Di Antara Dua Dunia

ZETIZENS.ID – Salma adalah anak kedua dalam keluarganya. Kakaknya, Rony, adalah sosok yang diidolakan banyak orang, dia cerdas, berprestasi, dan selalu jadi kebanggaan orang tua.
Adiknya, Nabila adalah si bungsu yang selalu dimanja dan mendapat perhatian lebih. Sementara Salma? Ia merasa berada di antara dua dunia yang tidak sepenuhnya memihak padanya.
Sejak kecil salma terbiasa mandiri, orang tua mereka sibuk bekerja, dan perhatian mereka lebih banyak tercurah pada pencapaian kakaknya serta kebutuhan adiknya.
Salma tidak pernah merasa diabaikan, tetapi ia juga tidak merasa diistimewakan. Ia belajar untuk tidak terlalu berharap dan menyelesaikan segalanya sendiri.
Di sekolah, Salma bukan anak yang menonjol seperti Rony, tetapi juga bukan anak yang selalu mendapat perhatian seperti Nabila, ia pandai tetapi bukan yang terbaik di kelas.
Ia berbakat dalam bernyanyi tetapi orang tuanya lebih sering membicarakan prestasi akademik kakaknya. Lambat laun, Salma mulai berpikir bahwa apa pun yang ia lakukan tidak ada artinya di depan keluarganya.
Namun, suatu hari sesuatu mengubah pandangannya. Sekolah mengadakan lomba seni, dan seorang guru mengajukan Salma untuk ikut serta. “Kamu punya bakat, Sal, tunjukkan pada dunia,” kata gurunya.
Dengan ragu, Salma akhirnya berlatih bernyanyi dengan serius yang selama ini hanya ia pendam. Ia bernyanyi tentang perasaan menjadi anak tengah, sebuah sosok yang berdiri di antara dua cahaya, sering kali tak terlihat, tetapi tetap memiliki sinarnya sendiri.
Tanpa diduga, lagu yang Salma nyanyikan dapat menaklukkan hati paea juri sehingga Salma memenangkan perlombaan ini.
Ia bahkan mendapat kesempatan untuk bernyanyi di panggung besar. Saat orang tuanya mendengar suara Salma untuk pertama kali, mereka terdiam.
“Ini luar biasa, Salma,” ucap ibunya dengan mata berkaca-kaca. “Kami tidak pernah tahu kamu punya bakat seperti ini. Kami bangga padamu.”
Untuk pertama kalinya, Salma merasa dihargai bukan karena ia harus menjadi seperti Rony atau karena ia harus meminta perhatian seperti Nabila.
Ia menyadari bahwa meskipun ia adalah anak kedua, ia memiliki jalannya sendiri untuk bersinar. Dan sejak saat itu, Salma tidak lagi merasa berada di antara dua dunia, karena ia telah menemukan dunianya sendiri. (*)
Ditulis oleh Rina, Zetizens Jurnalistik 2025