Life Style

Apa Itu Otrovert? Kepribadian Seperti Apa Lagi Ini?

ZETIZENS.ID – Selama ini kita hanya tahu introvert dan ekstrovert. Tapi ternyata muncul lagi otrovert. Apa lagi ini? Cari tahu yuk.

Kepribadian “Otrovert” yang diperkenalkan oleh dr. Rami Kaminski. Kepribadian ini dianggap sebagai perpaduan antara introvert dan ekstrovert, di mana seseorang merasa tidak memiliki keterikatan dengan kelompok mana pun.

Orang otrovert dapat berinteraksi dengan banyak orang, namun merasa tidak memiliki “kelompok” sendiri dan cenderung berpikir di luar kebiasaan.

Kreator Bunga Oktaviani yang menulis di Kompasiana membahas, selama ini memang banyak orang berpikir kepribadian manusia cuma bisa dibagi jadi dua: mereka yang lebih suka menyendiri (introvert), dan mereka yang senang keramaian (ekstrovert).

Kenyataannya, tidak semua orang merasa pas masuk ke dua kategori itu. Di antara dua kubu ini, yakni penikmat kesendirian dan pencinta sosial, ternyata ada wilayah abu-abu. Dan seorang psikiater menyebut kelompok ini sebagai “otrovert”.

Secara singkat, otrovert adalah campuran dari introvert dan ekstrovert. Mereka bisa berinteraksi dengan banyak orang, tapi tetap merasa tidak punya “kelompok” atau “tribe” sendiri.

“Otrovert itu sangat ramah dan mampu menjalin koneksi yang dalam dengan orang lain,” ujar dr. Kaminski, dikutip dari The Telegraph.”

Perbedaannya hanya terletak pada relasi mereka terhadap kelompok: mereka tidak merasa punya identitas kolektif atau tradisi bersama.

“Sejak dini, otrovert sadar kalau mereka merasa seperti orang luar di mana pun berada. Padahal, mereka seringkali populer dan diterima di banyak kelompok,” jelasnya.

Tapi justru perbedaan itu yang bikin otrovert bisa merasa tidak nyaman secara emosional dan seringkali disalahpahami.

Penyesuaian

Otrovert bisa merasa berat saat berusaha “menyesuaikan diri” dengan dunia di sekitar mereka. Tapi jadi otrovert bukan berarti kamu ditakdirkan jadi orang aneh yang merasa tidak punya tempat di dunia.

Faktanya, dalam konteks hubungan personal, otrovert justru bisa membangun koneksi yang lebih kuat dan bermakna dengan orang-orang terdekat mereka.

“Seorang otrovert akan kesulitan berada dalam sebuah kelompok, bahkan kalau kelompok itu terdiri dari orang-orang yang mereka sukai,” kata dr. Kaminski.

FYI, dr. Kaminski percaya bahwa orang otrovert punya potensi besar jadi pemikir bebas yang lebih mandiri dan imajinatif dibanding introvert atau ekstrovert.

Otrovert nggak terlalu peduli sama siapa yang mereka harus “kagumi” atau soal takut ditolak. Justru karena mereka tidak punya beban itu, otrovert sering banget berkembang secara kreatif.

Seluruh pengamatan dr. Kaminski ini dituangkan dalam buku soal kepribadian berjudul The Gift of Not Belonging: How Outsiders Thrive in a World of Joiners. Buku ini mendorong para otrovert untuk merangkul keunikan mereka sepenuhnya. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button