjudul Weekly Manga Action, yang diterbitkan oleh Futabasha. Karena kematian pengarangnya, Yoshito Usui, manga aslinya berakhir pada tanggal 11 September 2009.

Sebuah manga baru dimulai pada musim panas tahun 2010 oleh para anggota dari tim pimpinan Usui, bertajuk New Crayon Shin-chan.

Manga tersebut kemudian diadopsi menjadi sebuah anime, yang tayang mulai tahun 1992 di TV Asahi dan terus berlanjut penayangannya sampai sekarang baik di Jepang maupun puluhan negara lainnya.

Crayon Shin-chan adalah waralaba animasi terlaris ke-24 dan lebih dari 100 juta kopi manga-nya telah terjual di seluruh dunia.

Saitama

Pada umumnya cerita Crayon Shin-chan mengisahkan tentang keseharian dan petualangan Shinnosuke Nohara bersama teman-temannya, keluarganya, anjing peliharaanya (Shiro) dan tetangga sekitarnya.

Kehidupan sehari-hari meliputi di rumah, sekolah maupun kota tempat tinggalnya, Kasukabe, Saitama.

Beberapa tempat utama di Kasukabe yang sering menjadi latar, seperti rumah keluarga Nohara atau teman-teman Shin-chan, taman, TK Futaba/Aksi (sekolah Shin-chan dan kawan-kawan), dan toko serba ada Sato Kokonokado (terinspirasi dari pusat perbelanjaan Ito-Yokado yang asli di Kasukabe).

Dalam beberapa episode atau film Shinnosuke dan keluarganya juga diceritakan berkunjung ke luar negeri, dari Australia, Mesir, Meksiko hingga Spanyol, maupun menjelajahi sejumlah daerah di Jepang.

Tingkah laku Shinchan yang unik dan tidak biasa, seperti gaya bahasanya yang tidak seharusnya diucapkan anak seusianya, kurang memerhatikan situasi, hingga salah dalam pengejaan maupun interaksinya dengan orang-orang sekitarnya menjadi pembawa kelucuan dalam komik atau anime Crayon Shin-chan.

Meskipun umumnya menceritakan kehidupan sehari-hari, beberapa cerita Crayon Shin-chan juga menceritakan hal-hal fiksi murni, seperti perjalanan waktu atau misteri-misteri tertentu.

Setiap komik atau serial animasi Crayon Shin-chan umumnya berisi satu cerita lepas pendek yang tidak berkaitan satu sama lainnya.

Namun, kreatornya juga sempat memasukkan/membuat cerita mengenai beberapa peristiwa penting yang dapat dianggap saling sambung-menyambung.

Seperti tentang bagaimana kelahiran Himawari, kemunculan Ai sebagai murid baru di TK Shin-chan dan kawan-kawan, romansa antara Bu Guru Matsuzaka dan dokter tulang Tokurou Gyouda, meledaknya rumah keluarga Nohara dan pindahnya mereka ke Apartemen Matazure untuk sementara, pernikahan Semashi Nohara, dan rencana keluarga Nohara membeli mobil baru.

Seiring perubahan zaman, unsur-unsur budaya modern seperti penggunaan telepon pintar juga dimasukkan dalam cerita serial ini

Kultur

Cerita Crayon Shin-chan banyak memasukkan aspek kultur dan kehidupan masyarakat Jepang, kekeluargaan, komedi, sarkasme, hingga seksualitas.

Hal ini membuat serial ini menjadi seakan memiliki dua sisi. Di satu sisi, tiga aspek pertama membuat ceritanya mudah diterima masyarakat Asia karena kesamaan aspek budaya.

Sedangkan dua aspek terakhir inilah yang sering membawa Crayon Shin-chan ke dalam kontroversi, yang nampak dari perilaku maupun ucapan karakter Shinnosuke yang dapat dianggap di luar batas kepantasan.

Salah satunya adalah perilaku ikoniknya yang sering menunjukkan bokong, yang disebut “buri-buri”.

Krayon

Kata “krayon” (crayon) “Crayon Shin-chan” merefleksikan ceritanya yang dibuat dengan karakter utama anak-anak yang duduk di taman kanak-kanak.

“Shin” merupakan nama panggilan, disingkat dari nama “Shinnosuke”, dan “-chan” merupakan salah satu gelar kehormatan Jepang untuk anak.

Namun, dalam terjemahan Indonesia, kata “Shin-chan” sering digabung, sehingga menjadi “Shinchan”.

Bahkan dalam dubbing Shinnosuke pun dipanggil (baik oleh orang yang lebih tua atau teman sebayanya) dengan nama gabungan tersebut, meskipun dalam versi aslinya dapat berbeda-beda menurut penutur.

Hal yang sama tidak terjadi pada karakter lainnya, misalnya karakter Kazama-kun diterjemahkan sebagai “Kazao” dan Bo-chan ditulis hanya “Bo” saja. Adapun dalam komik terjemahan nama Shinnosuke juga sempat ditulis “Crayon”.

Crayon Shin Chan pertama kali rilis pada 1990 sebagai manga. Kemudian pada 1992 Shin Chan diadaptasi menjadi anime atau serial kartun. Terhitung hingga saat ini Shin Chan sudah memasuki usia ke-27 tahun.

Kartun Shin Chan tidak hanya diputar di Jepang saja, melainkan di 20 negara lain, termasuk Indonesia.

Dulu Shin Chan sangat populer bersama kartun-kartun lain di Indonesia pada era 90-an.

Hingga saat ini, Shin Chan masih menjadi salah satu kartun yang hits dan fenomenal di Indonesia.

Film

Shin Chan tidak hanya dibuat serial, tetapi juga film. Film pertama Shin Chan dirilis pada 1993 dengan judul Crayon Shin-chan: Action Mask vs. Leotard Devil. Hampir setiap tahun Crayon Shin Chan selalu mengeluarkan film-film terbaru.

Crayon Shin Chan mengisahkan kehidupan sehari-hari anak kecil bernama Shinnosuke Nohara yang akrab dipanggil Shin Chan.

Shin Chan tinggal bersama ayah (Hiroshi Nohara), ibu (Misae Nohara), dan adiknya (Himawari Nohara).

Shin Chan merupakan bocah kecil, murid TK yang masih berusia 5 tahun.Meskipun dirinya masih kecil, Shin Chan dikenal sebagai bocah nakal.

Segala macam tingkahnya seperti orang dewasa dan selalu membuat jengkel orang lain.

Kenakalan Shin Chan bahkan membuat kartun ini sempat menuai kontroversi saat ditayangkan di layar televisi Indonesia.

Masyarakat takut kalau banyak anak kecil yang akan meniru tingkah nakal Shin Chan. (Hilal)

Hilal Ahmad

Gen Z Enthusiast yang suka menulis apa pun dan bertualang ke mana pun!

Tulisan Terkait

Back to top button